Hari 21, Kamu Si Perayu Ulung

169 71 77
                                    

Hari bergulir menjadi minggu.
Bagiku, bahkan abad tidak ada pentingnya.
Menghalau silau yang netra petakkan,
hati tidak bisa melawan tujuan ia melihat.

Tidak dengan satu-dua kali,
tapi mungkin setiap hari,
seorang yang tidak mengenal apa yang ia rasakan akhirnya belajar melalui rayuan.

[Percuma lari]
Diri ini penasaran sekali.
Tidak mau mati ingin tau,
aku menginginkan hubungan lebih dari yang aku dan kamu miliki kini. Aku ingin lebih!

[Entahlah]
Tidak ada yang mengerti.
Jatuh cinta bisa seacak itu.

Terimalah aku: yang ingin menghapus aku-kamu biar menjelma kita.

Semoga kamu mau kusebut begini:
"Tuan Rayuan dan Senyuman Maut"
Titel ini mungkin akan jadi jenaka saat kamu yang mengenakan lencananya.
Setidaknya hanya aku yang akan memanggil kamu begitu, bukan?

[Lucu]
Kita bisa jadi serasi
dan aku doakan hal itu
segera.

Haihai!
Kembali lagi bersama Lintang.
Part ini kayaknya agak garing atau perasaanku aja? Ini beneran sesederhana dan segombal itu :D
Apapun itu, makasih readers setia Lintang!
Jangan lupa untuk selalu vote, komen, dan share kumpulan puisi ini biar aku semangat ya

Selamat menunggu edisi Lintang besok!^^

KLM #2: Lintang | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang