02. Balita

1.4K 95 0
                                    


Sulit rasanya menerima kenyataan bahwa impian di depan pelupuk mata hancur seketika hanya karena omong kosong yg sulit di cerna akal sehat.
Impian untuk menjadi seorang sarjana yg sukses menyongsong masa depan di kota besar, kini hanya tinggal angan- angan hampa.
Beberapa tetes air mata begitu saja lolos dari netra indah seorang pemuda yg kini resmi menyandang status suami dari seorang wanita dewasa yg tahun ini genap berusia 30.

"heh, tidak usah berlebihan.. kau pikir aku sudi menjadi istrimu!!!"
Untuk pertama kalinya Jungkook melihat Ji Eun bersikap kasar.
Ji Eun memukul kepalanya hingga membuat kepalanya nyaris saja membentur tembok di samping jendela, tempat dia berdiri melamunkan nasibnya sekarang.

Jungkook bergegas mengusap pipi tembamnya yg basah dan membalikkan tubuhnya untuk menghadap Ji Eun.
"maaf, nyonya"
Ucapnya dengan lirih.

"Aahrrkk!!! dasar desa primitif brengsek!!!"
Entah sadar atau tidak, Ji Eun telah membanting sebuah vas bunga di hadapan Jungkook.
"bagaimana mungkin mereka membuatku menikah dengan seorang bocah kampungan yg baru saja lulus SMA.. apa mereka ingin membuatku terlihat seperti pedofil!!! Hah!!!"
Lagi lagi Ji Eun membanting hiasan piring keramik yg bertengger di atas lemari bufet.

Sementara Jungkook hanya bisa tertunduk pasrah sembari mengepalkan tangannya yg terlihat menggetar.
Semua perasaan, rasanya bercampur aduk.
Sedih karena gagal mengejar masa depannya, kecewa karena mendapat perlakuan tidak adil dari warga desa dan takut karena untuk pertama kalinya menyaksikan amarah yg meledak- ledak dari seorang Lee Ji Eun. Majikan yg dia kenal selama 5 tahun ini bersikap baik dan selalu lemah lembut ketika bertutur kata.

"brengsek!!! apa yg harus ku katakan pada Taehyung!!!"
"tahun ini kami akan menikah dan gara- gara kau semuanya hancur!!!"
Ji Eun mendekat ke arah Jungkook dan seketika meremas kedua pipi tembam Jungkook sekaligus.

Jungkook pun berusaha melepaskan jamahan kasar dari Ji Eun.
"kau pikir hanya kau yg hancur.. kau juga menghancurkan masa depanku, impianku dan cita- citaku"
Jungkook akhirnya kehilangan kesabaran menghadapi wanita arogan yg notabene adalah istrinya.
Kesabarannya habis hingga dia melupakan sopan santunnya ketika berbicara dengan wanita yg lebih tua 12 tahun darinya.

Ji Euh tersenyum menyeringai mendengar Jungkook yg sedang emosi.
"cih.. impian? masa depan?"
Ji Eun menatap remeh sembari menggelengkan kepala
"heh.. pemuda kampungan.. tidak usah ketinggian cita- cita.. kau itu lebih cocok bertani atau jadi nelayan di desa.. lebih baik uang tabungan kuliahmu itu kau gunakan untuk membeli sawah daripada kau buang percuma untuk mengejar omong kosongmu itu"
Ji Eun mengakhiri makiannya dengan menyundul kening Jungkook menggunakan jari telunjuknya.

Sekali lagi, Ji Eun berhasil meloloskan beberapa tetes air mata dari mata bulat Jungkook.
Jungkook teramat kecewa dengan sikap mantan majikannya tersebut.
Selain pemarah dan arogan, Ji Eun juga telah merendahkan harga dirinya.
Entah Ji Eun bersikap seperti ini karena merasa tertekan atau memang seperti inilah sifat asli seorang Lee Ji Eun.

"haeh muak aku jika harus melihat drama menyedihkan setiap hari"
Ji Eun memalingkan wajahnya begitu melihat air mata Jungkook berlinang.

"bereskan kekacauan ini.. aku mau ke proyek"
Ji Eun bergegas mengambil kunci mobil dan memutuskan untuk mengendarai sendiri mobilnya.

Begitu Ji Eun pergi, Jungkook menghela nafas panjang dan bergegas mengusap pipi tembamnya yg basah.
Setelah di rasa nafasnya sudah mulai normal, Jungkook mengambil sapu dan serok untuk membersihkan pecahan- pecahan beling yg berserakan akibat perbuatan Ji Eun.


Malam harinya...

"sudah pukul 10 malam, kenapa nyonya Ji Eun belum pulang?"
Ucap Jungkook sembari melirik ke arah jam dinding.

Secret GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang