12. Boneka Tampan

1K 53 5
                                    


Setelah Jungkook menyantap makan malam dan meminum obat, Ji Eun akhirnya memberanikan diri untuk pulang ke rumah.

Ji Eun diam- diam mengendap- endap masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.
Ji Eun membuka pintu dan melangkahkan kakinya perlahan menuju anak tangga.
Langkah demi langkah yg begitu gontai benar- benar kontras dengan Jantungnya yg berdetak terburu- buru. Takut kedapatan oleh sang ayah karena tak kunjung membawa pengasuh kesayangan ayahnya pulang.

Namun langkah gontai tersebut berhenti saat lampu ruang tengah tiba-tiba menyala dengan terangnya.
Mata Ji Eun terbelalak tak berani menoleh ke belakang.
Seketika keringat dingin pun lolos di pelipis kanannya saat suara berat khas pria tambun sepuh itu merasuki gendang telinganya.
"kenapa baru pulang jam segini! mana Jungkook!"

Ji Eun mengedipkan netranya dengan gugup sembari meneguk liurnya dengan kasar.
"emm.. ayah kenapa belum tidur?"
Perlahan Ji Eun memberanikan diri menoleh kebelakang untuk merespon suara ketus ayahnya.

"ku bilang, kemana Jungkook!!"
Kedua netra berkerut itu terbelalak tajam melototi putri semata wayangnya hingga sang putri bergidik ngeri.
"eee.. Jung-Jungkook ma-masih harus beristirahat di Rumah Sakit, yah"
Sekali lagi Ji Eun menelan kasar liurnya karena sudah tak sanggup merangkai manisnya dusta.

"pergi kau dari sini!!!"
Ucap Jong-suk dengan penuh amarah sembari mengangkat lengan kirinya untuk menunjuk pintu keluar.

Sontak Ji Eun pun terlihat frustasi menyaksikan kemurkaan ayahnya.
"a-ayah bicara apa? aku ini putri ayah.. bagaimana mungkin ayah tega mengusirku"

"putriku adalah orang yg bertanggung jawab.. bukan orang yg lari dari kenyataan sepertimu"
Ucap Jong-suk sembari memindahkan telunjuknya ke arah wajah putrinya.

Ji Eun menghela nafas kasar mencoba membela diri "aku tidak lari dari kenyataan, yah.. aku sudah bertanggung jawab dengan membawanya ke Rumah Sakit.. lantas, apa aku salah ingin beristirahat di rumahku sendiri"

Jong-suk semakin kehilangan kesabarannya dengan terus menunjuk wajah putrinya, bahkan lengan kirinya terlihat bergetar.
"jangan pernah kau injakkan kaki di rumah ini sampai Jungkook juga menginjakkan kakinya di rumah ini!!!"

Sadar jika ayahnya sudah terlalu emosi, Ji Eun pun akhirnya mengalah.
Ji Eun tidak ingin jika emosi ayahnya yg meluap- luap mempengaruhi tekanan darah sang ayah, karena Ji Eun paham benar jika tekanan darah ayahnya terlampau tinggi tentu akan berakibat fatal.

Ji Eun pun menundukkan kepala sembari berpamitan pada ayahnya "kalau begitu aku pergi, yah.. ayah tidak perlu khawatir pada Jungkook.. tidak lama lagi Jungkook akan pulih dan kembali ke rumah ini.. ayah jaga diri baik- baik ya"

Sementara Jong-suk tidak menggubris dan memalingkan wajahnya dari Ji Eun.

"selamat malam ayah"
Sesaat Ji Eun menatap ayahnya lalu melangkah menuju pintu depan.

Saat melintasi ruang tamu, Ji Eun bertemu dengan salah seorang pelayan.
Sontak pelayan tersebut bergegas menanyakan keadaan Jungkook.
"nyonya, bagaimana kondisi Jungkook? kenapa dia belum pulang?"
Nampak sekali kekhawatiran di guratan keriput wajah pelayan tersebut. Maklum saja, Jungkook tidak hanya dekat dengan tuannya, tapi Jungkook juga memiliki hubungan yg baik dengan para pekerja di kediaman Ji Eun.

Ji Eun merespon kekhawatiran pelayannya dengan senyuman hangat sembari mengusap lembut pundak si pelayan.
"Jungkook tidak apa- apa, bi.. sebentar lagi dia juga akan pulang.. bibi tolong jaga ayah dulu ya sampai aku dan Jungkook kembali.. kalau ada apa-apa bibi langsung hubungi aku ya"

"baik nyonya"
Pelayan tersebut mengangguk lalu melepas senyuman lega pada Ji Eun.
Rawut wajahnya mulai tenang setelah mendengar tak ada hal buruk yg menimpa pengasuh tersebut.

Secret GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang