Telaga di wajahku menyusuri punggungmu yang kini bergetar. Kamu tergelak.
Faktanya, karena dia, bukan karena aku.
Sukma menyemai kecewa. Ya, perjalanannya berakhir semu.Aku memberi ketika kamu hanya menerima.
Aku mencintai kamu, yang mencintai kembali lebih dari apa yang aku lakukan.
Sayangnya, yang dicintai sama sekali
bukan aku.
Sejenak saat aku rehat, aku sempat berpikir kita ini tanpa makna.
Hingga aku tau, kamu lebih dari sekedar memori. Kamu segalanya.Waktu yang mengawalku melewati masa.
Waktu berlalu begitu lambat, menyakitkan.
Ini saatnya aku lebih menghargai kita. Sekalipun ditemani rasa sakit.Tidak memiliki siapapun, aku tegar berdikari.
"Mari berteman."
– siapa sangka yang kuajak bicara ialah luka.
"Peluk aku."
– yang di dalam sana sendirilah yang
meminta dekap dari hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #2: Lintang | ✔
PoetryHighest rank #1 poetry (12/10/2023) #1 diksi (12/01/2023) #1 words (08/03/2023) #1 antologi (22/06/2023) #1 puisiindonesia (12/01/2023) #1 wattpadpoetry (07/01/2023) #1 pecintasastra (07/01/2023) #2 syair (12/01/2023) #2 sastraindonesia (12/01/2023)...