38. Kelebihan yang Tidak Disadari

961 207 10
                                    

Mangaka isekai pt. 38

🌻 Enjoy Story
___________________________________

oO°Oo

Hasil tes sudah keluar keesokan harinya, seperti yang diduga.. Aku masuk kelas D hohoho~ itu bagus.. Itu bagus..

Senangnya melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan, Kaisar pasti bangga kepadaku.

Aku akan meminta bayaran setimpal dengan ini.. Hohohoho..

"Onee-sama kenapa wajahmu terlihat bahagia walaupun kau ada di kelas terendah?" tanya Revan yang sedari tadi duduk di depan aku yang sedang asik berdiri tertawa jahat sambil memegang hasil surat.

"Onee-sama.. Apa jangan-jangan kau sengaja merendahkan kelasmu?" tanya Revan lagi dengan ekspresi wajah serius.

"Fufufu.. Bagaimana menurutmu Revan? Tidak masalah jika itu aku, aku akan berjuang.. Hahahaa." tawaku terlihat jahat.

Revan menghela napas.

"Hebat sekali, Nee-sama.. Kalau begitu semangat saja, jangan lupa mengunjungiku." ucap Revan terlihat memaklumi.

"Tentang itu kuharap kau yang mengunjungiku, aku akan membuat kartu jenguk.. Jangan khawatir kau bisa menemui seseorang tersayangmu itu di akademi." jawabku kembali melihat surat lagi.

"U-uwah! A-aku sama sekali tidak tahu apa yang Onee-sama katakan!"

Aku menoleh ke arah Revan dan mendapati dia yang memalingkan wajah merahnya. Aku sedikit membungkuk dan menatap wajahnya yang memerah, ekspresinya lebih cantik dan menawan dari apa yang aku gambar.

"Semoga berhasil dengan cinta pertamamu." ucapku kemudian kembali berdiri tegak dan bersandar di dinding sambil membaca surat dengan lengkap.

Revan terlihat semakin memerah dan gelisah.

"Nee-sama.. Mengetahuinya?" tanya Revan sedikit malu.

"Ya, seseorang kemarin melepaskan satu kuda dari keretaku." jawabku santai sambil membolak-balik kertasnya memeriksa barang-barang yang harus kubawa dan tanggal masuk akademinya.

"A-ah! Maafkan aku.. P-padahal aku sudah berjanji kepada Onee-sama untuk menjemput..—"

"Santai saja itu bukan hal besar, ah aku akan pergi ke Menara Sihir sekarang,  sampai jumpa." pamitku yang melirik arloji buatanku dan segera pergi keluar setelah menepuk-nepuk kepala Revan.

"Itekimasu.." pamitku berjalan keluar.

"Iterashai.." jawab Revan masih malu-malu.

Apaan sih dia? Bisakah dia menghentikan malu-malunya? Adikku memang imut tapi sayangnya dia terlihat linglung atau lebih mendekati bodoh jika terus memasang ekspresi itu secara terus menerus.

oO°Oo

"Benarkan! Kita berhasil pada tahap pertama! Yeeah! Chesia mari kita lakukan hal yang ekstrim lagi!" ajak Jasmine terlihat senang sambil menunjukkan surat pemberitahuan kelulusannya masuk kelas D sama sepertiku. Kami berkumpul di menara sihir sekarang.

"Hal Ekstrim huh? Fufu.. Mari kita mendaftarkan diri di guild petualang dan mengambil quest penumpasan monster!" ajakku bersemangat.

Yah, orang mana yang akan melewatkan hal petualang semacam itu?

"Guild petualang?! Itu bagus! Mari lakukan!" ajak Jasmine senang.

"Itu hanya bercanda, tak ada lelucon seorang Tuan Putri mendaftar Guild petualang dan mengambil misi berbahaya.. Jadi kapan-kapan saja kita pergi mendaftarnya." tolakku datar sambil meramu ramuan sihir, belakangan ini aku sering membuat lelucon aneh kepada Jasmine.

I Woke Up In My Manga Work Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang