60. Tubuhku Melemah

972 196 50
                                    

Mangaka isekai pt. 60

💌 This time I use a mixed point of view, please support me 💕

⚠ Ada beberapa adegan yang terlihat mustahil diterima akal sehat.

Warning! Long Chapter 📖

🌻 Enjoy Story~
___________________________________

oO°Oo

Seorang prajurit menyiapkan meja dan kursi untuk Revan dan Chesia. Bahkan beberapa Prajurit membawakan payung besar yang menutupi cahaya matahari menyinari langsung kulit Ojou-samanya.

"Terima kasih.."

Chesia tersenyum kembali kepada para prajurit. Lagi-lagi para prajurit merona merah dan kembali ke barisan mereka.

"Nee-sama, tolong jangan mudah tersenyum begitu saja.." ucap Revan sedikit cemberut.

"Eh? Apakah senyumanku terlihat menyeramkan? Aku membuat mereka ketakutan?" tanya Chesia gelisah.

"B-bukan itu! Ugh, sudahlah Onee-sama tolong makan rotinya dengan lahap."

"Revan juga oke?"

"Aku menjaga Onee-sama, jadi aku baik-baik saja."

"Kau belum makan juga 'kan?"

"Un.. Tapi seorang prajurit sejati tidak mudah kelaparan!"

"Fufu.. Dari mana sih kau mendapat perkataan itu?"

"Intinya aku baik-baik saja Onee-sama, maka makanlah dengan lahap."

"Aku tidak akan memakannya kalau Revan tidak memakannya bersamaku, lagi pula ini ada banyak."

"Tidak akan makan? Onee-sama kondisimu-"

"Revan akan makan bersamaku 'kan?" potong Chesia tersenyum kecil dan memiringkan kepalanya sambil menyodorkan sepotong piring roti cokelat kepada adiknya.

Untuk Revan yang sudah lama tidak melihat kakaknya, itu adalah serangan fisik keimutan kakaknya yang muncul secara mendadak. Wajahnya menjadi merah cerah dan dia segera memalingkan wajahnya sambil menerima roti pemberian kakaknya.

"A-arigatou.."

Revan sedikit tersipu menerima piring cake cokelat pemberian dari kakaknya.

Rotinya terasa sangat lembut dan enak, rasa cokelatnya benar-benar sangat terasa enak.

"Andai saja krimnya sedikit beku ini akan lebih enak.." gumam Chesia sambil mengingat kenangan hidup sebelumnya.

Ada beberapa cake krim yang sebelum dikonsumsi dimasukkan ke dalam kulkas dulu, krimnya akan menjadi padat dan rasa dinginnya sangat gurih dan enak.

Baru saja gadis itu hendak menggumamkan skill ice pembekuan, suara Luna berdesing menyala-nyala seperti lampu diskotik di pinggang gadis itu.

Yang di dengar orang mungkin suara desing-desingan biasa, tapi yang di dengar suara oleh telinga gadis itu adalah sebuah omelan yang memekakkan telinganya.

"Uu.." gumam pelan gadis itu sambil menundukkan kepalanya.

"Onee-sama? Pedangmu berkelap-kelip.."

"Ya, agresif bukan?"

"Eh?"

"Cakenya enak?"

"Ya! Krimnya menakjubkan." jawab Revan senang.

Gadis itu ikut tersenyum dan kembali memakan cakenya, dia benar-benar tersiksa dengan gerakan tubuhnya yang sangat melambat lebih dari biasanya.

"Waka-sama, maafkan saya.. Tuan besar sedang sibuk dengan melapor ke pusat, ada satu bandit menjadi gila karena mengonsumsi jamur beracun.." lapor beberapa prajurit.

I Woke Up In My Manga Work Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang