".... rintarou"
"Suna Rintarou!"
"I-Iya!" Suna tergagap, panggilan dari sensei membangunkan tidurnya secara paksa. Salah sendiri dia tertidur di jam pelajaran.
"Sumimasen s-sensei.." Katanya menyesal dan membuat sensei yang mengajar memijit pangkal hidungnya resah.
"Kepalaku pusing." Batin Suna sambil membenarkan letak maskernya.
Haruki yang notabenya duduk didepannya jadi ikut menolehkan kepalanya ke belakang karena Suna yang membuat perhatian. Dia menyadari kalau mata Suna memerah entah karena apa, apabila ia melepaskan maskernya mungkin Haruki bisa tahu kalau wajah Suna sekarang berubah pucat.
"Suna-san, kau baik-baik saja?" Suna tak menjawab dan kembali meletakkan kepalanya diatas meja.
Haruki menyentuh dahi Suna, suhunya begitu panas. "Kau demam."
"Ano sensei, sepertinya Suna sedang sakit." Murid yang duduk disebelah Suna pun memberitahu sensei.
"Tidak, aku tidak sakit." Jawab Suna lemah, Haruki gemas ingin menendang wajahnya yang pura-pura itu.
"Pergilah ke ruang kesehatan kalau kau merasa tidak enak badan, jangan memaksakan diri."
"Saya akan mengantarkannya sensei!"
"Oh, baiklah." Sensei menyetujui tawaran Haruki.
Beralih ke Suna yang tengah kesusahan mengangkat kepalanya sendiri, rasanya begitu berat. Dia bergumam kesal dalam hati. "Hujan sialan! Begini deh jadinya. Sialan aku pusing sekali!"
Dan rasanya pun dia sedang berada dikutub utara, udara disekitarnya jadi dingin padahal dia mengenakan jaket.Haruki menuntunnya ke ruang kesehatan, awalnya memang susah karena Suna yang lebih tinggi darinya dan juga lebih berat tentunya. Tapi pelan-pelan dia bisa menggiringnya masuk.
"Aku bisa sendiri." Suna melepaskan genggaman Haruki tapi akhirnya dia oleng.
Dia pun tiduran diatas kasur perawatan karena paksaan Haruki."Bisa sendiri apanya? Kau bahkan tidak bisa mengangkat kepalamu. Sekarang diam saja dan istirahat disini! Jangan keras kepala!" Haruki menekankan kata-kata terakhir itu kepada Suna. Memang benar sih Suna jadi rewel kalau sedang sakit.
"Haru-chan, ada apa? Kau sakit? Sini beritahu aku mana yang sakit? Berbaringlah disini! Aku akan menelpon ayahmu!" Sumire sensei yang sedang bertugas ruang kesehatan itu begitu shock dengan kemunculan tetangganya, Haruki. Dia memberi pertanyaan kepadanya secara bertubi-tubi.
"Tidak, bukan aku Sumire-chan. Suna-san yang sakit, dia demam." Sumire sensei itu nampak menghela napas. "Tolong rawat dia dengan baik Sumire-chan!"
"Tentulah, kau pikir aku ini apa?" Haruki cengengesan mendengarnya.
"Haru-chan? Sumire-chan? Mereka dekat ya?" Batin Suna yang buru-buru dia tepis karena pusing yang menyerang semakin kuat. Jadi dia berinisiatif untuk tidur dan beristirahat. Sehingga dia tidak lagi mendengar apa yang kedua perempuan itu bicarakan.
- secret -
Suna mendadak terbangun, karena seseorang tiba-tiba mengguncangnya kuat. Yang ia lihat pertama kali adalah wajah Atsumu."Wah dia hidup!"
Plakk
Suna menampar wajah dekil Atsumu. Pengganggu lagi.
"Apa-apaan kau?""Kau bisa sakit ya?" Tanya Ginjima.
"Dia juga manusia, dasar bodoh!" Jawab Osamu yang mewakili Suna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret | Suna Rintarou [END] ✓
FanfictionTentang Suna Rintarou yang terlambat jatuh cinta (Suna Rintarou X OC) Haikyuu!! © Haruichi Furudate - Start : 14th October 2020 - Finish : 10th November 2020 [Completed] #1 in Akagimichinari (20-10-2020) #1 in Rintarou (27-01-2021) #2 in Inarizaki (...