06. Miya Atsumu

1.2K 207 10
                                    

Haruki berangkat lebih pagi dari biasanya. Tujuannya adalah sampai di gymnasium tanpa kepergok Suna. Gadis itu ingin melihat latihan pagi anak-anak voli.
Jantungnya berdegup kencang ketika sampai di depan pintu gym, ia mengendap-ngendap seperti maling.

"Rasanya seperti mau berbuat jahat, ah jantungku diamlah!"

Haruki membuka pelan-pelan pintu gym dan masuk dengan mengendap pula. Dia sedikit kaget dengan suara pantulan bola voli.
Dari jauh, Haruki bisa melihat lelaki berambut kuning melakukan servis.

Padahal ini masih pagi, tak disangka sudah ada orang yang memulai latihan, begitu pikir Haruki.
Bola voli banyak yang berserakan di seberang net.

"Apa dia sudah lama seperti itu?" Ujar Haruki sedikit berbisik.

Dia Miya Atsumu. Lelaki itu berkeringat banyak, nafasnya tak teratur. Servis yang ia lakukan kebanyakan out dan menyangkut di net.
Atsumu yang terlalu fokus tak menyadari kehadiran Haruki yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Hei, kau!" Panggil Haruki, Atsumu tak mendengarnya.

Pandangannya fokus kedepan, dan mulai menservis lagi.

"Ah Sial!" Umpat Atsumu yang melihat servis nya meleset jauh.

"Hei kuning!!"

Dan berhasil. Teriakan Haruki berhasil Atsumu menoleh. Wajahnya terlihat marah seperti berucap "Siapa kau yang mengganggu servisku?"

Haruki lah yang paling kesal disini. Pasalnya dirinya hanya ditatap dan di diamkan.
Cukup Suna saja yang bersikap seperti itu padanya, jangan orang lain.

"Apa bola voli itu lebih menarik daripada aku?" Haruki tanpa ragu mengatakan itu dengan percaya diri.

Atsumu melemparkan bola volinya ke hadapan Haruki, beruntung pantulan bolanya tak mengenainya.
Lelaki itu duduk dan menunduk, masih dengan nafas terengah.

Melihat Atsumu yang seperti itu, cukup menyeramkan.

"Servisku kurang kuat. Diriku sungguh lemah." Gumam Atsumu pelan namun bisa didengar Haruki. Dimanakah Atsumu si anak yang percaya dirinya tingkat dewa itu?

"Hee lemah?" Haruki memberanikan diri untuk lebih mendekat ke arah Atsumu. Gadis itu mengambil salah satu bola voli dan memainkannya. "Bukankah kau sangat menikmatinya?"

Atsumu mengangkat kepalanya dan mendapati Haruki yang berdiri di depannya. Ia ingat sesuatu, dia adalah teman Suna.

"Tapi, caramu salah untuk menikmatinya. Dengan latihan keras itu memang buat kau semakin kuat, tapi tidak dengan memaksakan diri sendiri seperti tadi." Atsumu melongo, gadis itu bisa mengetahui keadaannya. Bagaimana bisa?

"Kemampuanku masih kurang. Aku harus berusaha." Balasnya.

"Dengan memaksakan diri? Kau tidak akan dapat apa-apa dengan itu. Justru mirip seperti menyakiti diri sendiri. Cobalah berusaha dengan cara yang wajar." Perkataannya buat Atsumu berjengit kaget, memang benar apa yang dilakukan Atsumu merupakan latihan yang tak biasa.

Dengan latihan servis sebanyak 100 kali lebih, bukankah itu sedikit berlebihan?

"Dan yang paling penting.." Haruki ikut duduk dan memegang kedua pundak Atsumu. "Kau itu kuat dan kau akan baik-baik saja. Bola voli lah yang mengatakan padaku kalau dia sangat menyukai si kuning, begitu pula kau sangat senang memegang bolanya. Tim mu sendiri yang akan mengatakan bahwa kau itu berharga. Jangan khawatir, kau pasti bisa melakukan nya."

Atsumu mengerjap, ia menatap ke dalam netra Haruki. Disana, ada keyakinan besar.
Haruki melepaskan genggamannya pada pundak Atsumu dan agak menjauh darinya.

Secret | Suna Rintarou [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang