Secret Groom

19. Keputusan yang Tepat

"kau dimana Ho-seok? aku sudah sampai dari tadi"

"maaf ya Ji-soo.. aku tadi terjebak macet.. sebentar lagi aku sampai"

"oke.. aku tunggu"

Ji-soo pun mengakhiri panggilannya dan kembali menunggu kedatangan Jung Ho-seok sembari menyeruput kopi espresso pesanannya.

Setelah merenungkan baik-baik kesalahannya dan memikirkan matang-matang petuah dari Seok-jin, akhirnya Ji-soo mengambil keputusan yg menurutnya adalah jalan terbaik baik bagi dirinya dan Taehyung.

Setelah emosi Ji-soo mulai stabil, Ji-soo memutuskan untuk menghubungi teman baiknya, Jung Ho-seok.
Jung Ho-seok adalah pemilik Wedding Organizer yg membantu Ji-soo mempersiapkan acara pemberkatan di Pulau Maladewa.

Tak lama kemudian Ho-seok pun sampai di kedai kopi.

"maaf ya membuatmu lama menunggu"
Ucap Ho-seok sembari menggeser kursi dan menaruh tas selempangnya di atas meja.

"tidak masalah.. oh iya, kau mau pesan apa?"

"emm.. hot cappuccino aja deh"

"baiklah.. tunggu sebentar ya"

Ji-soo pun beranjak dari kursi dan pergi menuju meja kasir untuk memesan hot cappuccino.

5 menit kemudian, Ji-soo pun kembali membawa minuman pesanan Ho-seok.

"terimah kasih ya"
Ho-seok meraih minumannya sembari menyunggingkan senyuman khasnya yg cemerlang.

"oh iya Ho-seok, aku minta maaf ya soal kemarin.. kau sudah bersusah payah menyiapkan acara pemberkatan untukku tapi aku malah membatalkannya secara sepihak"

Ho-seok seruput terlebih dahulu kopi panasnya secara perlahan sebelum menjawab.
(Sruuup)
"tak masalah.. wajar saja jika kau membatalkannya.. lagi pula sayang sekali jika kalian melakukan pemberkatan dengan acara sesederhana itu.. harusnya acara bahagia kalian dirayakan secara besar-besaran"
Dengan antusias Ho-seok akhiri ucapannya dengan tersenyum lebar sembari menaik turunkan kedua alisnya, mencoba memberi kode agar Ji-soo kembali memakai jasa Wedding Organizer-nya.

Ji-soo pun terkekeh dibuatnya.
Ji-soo paham benar dengan maksud teman baiknya yg mencoba melobi dirinya.

"kau benar, Ho-seok.. acara pemberkatan itu kan sekali seumur hidup, jadi memang seharusnya dirayakan secara besar-besaran"

"ah.. cerdas kau Ji-soo!"
Ho-seok pun tersenyum penuh kemenangan sembari mengetipkan ibu jari dan jari tengahnya.

"baiklah.. kalau begitu tolong kau siapkan acara pemberkatan Taehyung dan Ji Eun untuk bulan depan"
Dengan santai Ji-soo berucap lalu menyeruput espresso-nya yg mulai dingin.
Sungguh berbanding terbalik dengan lawan bicaranya yg teramat terkejut, sampai-sampai cappuccino yg baru dia seruput begitu saja tersembur dari mulutnya.
"kau gila ya!!! bagaimana mungkin Taehyung menikah dengan Ji Eun!!!"

"memangnya ada yg salah? toh kekasih Taehyung yg sebenarnya adalah Ji Eun.. Jadi wajar saja jika aku mengembalikan Taehyung kepada pemiliknya"

"dasar aneh!!! gilaaa!!! aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu"
Ho-seok hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah santai teman baiknya.

Ho-seok tau benar bagaimana Ji-soo sangat mencintai Taehyung sejak masih duduk di bangku kuliah.
Ho-seok yg merupakan teman satu kampus sekaligus rekan organisasi pecinta alam sering menyaksikan bagaimana kedekatan Ji-soo dengan adik angkatnya.
Ho-seok adalah satu-satunya dari teman Ji-soo yg mengetahui status persaudaraan tak sedarah antara Ji-soo dan Taehyung.
Bahkan Ji Eun yg merupakan sabahat Ji-soo sejak kecil tidak tahu menahu tentang status tersebut.
Maka dari itu Ho-seok sangat menyayangkan keputusan Ji-soo yg berubah drastis.

"apa kau baik-baik saja, Ji-soo?"
Seketika Ho-seok menatap iba pada teman baiknya.
Ho-seok yakin jika Ji-soo saat ini hanya berpura-pura tegar melepas lelaki yg sangat dia cintai.

Namun pada kenyataannya Ji-soo sedang tidak berpura-pura.
Saat ini Ji-soo memang merasa lebih rileks sembari menyunggingkan senyum manisnya dengan tulus.
"aku baik-baik saja... memangnya aku bisa apa? aku tidak mungkin mengorbankan kedua orang tuaku hanya demi keegoisanku dengan memilih Taehyung"

Ji-soo teguk sampai habis sisa espresso-nya sembari menambah keyakinan dalam dirinya bahwa keputusan yg dia ambil adalah keputusan yg tepat.

To be continued...