74. {Author Pov} Kata-kata Penyemangat

880 159 32
                                    

Mangaka isekai pt. 74

Warning! Long Chapter 📖

🌻 Enjoy Story
___________________________________

oO°Oo
💡 Author Pov~
_____________________

Hari yang sangat cerah, laki-laki berusia 11 tahun dengan rambut silver mendesah menatap surat permintaan pertunangan yang di arahkan kepadanya.

Ada banyak dari mereka dan tertumpuk berantakan di atas mejanya.

"Pilihlah salah satu atau tidak apa bagimu untuk menolak semua."

Perkataan Marquis Chanire sebagai sang Ayah tergiang di kepalanya.

Revan, laki-laki itu berkerut dan memutuskan keluar dari ruang kerjanya untuk mencari udara yang akan membuatnya mengabaikan tumpukan surat permintaan pertunangan dan laporan kemiliteran Pegasus biru pasukan keluarganya yang menumpuk tinggi di mejanya.

Ini adalah siang hari, karena pelayan laki-lakinya mengingatkan jadwal privat hariannya, Revan membelokkan langkahnya menuju perpustakaan.

"Siapa yang ada di dalam?" tanya Revan berwajah tegas bertanya kepada pelayan Anni yang berjaga di luar pintu.

"Ojou-sama sedang membaca beberapa surat di dalam."

Anni sang pelayan pribadi Tesia membungkuk kepada Tuan mudanya.

Revan tersenyum kecil.

"Maka aku akan masuk." Revan membuka pintu untuk masuk ke dalam perpustakaan.

Rak-rak buku megah berisi buku-buku mahal berjejeran rapi, bau khas buku menyebar di indera penciumannya. Seorang gadis bergaun merah hati sedang memasang ekspresi serius kepada surat di tangannya.

Revan menahan diri untuk tersenyum dan berjalan dengan gagah berpura-pura berekspresi biasa ke arah kakak perempuannya.

"Are? Selamat siang, apa yang kau lakukan di perpustakaan Revan?"

Tesia tersenyum menyambut adik laki-lakinya duduk di depan kursinya.

Seolah senang kakak perempuannya memperhatikan dan menyapanya terlebih dahulu dengan baik, Revan tersenyum senang dan menarik kursi di depan kakaknya.

"Aku akan ada jadwal privat nanti, Onee-sama sedang membaca apa?" tanya Revan sedikit tersenyum senang.

Ini rahasia.
Tapi hanya di depan Tesia, Revan bertingkah menggemaskan dan bisa tersenyum semanis itu.

"Haha, ini dari akademi. Akan diadakan tes ujian asrama nantinya."

"Tolong jangan menahan diri kali ini."

"Terima kasih, tapi kupikir akan merepotkan jika tidak mencoba menutup warna asliku." Tesia menatap serius kertas di tangannya.

"Ada pepatah yang mengatakan: 'jangan tunjukkan warna aslimu bahkan dengan temanmu.' jadi aku harus hati-hati dan akan menahan diri lagi." Tesia dengan senang mengangguk percaya diri.

Hah~ kali ini dia terlalu banyak membaca buku ya?

Revan menghela napas menatap kakak perempuannya yang sibuk berceloteh riang tentang banya teori yang menyuruh berhati-hati dengan warna diri sesungguhnya.

Tak lama kemudian Tesia kembali membaca suratnya dengan tenang, sementara Revan sedang mencoba yang terbaik menjawab kumpulan soal materi di luar bab pelajarannya.

"Onee-sama, bagaimana caraku menyelesaikan masalah soal ini?" tanya Revan mengeryit bingung sedikit manja kepada kakak perempuannya.

Tesia berdiri dan berpindah kursi di samping adiknya, gadis itu menarik kursi berdekatan dengan Revan dengan santai tanpa menyadari tatapan gugup Revan.

I Woke Up In My Manga Work Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang