Mangaka isekai pt. 36
🌻 Enjoy story
_____________________________________oO°Oo
Malam yang sangat indah, aku dan Jasmine berjalan-jalan bersama di taman kekaisaran.
Ini sudah 2 hari setelah pesta dansa, kami menggunakan jubah penyihir kami. Seperti yang diharapkan dari Jasmine, dia langsung naik warna Jubah menjadi Merah karena levelnya yang tinggi, dia naik hanya pada waktu 2 hari, hm jubah terbawah berubah menjadi jubah berlevel 5 itu sangat.. Err... Cheat bukan?
Udara malam membuat kami berayun-ayun pada pikiran kami sendiri, setelah hening beberapa saat Jasmine memulai percakapan.
"H-hei.. Chesia.. Bagaimana menurutmu tentang Zenald-sama?" tanya Jasmine sambil menatap langit dengan pandangan kosong.
"Ya? Zen ya..." pikirku sambil mengetuk-ngetuk pipiku pose berpikir.
"Kau memanggil nama kecilnya, apakah hubunganmu sedekat itu?" tanya Jasmine terdengar nanar.
Aku segera menyadari apa yang terjadi. Pasti Jasmine berpikir Zenald menyukaiku, itu hal yang salah! Kami hanya berteman!
"Tentang itu..—"
"Tenang saja, aku akan menyerah.. Jika itu Chesia aku akan menyerah, semoga kalian bahagia..——"
"Hah?! Hei, siapa yang menyukai Muka taplak itu? Jangan bercanda, kami bahkan sering bertengkar.. Jasmine dengar dan percayalah, kami tidak memiliki hubungan yang khusus dan juga tidak mungkin ada tragedi Zen menyukaiku, bukankah dia seharusnya menyukai Hina-senpai?" tanyaku sambil memandang Jasmine yang masih menunduk.
Mendengarku Jasmine langsung mendongak kaget.
"A-apa? Chesi.. Kau? Kau bahkan tidak menyadarinya? Maksudku, sudah sangat terlihat dari ekspresinya jika..." kalimat Jasmine terhenti, dia kembali menunduk lemah.
"Kau pasti salah paham tentang sesuatu? Apakah jangan-jangan karena kemarin kau melihatku berdansa dengannya?" tanyaku sedikit curiga.
"Ya.. Itu juga, dan juga dia memerah saat melihatmu.. Tunggu dulu, apakah kau mengetahui jika aku menyukai Zenald-sama?" tanya Jasmine gagap dengan pipi memerah.
Imut! Kyaa, kamu sama aku aja mendingan, jangan sama muka taplak!
(◍•ᴗ•◍)❤"Tentu saja aku tahu, walaupun kau berusaha tidak diketahui.. Kau pikir siapa diriku? Bukankah kau mengatakan kita berteman? Hei, aku paham loh tentangmu." jawabku, diam-diam Jasmine menatap mataku lagi.
Mata biru berliannya berkilauan saat malam hari, ini sangat membuatku senang karena telah menggambarnya dengan baik.
"Dan.. Untuk Um.. Dia memerah, aku sepertinya tahu tentang sesuatu.." ucapku mendadak malu.
Jasmine menatapku curiga.
Aku berdeham dan mencubit pipiku yang elastis untuk mengatur senyuman tak terduga.
"Tolong lihat aku.." pintaku sambil menenangkan pikiranku.
Aku menatap mata Jasmine lalu memberikan senyuman rahasiaku kepadanya, senyuman dewasa menggoda. Seperti yang diharapkan wajahnya berubah memerah, yah.. Aku juga begitu dulu.
"Lihat! Senyuman itu! Aku mempelajarinya dari ibuku saat dia meminta suatu hal pada Ayahku, huh.. Karena sering berlatih senyum itu di cermin, aku jadi tidak sengaja menggunakannya.. Senyuman aneh." aku pun ikut memerah dan memalingkan pandanganku.
Jasmine tertawa.
"Maafkan aku.. Aku akan tetap menyerah, bagaimana mungkin aku menang melawanmu itu?" tanyanya sambil menghapus titik air mata dengan tangannya.
"Aku akan menyerah, jika itu Chesia.. Aku akan berharap kebahagiaanmu.."
"Tunggu, Jasmine.. Maafkan aku kau salah paham, dan juga.. Kau tahukan apa yang terjadi pada 4 tahun lagi? Setelah tugas Dewiku selesai.. Aku akan..—"
"Maka dari itu aku berharap kebahagiaanmu! Hiks, Chesia.. Tak bisakah kau tetap hidup dan tumbuh besar bersamaku?" tanya Jasmine memotong percakapanku.
Aku terkejut dengan perkataan Jasmine yang naik satu nada setengah berteriak.
"Maafkan aku.. Aku sudah mengabdi diriku sendiri pada misi ini, bahkan aku sudah bersumpah akan melenyapkan Kegelapan, yah.. Itu bersamamu kan? Kau adalah Yuusha." jawabku sambil menatap nanar Jasmine.
"Dan.. Selama 4 tahun ini.. Maukah kau menjadi temanku Jasmine?" tanyaku sambil mengeluarkan sapu tanganku dan mengusap air matanya.
"Hiks.. Kenapa? Hiks.. Tetaplah hidup Chesia.. Tetaplah hidup..." tangis Jasmine sambil memukul-mukul pelan pundakku. "Aku akan menyerahkan segalanya untukmu.. Aku akan.. Aku akan.."
"Ya.. Terima kasih banyak.." aku memeluk Jasmine, Jasmine segera balas memeluk dengan erat dan menangis sejadi-jadinya di pelukanku.
Kenapa ya..
Rasanya sedikit aneh pada jantungku, rasanya seperti jantungku ditetesi air dingin yang membuat rasa gelisahku menghilang.
Itu adalah cinta Master, cinta akan mengisi kekosongan hatimu..
Luna berdesing pelan, kini pedang mawar biruku tergantung sempurna dipinggangku.
Cinta ya.. Kupikir cinta hanya keluarga dan jatuh cinta pada laki-laki saja..
Cinta juga ada pada persahabatan yang erat Master, semoga hidupmu penuh dengan cinta Master..
Aku tersenyum masam mendengar nasihat Luna. Cinta? Aku belum benar-benar merasakan cinta dari orang lain selain keluargaku walaupun itu di kehidupanku yang sebelumnya.
Aku adalah seorang otaku yang dianggap 'orang bermasalah' oleh banyak orang, aku menyendiri di kelas, karena aku hidup di dunia imajinasiku dan menuangkannya menjadi karya manga, aku rasa aku baik-baik saja jika sendirian. Terima kasih kepada manga shoujoku yang terbit memuaskan, berkat itu aku mendapat sedikit cinta dari para pembaca yang antusias.
Hanya keluargaku saja yang benar-benar memberiku kasih sayang, mereka sangat mendukungku dengan terbitnya mangaku, mereka merayakan keberhasilanku bersama. Aku sangat bersyukur memiliki keluarga yang diberkati di dunia ini ataupun kehidupanku yang sebelumnya.
Aku akan bersyukur ada yang memberiku cinta selain pihak dari Keluargaku..
Tanpa sadar aku mendengungkan nada-nada [Sing Lullaby] dan membuat Jasmine tertidur.
"Jasmine? E-eh.."
Nahkan, kenapa aku membuatnya tertidur?
Mungkin aku harus belajar mengendalikan skill [Sing Lullaby] agar tak membuat orang-orang yang mendengar nyanyianku akan tertidur.
Aku pun mengantarkan Jasmine kembali ke istana, aku langsung terbang bersama Selene dengan mode tak terlihat ke balkon kamar Jasmine. Setelah membaringkannya di ranjang dan menyelimutinya, aku segera pergi keluar dari istana.
Aku menaiki Selene dan kembali ke langit-langit malam yang menakjubkan.
"Nyaaan~"
"Master.. Nadanya tadi sangat indah." kata Momo sambil berbaring manja di pangkuanku.
"Terima kasih, tapi itu belum sempurna." jawabku setengah tertawa.
Aku mengelus bulu putihnya yang lembut. Baiklah, mari kita berpatroli lagi dan menjaga malam hari dengan lebih baik.
Hari esok menungguku.
oO°Oo
TBC
935 words
Maaf agak Gj, auah bimbank wkwk
Jasmine sadgirl di chapter iniVote dong cantik ganteng
(◍•ᴗ•◍)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I Woke Up In My Manga Work
Adventure[DROP!! ] Aku Fujikawa Miki, gadis berumur 17 tahun terbangun di tubuh gadis bernama Tesia Ema Chanire-salah satu pemeran pendukung dari ceritaku. Aku tidak menyadari dunia manga-ku yang aku ciptakan dengan asal-asalan menjadi akhir buruk bagiku. Ji...