Hari 28, Seperti Tiada Hari Esok

176 79 68
                                    

Dia, kosa kata yang aku tak pernah lewatkan dalam doa.
Naas, aku harus melanjutkan cinta dengan kecewa.
Mengunci seluruh emosi, aku sendiri ketakutan.
Tanpa alasan, mengaung meneriakkan luka yang tidak pasti didengarkan.

Setelah lama menangis, aku jadi terpikir.
Apa yang kutakutkan? Cinta? Kehilangan?
Tangis ini untuk siapa? Aku? Dia?

Tidak penting lagi untuk sekarang.
Hadirmu, kisah kita, semuanya.
Apapun bisa jadi masa bodo pada waktunya, 'kan?

Hari melesat secepat mungkin,
aku sama sekali belum mengerti.
Kemarin sering berada di dekapmu,
sekarang jadi satu-satunya hal yang kurindukan.
Waktu mempermainkanku,
mencintai seperti tidak ada hari esok,
kehilangan dengan mudah keesokan harinya.

Dia sudah jadi laluku,
tak tahu siapa masa depanku.

KLM #2: Lintang | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang