17. Pagi yg Menggemparkan

744 41 8
                                    


Keesokkan paginya..

Seluruh penghuni kediaman Jong-suk di gemparkan berkat pemandangan tak biasa yg tersaji di meja makan saat Jungkook ingin menikmati sarapan.

Semua penasaran ingin menatap dari dekat leher jenjang si pengasuh yg sudah dalam keadaan tidak mulus lagi.
Apalagi Jong-suk, pria sepuh tersebut justru yg paling semangat menyaksikan pemandangan tersebut.
Dengan senyum sumringah Jong-suk mengabadikan pemandangan tersebut melalui kamera ponselnya.

Sementara yg jadi pusat perhatian dengan polosnya memakan roti panggang berselai cokelat sembari memasang tatapan ambigu pada seluruh penghuni rumah yg berkerumun di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sementara yg jadi pusat perhatian dengan polosnya memakan roti panggang berselai cokelat sembari memasang tatapan ambigu pada seluruh penghuni rumah yg berkerumun di sekitarnya.
"kalian kenapa? apa ada yg salah? apa aku tidak boleh makan roti ini? aku janji tidak akan makan roti ini banyak-banyak.. aku hanya akan makan sedikit untuk mengganjal perutku.. aku benar-benar lapar sejak semalam"

"oh rupanya dia kelaparan karena kelelahan akibat pertempuran semalam"
Seloroh salah seorang pelayan yg mengundang gelak tawa seluruh penghuni rumah.

"hmm"
Jungkook semakin kebingungan menatap semua orang di sekitarnya tertawa, alhasil Jungkook pun berusaha ikut membaur dengan berpura-pura tertawa.

Melihat Jungkook tertawa malah semakin di salah artikan oleh para penghuni rumah.
Jong-suk pun tersenyum menyeringai sembari merangkul si pengasuh.
"oh iya Jungkook.. semalam kau bertarung berapa ronde dengan putriku? kau pasti kuwalahan ya menghadapi putriku.. ya maklum saja lah, putriku kan jauh lebih dewasa jadi ya wajar saja jika jam terbangnya lebih tinggi.. tapi aku yakin, tidak lama lagi kau pasti bisa seimbang dengannya hehehe"
Jong-suk akhiri kalimatnya dengan tertawa meledek dan lagi-lagi memancing gelak tawa dari para pekerja.
"ciee.. Jungkook sekarang sudah dewasa.. dia sudah pandai bertarung.. fiiuuh.. fiuuuhh"
Salah seorang pekerja pria bersiul nakal untuk menggoda Jungkook.

"hah? bertarung? semalam aku tidak berkelahi kok dengan Ji Eun noona?"
Jungkook yg polos masih saja belum mengerti kemana arah pembicaraan orang-orang tersebut.

Tak lama kemudian, tersangka pelaku utama pun datang untuk menikmati sarapan.
"loh ada apa kumpul-kumpul begini?"
Ucap Ji Eun sembari menggeser kursi makan.

Baru saja Ji Eun menempati kursi, tiba-tiba saja kedua netranya terbelalak kaget saat pandangannya tertuju pada leher jenjang Jungkook yg mengekspos dengan jelas hasil perbuatan nakalnya semalam.

Sontak Ji Eun pun bangkit dari kursi dan membawa Jungkook menjauh dari kerumunan.
"sini, ikut aku!"
Saat Ji Eun menarik lengan kiri Jungkook untuk pergi bersamanya, sang ayah pun dengan percaya diri berseloroh "tidak apa-apa Jungkook.. turuti saja apapun kemauannya.. jangan khawatir, setelah ini kau akan ku belikan pil viagra"
Sontak gelak tawa pun kembali pecah dan seketika membuat Ji Eun merona karena malu.
Namun Ji Eun berpura-pura tak mendengar dan terus melangkahkan kaki menuju kamar Jungkook.

Sampai di kamar Jungkook..

"heh! kau sengaja ya memamerkannya ke semua orang!!"
Ji Eun melotot tajam sembari menunjuk wajah polos Jungkook.

"hah? pamer? Memangnya apa yg harus ku pamerkan?"

"lah ini buktinya, apa!!!"
Ucap Ji Eun sembari menunjuk-nunjuk bercak kebiruan di leher jenjang Jungkook.
Dan dengan santainya Jungkook menjawab "oh ini.. justru aku ingin bertanya pada noona, tadi malam aku terjatuh dimana? karena sepanjang malam leherku terasa sakit"

Mendengar jawaban polos tersebut, justru membuat Ji Eun bernafas lega "huh.. syukurlah jika dia tidak sadar lehernya seperti itu karena ulahku" gumamnya dalam hati.



To be continued...
(vsoo-nya di next chapter aja ya.. soalnya ntar konfliknya bakal panjang)

Secret GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang