Readinata Nilandiputri, dengan kelebihan yang terselip di dalam namanya--Nilandiputri; seorang anak perempuan yang memiliki aura berwarna nila.
Sebuah anugerah, yang pernah memecah seluruh egonya dengan orang-orang yang ia cintai.
Matanya terpejam. Seluruh tubuhnya merasakan semilir angin yang berhembus. Membiaskan sayup-sayup di indera pendengarannya. Perlahan, pikirannya ikut terhanyut, berjalan semaunya tanpa bisa ia cegah. Menciptakan gelombang besar pada pikirannya, namun terasa hampa.
Hingga gelombang itu berhenti, membawanya menuju penglihatan dimensi tanpa batas. Hanya ia yang mengetahui, hanya ia yang dapat merasakan, kalau saat ini ... ia telah kembali lagi pada masa itu, lima tahun silam. Tak lama, seuntai senyum hadir di bibirnya. Memastikan kalau teleportasi yang dilakukannya berhasil.
Kala seseorang itu berkeluh-kesah, sendirian. Hingga akhirnya mereka berbagi kisah, berbagi rasa pada hamparan luas ilalang yang hampir mengering.
Tidak! Tiba-tiba saja ia merasakan dadanya sesak saat merasakan aura yang perlahan menguar pada tempat ini. Ia harus pergi lagi. Tak butuh waktu lama, ia mengerjapkan matanya perlahan, menahan tarikan napasnya pada inti perutnya.
Gelombang itu mengikutinya, membawa kembali dirinya pada masa sekarang, menghilangkan dimensi lain yang barusan ia kunjungi.
Tiba saatnya ia membuka mata, semuanya masih sama. Ia masih bisa merasakan aura yang membungkus tempat ini--hingga sekarang.
Semua masih sama. Kenangan itu juga. Termasuk ilalang yang berdiri kokoh menghampar luas tanpa celah melawan angin, begitupun jalan setapak yang menjadi saksi bisu kalau mereka ... pernah berbagi rasa; perih hingga bahagia, dan segalanya yang ada di sini, menjadi saksi kalau kerasnya hidup mengajarkan Readinata dan seseorang itu akan suatu hal.
Dalam hati, ia percaya akan kekuatan waktu.
Waktu mengajarinya banyak hal, termasuk mengatur anugerah yang Tuhan berikan kelak.
=================================================================
First publish on 2 January 2015
New publish on 01 January 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Satintail
ParanormalBisakah aku memohon padamu untuk tidak bertindak selayaknya angin? Jangan seperti angin yang mudah datang dan mudah pergi Karena aku takut seperti ilalang yang hanya bisa melambai saat angin memilih pergi Ilalang yang pasrah menatap kepergian angin...