Bab 21 Pergi

14 1 0
                                    

PoV Andra

Aku merasakan rasa sakit, hampir di setiap bagian tubuhku. Badanku terasa sangat lemah saat ini. Tanganku juga tidak bisa aku gerakkan.

Dan … ah …, mata ini …, mengapa mata ini juga tidak bisa aku buka. Terasa sangat berat, dan semuanya terlihat gelap.

Tapi aku bisa mendengarkan ada orang-orang yang sedang berbicara di sekitarku.

Aduh! Sesuatu telah ditancapkan di pergelangan tanganku.

Sakit.

Aku masih bisa merasakannya barusan. Mereka mengguncang-guncang tubuhku. Lalu aku merasakan, tubuhku diangkat dan dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Sekarang ini, aku merasa tubuhku dibaringkan di sebuah tempat tidur yang dingin. Ruangan ini bau obat, karbol, atau semacamnya. Aku juga merasa, kepalaku sangat berat dan sangat sakit.

Aku pun bisa mendengar suaranya.

Ya … , suara itu, suara wanita yang selama ini sudah memenuhi hari-hariku dengan harapan. Yang membuatku bersemangat untuk pergi bekerja setiap hari, karena di kantor itu aku akan bisa melihat dan mendengar suaranya seharian.

Aku … ingin segera bisa membuka mata dan bangun. Aku ingin berangkat ke kantor, menemuinya dan menyerahkan hasil desain yang baru saja aku selesaikan.

Ah …, pasti dia akan tersenyum senang, melihat desain yang aku buat.
Pasti dia sangat gembira, desainku bisa selesai dan masuk cetak tepat waktu.

Dan akupun cukup merasa puas, hasil kerjaku begitu dihargai di sini. Aku juga senang, melihatnya tersenyum lebar, puas dengan hasil kerjaku yang bisa selesai tepat waktu.

Tetapi kenapa …, sepertinya dia terdengar sedang menangis. Dari suaranya, dia tampak begitu dekat,  dengan tempatku berbaring sekarang ini.

Tapi apa benar, dia sedang menangis? Kenapa dia menangis? Apakah dia menangis karena aku?

Ah …, apa sebenarnya yang terjadi padaku? Apakah kondisiku sekarang begitu buruk, sehingga Bu Anita sampai sesedih itu? Tapi mungkin iya.

Kondisiku pasti sangat buruk sekarang. Nyatanya, aku bahkan tidak bisa menggerakkan satu pun dari anggota badanku. Aku juga tidak mampu membuka mata.

Aku ingin bicara padanya, dan ingin berteriak. Namun nyatanya, suaraku hanya tercekat di tenggorokan.

Apakah aku masih berada di dunia ini? Ataukah aku sudah mati?

Tetapi sepertinya …, aku masih hidup. Hanya saja, kondisiku memang sangat lemah saat ini. Apa sebenarnya yang terjadi padaku, sampai-sampai aku berada di sini, dengan kondisi yang buruk seperti ini?

Pasti sekarang, aku sedang berada di sebuah rumah sakit atau semacamnya. Karena bau ini …, seingatku adalah bau rumah sakit.

Aku bisa ingat, saat dulu aku pernah menunggui nenek waktu opname di rumah sakit.

Sebuah tangan yang hangat dan lembut, menyentuh lenganku.

Ah …, pasti itu tangan wanita itu. Aku sangat mengenal sentuhannya. Aku juga masih ingat, saat ia mengamit lenganku, ketika kami berjalan beriringan beberapa waktu yang lalu, di halaman rumah Bu Ratna.

Ingin sekali, aku mengulangi saat-saat bersamanya. Aku selalu merindukan itu.

Dan tadi …, rasanya kami baru saja berada di salon. Setelah itu …, aku …, ya … aku ingat sekarang. Aku baru saja akan pulang ke kosan, lalu tiba-tiba mobil itu menabrakku.

Oh! Pasti karena itulah, aku di bawa ke sini. Jadi benar …, sekarang ini aku sedang berada di rumah sakit.

“Ndra, bertahanlah. Kau pasti bisa melalui semuanya.” Lirih, ku dengar suara lembut dari wanita yang ada di samping tempat tidurku.

Rahasia Sang Editor (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang