14. Jalan-jalan

1K 236 15
                                    

Mangaka isekai pt. 14

🌻 Enjoy story
________________________________

oO°Oo

Setelah satu minggu berlalu, tinggiku sama sekali tidak berubah. Aku menyerah dengan tinggiku, mari kita buang pikiran negatif dan berpikiran maju.

Saat aku berkunjung ke rumah Roseline, Viana menertawakanku. Oh kenapa semua anak kecil selalu menertawakan kelemahanku, mereka adalah anak-anak nakal yang tidak tahu cara berterima kasih kepadaku.

Karena aku adalah mangaka pemaaf, aku akan memaafkan mereka.

"Anni.. Apakah mereka masih sibuk?" tanyaku menoleh kepada Anni yang berdiri di sampingku. Kini aku sedang duduk di gazebo tempat biasanya keluargaku mengadakan pesta teh, aku duduk sendirian di sini.

"Ya Ojou-sama.. Tuan besar, Nyonya dan Tuan muda pergi bersama pagi hari ini." jawab Anni menunduk patuh.

Aku menghela napas dan melanjutkan sketsa gambarku, gambaranku semakin hari semakin terdapat rasa kesepian. Sekarang aku ingat mengapa karakter [Tesia] bertingkah dingin dan tertutup.

Kenapa orang tua dan adikku bahkan tak mengajakku ikut berpatroli? Ingin melindungi? Terlalu berbahaya?

Semuanya memihak pada sang pewaris adikku Revan. Yah, jika itu [Tesia] yang dulu mungkin dia akan semakin mengunci diri dan berusaha melarikan diri dari rasa kesepiannya.

Lalu..
Apa yang harus aku lakukan?
Hari-hari membosankan sekali..

"Ojou-sama sudah waktunya makan siang." peringat Anni.

"Iya.. Anni kau duluan, istirahatlah.. Aku akan berfotosintesis di sini." perintahku ngawur sambil melambai-lambai malas.

"Tapi Ojou-sama, anda belum sarapan—"

"Tenanglah, aku juga tidak melakukan hal berat.. Anni, istirahatlah.." potongku sambil tersenyum hampar menatap coret-coretanku.

"Baiklah, tolong panggil saya jika anda membutuhkan sesuatu Ojou-sama." pinta Anni dan segera pergi.

Ya.. Benar..

Tinggalkan aku, aku sedang buruk hari ini. Aku sangat merasa buruk.

Oh..

Aku mendongak menatap celah-celah daun, sinar matahari mengenai mataku, aku sedikit menyipitkan mataku. Lihatlah, daun-daun anggur itu.. Mereka bergantung dengan indah bersama keluarga mereka.

Rasanya aku benar-benar akan berfotosintesis disini.

Angin menerpa wajahku dengan pelan, sensasi nyaman ini membuatku memejamkan mata menikmati anginnya. Terkadang diam adalah emas.

"Uuuh.." aku menggerang pelan karena teringat jika aku sedang kesepian disini.

Aku segera kembali duduk dengan benar dan merapikan penampilanku, jangan sampai citra 'Ojou-sama'ku turun karena bertingkah tak beretiket. Mataku menatap laki-laki yang sibuk menyesap tehnya di depanku..

Huh? Laki-laki?

"Uwahh! Sejak kapan kau— Ugh, tolong katakan sesuatu jika disini." marahku yang merasa malu dengan tingkah sedihku tadi.

"Kupikir kau tidur. Posisimu benar-benar aneh." ejeknya masih menyesap tehnya dengan santai.

Laki-laki di depanku, siapa lagi kalau bukan si bangsat Milo. Putra satu-satunya dan pewaris Count Albert, dia lebih tua 2 tahun dariku, namun dia seperti sosok teman sebayaku karena tingkahnya yang jahil suka lelucon dan sangat bisa diajak bertingkah gila.

I Woke Up In My Manga Work Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang