Malam memeluk,
angin menggetarkan jiwa,
aku menangis di dunia imajiku.Perasaan yang tidak tersampaikan,
kamu yang angsur-angsur buram,
katakan, aku di mana? Bagaimana?Pedulimu terevaporasi,
duniaku sebatas halusinasi,
sesak dijejal hingga hilang ruang berpikir.Batinku penuh histeria,
cukup sampai situ,
perih darimu mencapai tahap krusial.Aku masih sibuk sendiri,
mempertahankan warasku dari pudar,
mencoba ingat-ingat cara melupakanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #2: Lintang | ✔
PoesiaHighest rank #1 poetry (12/10/2023) #1 diksi (12/01/2023) #1 words (08/03/2023) #1 antologi (22/06/2023) #1 puisiindonesia (12/01/2023) #1 wattpadpoetry (07/01/2023) #1 pecintasastra (07/01/2023) #2 syair (12/01/2023) #2 sastraindonesia (12/01/2023)...