Hari bergulir menjadi minggu.
Bagiku, bahkan abad tidak ada pentingnya.
Menghalau silau yang netra petakkan,
hati tidak bisa melawan tujuan ia melihat.Tidak dengan satu-dua kali,
tapi mungkin setiap hari,
seorang yang tidak mengenal apa yang ia rasakan akhirnya belajar melalui rayuan.[Percuma lari]
Diri ini penasaran sekali.
Tidak mau mati ingin tau,
aku menginginkan hubungan lebih dari yang aku dan kamu miliki kini. Aku ingin lebih![Entahlah]
Tidak ada yang mengerti.
Jatuh cinta bisa seacak itu.Terimalah aku: yang ingin menghapus aku-kamu biar menjelma kita.
Semoga kamu mau kusebut begini:
"Tuan Rayuan dan Senyuman Maut"
Titel ini mungkin akan jadi jenaka saat kamu yang mengenakan lencananya.
Setidaknya hanya aku yang akan memanggil kamu begitu, bukan?[Lucu]
Kita bisa jadi serasi
dan aku doakan hal itu
segera.Haihai!
Kembali lagi bersama Lintang.
Part ini kayaknya agak garing atau perasaanku aja? Ini beneran sesederhana dan segombal itu :D
Apapun itu, makasih readers setia Lintang!
Jangan lupa untuk selalu vote, komen, dan share kumpulan puisi ini biar aku semangat yaSelamat menunggu edisi Lintang besok!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
KLM #2: Lintang | ✔
PoetryHighest rank #1 poetry (12/10/2023) #1 diksi (12/01/2023) #1 words (08/03/2023) #1 antologi (22/06/2023) #1 puisiindonesia (12/01/2023) #1 wattpadpoetry (07/01/2023) #1 pecintasastra (07/01/2023) #2 syair (12/01/2023) #2 sastraindonesia (12/01/2023)...