02. Jangan mendekatinya

2.2K 276 42
                                    

Perpustakaan yang awalnya tenang-tenang saja berubah menjadi ramai gara-gara seorang gadis.
Miya bersaudara dan Ginjima sedikit terkejut ada seorang gadis yang menghampiri Suna. Hanya sedikit, karena Suna juga terbilang memiliki banyak fans tapi tak sebanyak Atsumu.
Dan juga Suna selalu mengabaikan setiap fans yang mendekatinya. Jadi para fans kebanyakan takut kalau berada didekat Suna, takut diabaikan.

Miya bersaudara dan Ginjima tak ambil pusing untuk memikirkannya, toh nanti gadis itu akan diabaikan oleh Suna.

"Kau tidur lagi Suna-san, apa semalam kau bergadang?"

Suna masih tak mengangkat kepalanya untuk menanggapi gadis itu.

"Eh ada temannya Suna juga, salam kenal!" Gadis itu tersenyum riang kepada Atsumu, Osamu, dan Ginjima. Mereka yang merasa disapa mengaggukkan kepala.

"Maaf kalau aku menganggu, lanjutkan saja aktivitas kalian."

"Tidak apa." Kali ini Atsumu yang angkat bicara sambil tersenyum lebar. Osamu yang berada disamping nya memasang wajah aneh se akan berkata "Mukamu menjijikkan dasar genit."

"Suna-san kau ke perpustakaan hanya untuk tidur?" Gadis itu tak berhenti bertanya kepada Suna. "Ah, kau membantu temanmu untuk mengerjakan tugas ya?"

"Ehm tidak, dia seperti itu dari tadi." Ginjima menjawab dengan nada yang kaku.

"Ehh?! Benarkah?" Suara gadis itu meninggi ia jadi ditegur oleh murid lain didekatnya. "Sumimasen."

"Ne, kalau tidak keberatan. Aku bisa membantu kalian mengerjakan tugas."

"Yang benar?" Mata Atsumu berbinar seperti anak kecil, gadis itu mengangguk semangat kepada Atsumu.

Osamu memukul kepala belakang saudara kembarnya. "Tidak perlu, kami bisa kerjakan sendiri."

"Iya, tidak perlu repot. Sedikit lagi selesai." Ginjima menyenggol lengan Suna dengan sengaja agar Suna segera bangun. Malah dirinya yang diabaikan oleh Suna.

Jelas-jelas gadis itu diabaikan oleh Suna, tapi ia tak merasa terabaikan justru semakin semangat untuk mengajak Suna maupun yang lain untuk bicara.
Gadis ini berbeda, itu pikir ketiga teman Suna.

"Bisakah kau pergi?" Suna berbicara datar dengan kepala yang masih ditelungkupkan.

"Aku ada perlu denganmu, Suna-san."

Suna mengerang dan mengangkat kembali kepalanya memperlihatkan wajah malasnya didepan gadis itu.
Ia sedikit terkejut melihat gadis itu tak mengurangi senyumannya. Karena biasanya Suna melihat raut wajah sedih atau marah ketika ia mengabaikan fans.

"Ada apa?"

Senyum gadis itu semakin lebar tatkala Suna memberinya pertanyaan. Bahkan Miya bersaudara dan Ginjima pun tercengang dengan tingkah nya.

"Boleh aku pinjam buku biologi mu? Aku ketinggalan banyak pelajaran."

Sungguh diluar dugaan, mereka mengira kalau gadis ini akan meminta nomor handphone Suna atau hal yang membuatnya dekat dengannya.

"Pinjam yang lain saja."

Giliran Atsumu yang memukul lengan Suna, seakan mengatai temannya itu "bodoh."

"Suna-san yang pertama kali kutemui disini, jadi aku minta tolong ke kau saja." Alasan gadis itu sederhana tidak ada unsur paksaan.

"Haru-chan!"

Rena datang dan hendak membawa temannya itu pergi. "Maaf mengganggu."

"Ehh Rena-chan, jangan menarik ku kuat-kuat." Gadis itu mengaduh sakit sebab tarikan Rena yang menuntut paksa untuk menjauhi kawasan itu. "Ja, aku pergi dulu."

Sepeninggal kedua gadis itu yang tadinya ramai menjadi hening.

"Gadis tadi teman sekelasmu?"

"Mhm." Nada malas Suna masih tertinggal ketika menjawab Atsumu.

"Siapa namanya tadi? Haru? Haru siapa?"

"Kenapa kau amat penasaran Tsumu?" Osamu juga tak kalah penasaran.

"Aku tidak tahu." Jawab Suna singkat.

"Ehh? Kau bercanda? Jelas-jelas dia teman sekelasmu Suna bodoh!"

Atsumu ditegur penjaga perpustakaan karena meninggikan suaranya, ini semua karena Suna.

"Kubilang tidak tahu ya tidak tahu! Ja, aku pergi."

Suna berkata jujur, dia memang tak mengenal gadis itu. Apalagi tahu namanya kan?
Apa mungkin dia lupa?

"Kenapa aku malah memikirkan nya?" Batinnya sendiri mengelak.

- secret -

"Haru-chan jangan dekat-dekat Suna Rintarou!"

"Hah? Kenapa?"

"Tidak ada alasan penting sih, tapi kau lihat sendiri kan sifatnya yang kurang baik tadi. Kau diabaikan begitu saja, dia bukan anak baik."

Akari Rena, bisa dibilang teman dekat gadis itu. Sekarang Rena menceramahinya habis-habisan soal Suna.

"Rena-chan jangan bicara seperti itu kalau kau tidak benar-benar mengenalinya." Gadis itu malah berbalik menceramahi Rena. "Ingat, Kita tidak bisa menilai seseorang dari ucapan orang lain saja. Aku yakin Rena-chan bisa bilang begitu karena mendengar pendapat buruk soal Suna-san kan?"

"Maaf." Rena menunduk lesu, perkataan temannya ini ada benarnya. "Tapi, sifatnya itu benar-benar buruk Haru-chan."

Rena merutuki kebodohannya sendiri karena telah menjelekkan seseorang didepan temannya itu. Bukannya marah, teman yang ia panggil Haru-chan justru tertawa dengan santai dan menepuk-nepuk bahu Rena.

"Hahaha Rena-chan, kau lucu sekali." Rena tidak mengerti dengan perkataan nya. "Rena-chan segitu tidak suka dengan Suna-san?"

"Ya, sifatnya itu yang terburuk!" Jawab Rena lantang, beruntung mereka berdua sudah berada diluar perpustakaan. Jadi bebas untuk berteriak.

"Coba kalau Rena-chan berkenalan lagi dengan Suna-san, pasti Rena-chan tahu sisi lain darinya."

"Nggak sudi." Api amarah Rena masih belum padam. "Dan kau kenapa selalu membelanya, Haru-chan? Jangan bilang kalau kau tertarik padanya?"

"Ehm aku─"

"Tidak boleh! Pokoknya kau tidak boleh dekat-dekat Suna!"

"Ehh aku bahkan belum menjawab mu!"

Seperti nya Rena ini alergi dengan Suna Rintarou.

- secret -

Secret | Suna Rintarou [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang