10. Perkara Kateter

670 47 4
                                    


Ji Eun keluar dari kamarnya dengan hati yg gundah gulana mengingat kejadian kemarin.
Ji Eun takut jika sang ayah belum memaafkan kesalahannya, namun Ji Eun tetap memberanikan diri untuk melangkahkan kaki menuju meja makan.
Dirinya ingin menghampiri sekaligus meminta maaf pada sang ayah yg sedang asyik menikmati sarapan.

Perlahan Ji Eun menggeser kursi yg berada di samping ayahnya.
"pagi ayah"
Namun Jong-suk hanya diam tak menggubris sapaan putrinya.

"emm.. ayah.. aku mau minta maaf atas kejadian kemarin"

Tetap saja Jong-suk tak menggubris dan asyik menikmati roti panggang selai blueberry tanpa memperdulikan putrinya yg meminta maaf dengan penuh penyesalan.
Namun Ji Eun tidak mudah menyerah, Ji Eun terus berusaha mendapatkan maaf sembari memegang lengan kanan ayahnya.
"ayah.. ku mohon maafkan aku yah.. aku janji tidak akan bertindak bodoh seperti kemarin"

Jong-suk pun akhirnya menyerah mendiamkan putrinya dan menatap putrinya dengan tatapan sinis.
"harusnya kau minta maaf pada Jungkook.. bukan minta maaf pada ayah"

"ayah tenang saja.. semalam aku sudah minta maaf padanya dan dia mau memaafkanku"

"lantas kemana dia.. kenapa dia belum muncul.. ayah yakin sekali pasti dia masih marah padamu"

Ji Eun pun celingak celinguk mencari keberadaan Jungkook.
"oh iya ya.. kemana dia.. biasanya dia selalu bangun paling awal"

Ji Eun kemudian melepaskan lengan sang ayah dari genggamannya dan bergegas bangkit dari kursi untuk mencari Jungkook.
"ya sudah.. kalau ayah tidak percaya, aku akan bawa Jungkook kehadapan ayah dan membuktikan pada ayah jika Jungkook sudah memaafkanku"

Ji Eun pun pergi dari meja makan dan mencari Jungkook ke taman.

"loh dia tidak disini.. pergi kemana dia"

Ji Eun kemudian memutuskan menanyakan keberadaan Jungkook pada supir pribadi yg sedang mencuci mobil.
"paman.. ada lihat Jungkook, tidak?"

Si supir menggelengkan kepala "daritadi saya tidak melihatnya, nyonya"

"hmm.. apa mungkin dia belum bangun ya.. ya sudah paman, saya akan cari dia di kamar"

"baik, nyonya"
Setelah Ji Eun pergi, si supir kembali melanjutkan aktivitas mencuci mobilnya.

"tumben anak itu belum bangun jam segini"
Ucap Ji Eun sembari berjalan di koridor menuju kamar Jungkook.

(Tokk.. Tokk.. Tokk)
Ji Eun mengetuk pintu kamar Jungkook.

"hei, Jungkook.. ayo bangun.. temui ayahku.. katakan padanya kalau kau sudah memaafkanku"

Ji Eun terus mengetuk walau tak ada jawaban.

"hei Jungkook.. kau dengar aku, tidak!"

Ji Eun tiba- tiba menurunkan gagang pintu kamar Jungkook.
"hmm tidak di kunci... aku masuk sajalah kalau begitu"

Begitu Ji Eun masuk, Ji Eun terkejut melihat Jungkook meringkuk kedinginan di atas kasurnya dengan bibir pucat pasi yg bergetar.
"astaga Jungkook! kau kenapa?"
Ucapnya sembari memegang kening Jungkook.
Sementara Jungkook hanya memejamkan mata tak menggubris pertanyaan Ji Eun.

Pandangan Ji Eun kemudian beralih pada bahu kanan Jungkook yg sedaritadi di pegangi dengan tangan kirinya.
"masih sakit?"

Dengan netra terpejam Jungkook menjawabnya dengan anggukan.

"aduh.. jangan- jangan cidera bahumu infeksi"
Ucap Ji Eun yg mulai terlihat frustasi.
"ayo kita ke rumah sakit.. bisa bangun?"

Lagi- lagi Jungkook hanya menjawab dengan anggukan.

Secret GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang