08. Bersama Ginjima

1K 191 9
                                    

Hasil kuis matematika akan dibagikan sebentar lagi, bagi Haruki hal seperti ini membuat hatinya gelisah. Hal yang membuat jantung berdetak tak karuan selain memasuki rumah hantu, ya ini.

Disinilah dia berakhir, di perpustakaan. Hasil dari kuis tadi membuat Haruki lemas, ia mendapat nilai jelek. Maka dari itu dia memutuskan untuk belajar di perpustakaan.
Karena tak memperlihatkan sekitar, ia tak sengaja menyenggol seseorang sampai jatuh dari kursi.

"Ah maafkan aku!"

"Daijoubu Chizuru-san."

"Ginjima-kun?" Haruki membantu Ginjima untuk bangun. "Sedang apa kau disini?"

"Makan. Tentu saja belajar Chizuru-san." Jawaban Ginjima membuat Haruki terkekeh karena pertanyaan konyolnya.

Lalu hening, tidak ada yang melontarkan pertanyaan lagi. Haruki sedikit heran karena lelaki itu sungguh serius menulis dibuku catatannya. Baru kali ini dia melihat Ginjima yang se serius ini. Tapi dia pun dapat memastikan apa yang dilakukan lelaki itu sungguh seperti terpaksa?

"Kau belajar dengan keras ya Ginjima-kun?" Pertanyaan Haruki dibalas dengan anggukan oleh Ginjima, lelaki itu masih fokus tak memalingkan wajahnya dari buku. "Kenapa?"

"Agar aku bisa terus bermain voli."

Haruki bengong, bahkan lelaki seperti Ginjima Hitoshi bisa mengatakan hal yang diluar logika. Normalnya, ketika seseorang ditanya seperti itu pasti akan menjawab ingin menjadi juara kelas atau meningkatkan nilai akademisnya. Tapi jawaban Ginjima berbeda.

"Kenapa seperti itu?" Ginjima berhenti menulis tapi kepalanya masih menunduk.

"Orangtua ku bilang, aku harus memperbaiki nilai akademisku. Kalau tidak, aku dipaksa harus keluar dari klub voli."
Ginjima mengatakan itu dengan memegang erat bolpointnya sebagai pelampiasan rasa kesalnya. "Makanya, aku harus menuruti kata mereka."

"Souka, kenapa kau tidak belajar demi dirimu sendiri? Bukan karena perintah orangtua mu tapi untuk diri sendiri. Aku tahu kemampuan setiap orang memang berbeda, Ginjima-kun pun pasti punya keahlian sendiri."

Seperti ada dorongan untuk menoleh, Ginjima tanpa ragu menoleh menatap senyuman manis haruki.

"Bayangkan kalau kau sudah bekerja keras seperti ini, tapi hatimu seperti berada ditempat lain saja. Yang kau pelajari tidak bisa dimanfaatkan Ginjima-kun. Cukup berikan kemampuan mu dan tunjukkan kepada orangtua mu. Mereka pasti bisa mempercayai mu karena ucapanmu yang penuh keyakinan itu. Buktikan kalau kamu bisa! Di voli dan akademis juga!"

Haruki menggapai kedua tangan Ginjima dan menggenggamnya. Awalnya lelaki itu tersentak, untuk pertama kalinya ada seorang gadis yang menyemangatinya seperti ini selain dipertandingan.
Rona merah muncul dikedua pipi Ginjima, wajahnya terasa panas sampai ke telinga.

"Kau sudah bekerja keras Ginjima-kun, aku akan mentraktirmu!" Ajak Haruki setelah melepaskan genggamannya.

"Serius?" Dibalas anggukan oleh gadis itu. "Yosh!"

"Kau bisa meminjam catatan biologiku, kau sedang belajar biologi kan?"

"Iya, aku payah dalam menghafal." Balas Ginjima.

"Mau kupinjamkan catatanku? Lengkap loh!" Haruki selalu bersemangat dalam segala hal. "Yah karena aku menyalin punya Suna-san sih."

Ginjima menerima buku catatan kecil punya Haruki dan menatapnya sebentar.
Saat Haruki pamit dan pergi darisana pun Ginjima masih memandangi nya.
"Dia selalu bersemangat tapi juga penyemangat."

Sekarang dirinya jadi lebih santai untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

"Wajahmu nggak tegang lagi."

Suna muncul dan duduk di depan Ginjima. Perusak suasana saja.

"Maksudmu apa?" Ginjima jengkel.

"Habisnya tadi aku melihat wajahmu begitu tegang sampai aku takut untuk mendekati mu. Jadi kubiarkan saja kau sendiri disini."

"Nandato?!"

Suna menahan tawanya dan beralih ke handphone nya yang berbunyi.

[Unknown number]
| Suna-san!
| Ini Haruki

Alis Suna meninggi, apa-apaan gadis ini?  Darimana Haruki bisa mendapat nomor Suna?

[Unknown number]
| Aku minta nomormu dari
Atsumu-kun ^^

"Rubah kuning brengsek!" Desis Suna.

[Unknown number]
| Dan lagi tolong temani
Ginjima-kun
| Jangan sampai dia memaksakan
diri dalam belajar nya

Suna tertegun, jadi gadis itulah yang telah membuat Ginjima lebih tenang dari sebelumya.

[Unknown number]
| Tolong simpan nomorku ya!
| Aku akan sering mengirim pesan
padamu

"Suna, sifat Chizuru-san apa memang seperti itu?" Tanya Ginjima.

"Kenapa?"

"ie, hanya saja dia gadis yang baik. Rasanya aku ingin mengucapkan terimakasih berkali-kali padanya."

"Tidak usah berlebihan. Dia gadis naif dan aneh. Jauh-jauh darinya!" Ginjima menentang keras pengakuan Suna tadi.

"Memang benar, dia gadis naif dan aneh. Kepribadian nya seperti jet coaster yang mengayunku kesana kemari." Suna mengingat disaat gadis itu membantu Miya bersaudara, perlakuannya begitu tulus.

Dan dia juga sedikit iri.

Walaupun wajahnya selalu menampilkan ekspresi datar, hatinya sendiri lah yang memberitahu soal perasaan yang ia rasakan sebenarnya.

[Suna Rintarou]
Terimakasih (deleted) |
Hm. |

- secret -

Secret | Suna Rintarou [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang