09. Belajar bersama

1K 193 37
                                    

SMA Inarizaki tengah mengadakan ujian pertengahan semester, bagi murid yang mendapatkan nilai merah harus ikut remidial. Hal yang sangat dibenci para murid.

Siapa sangka, Haruki mendapatkan dua nilai merah dipelajaran matematika dan kimia. Gadis itu terduduk lemas tanpa memperhatikan pelajaran Irina-sensei, otaknya masih memikirkan soal remedial yang akan diadakan lusa.

Sedangkan Suna, lelaki itu tampak gelisah. Dia lupa membawa buku catatan bahasa Inggris. Keberuntungan tidak memihak Suna kali ini. Lupa membawa catatan adalah hal yang terburuk di pelajaran Irina-sensei, sang wanita muda yang tak kenal ampun. Julukannya saja sudah bisa digambarkan bagaimana watak guru muda itu.

Dan hal yang ditakuti Suna pun terjadi. Irina-sensei mengetahui gerak-gerik gelisahnya dari depan.

"Hei kau! anak muka bantal, kenapa kau belum mengeluarkan bukumu? Ayo keluarkan!"

Suna sekarang menjadi pusat perhatian. Andai saja Irina-sensei bukanlah guru, dia pasti sudah menendangnya. Agak kesal sih dipanggil begitu, maklum saja karena Irina-sensei tak mengetahui namanya.
Anak-anak lain masih menatap Suna se akan menuntut agar lelaki itu cepat menjawab.

"Saya tidak membawa buku catatan." Ujar Suna dengan nada santai walaupun dapat dipastikan hatinya sedang was-was.

"Souka, jadi karena itu. Ada alasan?" Perkataan dari Irina-sensei sungguh membuat Suna terintimidasi. Karena auranya itu tentunya.

"Ano sensei!"

Haruki mengangkat tangan kanannya guna perhatian biar beralih padanya.

"Aku yang meminjam bukunya Suna-san. Tapi aku lupa membawanya, jadi ini salahku sensei." Jawab Haruki.

"Begitu ya? Baiklah lain kali tolong disiplin."

"Apa-apaan gadis itu?" Batin Suna menatap punggung Haruki dari belakang.

"I-Iya, Arigatou sensei."

Jam istirahat tiba, kali ini Suna tidak langsung pergi keluar. Ia memutuskan untuk menunggu gadis yang duduk di depannya selesai berkemas.

"Kenapa kau berbohong pada sensei?" Tanya Suna to the point. Haruki yang merasa pun segera menoleh ke belakang.
Kening gadis itu mengerut nampak berfikir.

"Tidak ada alasan." Jawabnya singkat, itu membuat Suna sukses menganga tak percaya.

"Hah?"

"Sudah kubilang tak ada alasan. Aku melakukannya karena aku menyukainya."  Dalam pengucapannya tak mengandung keraguan. Haruki menggerakkan jari telunjuknya ke depan bibirnya sendiri.

"Begitu lah caranya menciptakan kebohongan paling indah."

Suna mengehela napas panjang. Sungguh tak dipercaya ketika gadis itu rela berbohong untuk menutupi kesalahan pribadinya.

"Apa yang kau mau?"

"Ehh?? Apa maksudmu Suna-san?" Haruki meninggikan suaranya.

"Apa yang harus ku lakukan untuk membalasmu?"

Haruki terkejut dan kagum secara bersamaan, hal itu tampak dari senyuman lebarnya.

"Hee kau ingin melakukan sesuatu untuk ku ya Suna-san?" Suna diam menatap gadis itu datar, tak peduli dengan segala pertanyaannya.

"Kalau begitu, ajari aku belajar!"

- secret -

"Bukankah kita mau belajar?"

Secret | Suna Rintarou [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang