03. Ponsel Baru

1K 71 2
                                    


Ji Eun yg sedang asyik menikmati secangkir kopi susu hangat dan beberapa roti panggang berisi selai strawberry tiba- tiba mengernyitkan dahi saat tak sengaja melihat Jungkook yg sedang membersih lemari bufet dengan rawut wajah yg muram.
Wajahnya terlihat sembap di tambah tatapan kosong seperti melamunkan sesuatu.

"hei, kau kenapa Jungkook?"

Jungkook rupanya tidak mendengar dan tetap berlarut dengan lamunannya namun tangannya masih menggerakkan kemoceng walaupun sedaritadi Jungkook hanya asyik membersihkan salah satu sisi lemari bufet.

Ji Eun pun menghela nafas dan memanggil Jungkook dengan suara yg sedikit lebih keras.

"hei, Jungkook.. kau dengar aku tidak!"

Seketika Jungkook terperanjat dan mengedikkan kedua pundaknya
"ya, nyonya?"
Jungkook membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Ji Eun.

"ada apa? kenapa melamun?"
Ji Eun kemudian menghirup kopi susu hangatnya namun tatapannya tak lepas dari wajah Jungkook.

Jungkook terlihat gugup menjawab pertanyaan Ji Eun
"ti-tidak apa-apa, nyonya"

Ji Eun buru- buru menelan suapan roti terakhirnya sebelum melanjutkan pembicaraan.

"tidak usah bohong.. aku tau kau pasti ada masalah.. wajahmu sembap.. apa kau menangis semalam? apa kau belum memaafkanku?"

"bukan begitu, nyonya"
Suara Jungkook terdengar bergetar seperti sedang menahan kesedihan di dalam kerongkongannya.

"lantas kenapa?"
Ji Eun mengayunkan telapak tangannya memanggil Jungkook.
"duduk sini.. kau belum sarapan kan.. makanlah roti ini aku sudah kenyang"

Jungkook pun menuruti Ji Eun dengan menuju meja makan sembari membawa kemoceng.
Ji Eun menggeser piring roti panggangnya ke hadapan Jungkook begitu Jungkook menempati kursi meja makan.
"makanlah"

Jungkook menggeleng sembari tertunduk lesu
"tidak, nyonya.. aku tidak lapar"

Ji Eun menghela nafas dan mencoba memecahkan masalah yg sedang Jungkook hadapi.
"coba kau ceritakan padaku tentang masalahmu"

"a-aku melakukan kesalahan besar, nyonya"
Lagi-lagi suara Jungkook terdengar bergetar.

Ji Eun terkejut dan mengernyitkan keningnya.
"kesalahan? kesalahan apa?"

"jika aku mengakuinya, apa nyonya akan marah?"
Jungkook menatap Ji Eun dengan mata berkaca- kaca.

"ya tergantung.. kalau kesalahanmu fatal tentu aku marah"

Jungkook yg merasa terintimidasi dengan pernyataan tegas Ji Eun, sontak meneteskan air mata dengan nafas yg terisak- isak.
"hikz... hikz... hikz"

Ji Eun pun panik melihat Jungkook menangis tiba- tiba.
"eh tidak.. tidak.. aku bercanda.. aku janji tidak akan marah.. tidak apa-apa.. ceritalah padaku"

"a-aku.. aku merusak ponsel hadiah dari nyonya"
Air mata Jungkook pun semakin tak terbendung.

"hah, rusak? kok bisa? coba sini ku lihat"
Ucap Ji Eun sembari menyodorkan telapak tangannya.

Jungkook kemudian merogoh saku celananya dan menyerahkan ponsel barunya yg bekas kepada Ji Eun dengan tangan gemetar.

"padahal kemarin baik- baik saja kok"
Ucap Ji Eun sembari meraih ponsel bekasnya dari tangan Jungkook.

"iya nyonya.. begitu sampai di paviliun tiba- tiba ponselnya tidak mau menyala"

"hmm coba ya ku periksa dulu"

Mula- mula Ji Eun coba mengetuk layar ponselnya sebanyak 3 kali namun layar tetap tak menyala, lalu Ji Eun coba menekan tombol power ponselnya. Kemudian di layar tersebut muncul indikator baterai berwarna merah pertanda baterai ponsel habis.
Sontak Ji Eun pun tertawa ngakak sembari memukul- mukul meja makan dengan tangan kirinya.
"hahhahaha.. Jungkook.. Jungkook.. ponselnya tidak rusak.. baterainya saja yg habis"

Secret GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang