Kau ramu aku sesuai dengan dirimu,
hingga aku mengikat diriku padamu yang menarik ke arah sebaliknya.
Aku coba untuk melawan diri, kau mengusik dengan harapan.
Segenap jiwa yang hanya untukmu, kau buang bahkan kau bagi untuk orang lain.Kata kau, "tak berarti lagi."
Diracuni perkataan, tingkah laku, dan pikiranku, yang aku lakukan selama ini tidak lain tidak bukan adalah sebuah idiosi.
Kata kau, "salahmu sendiri."
Tentu. Kuterima demikian.
Bahkan kau yang datang dan pergi suka-suka sudah kuwajari dari dahulu, kalau kuboleh bersuara.Andai kau masih sendiri, kini tak aku lepaskan diriku ke jurang ketakutan yang aku gali sendiri.
Jatuh, sendiri, hilang – hingga akhir waktu raga bertuai rasa; tak pernah tahu apa ceritanya.(Anggap saja aku ditelan gelap ini demi kisah kau dan aku. Ya, bukan kisah kita.)
______________________________________________
Idiosi: kebodohan
Haihai!
Lintang sudah mau part akhir loh, bagaimana menurut kalian?
Semoga menginspirasi dan tidak bosan dengan temanya yang 'lumayan seragam'.
Terima kasih dukungannya sejauh ini.
Tetap baca, vote, dan komen – share juga ke teman dunia oranye yang suka puisi!Nantikan puisi Lintang selanjutnya! >//o//<
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #2: Lintang | ✔
PoezieHighest rank #1 poetry (12/10/2023) #1 diksi (12/01/2023) #1 words (08/03/2023) #1 antologi (22/06/2023) #1 puisiindonesia (12/01/2023) #1 wattpadpoetry (07/01/2023) #1 pecintasastra (07/01/2023) #2 syair (12/01/2023) #2 sastraindonesia (12/01/2023)...