#2 : Hanun

366 9 2
                                    


ستنتظر يه؟
masih menunggunya?"

نعم
"iya"

الي متي؟
"sampai kapan?"

الي أن يشاء الله أن نلتقي
"Sampai Tuhan menginginkan kita untuk
bertemu"

Peluh ku mulai bercucuran, hari sedang teriknya. Aku menundukkan kepalaku, sambil terus berjalan. Dari kejauhan nampak beberapa pria sedang berdiri menunggu taksi, beberapa satpam berseragam hitam juga tak pernah absen berdiri di depan gedung tinggi yang berada persis di depan indekos ku ini. Sebelum berangkat ke kampus aku pasti melewati jalan ini, jalan yang berada persis di depan hotel start.

"Assalamualaikum.. kuliah siang yaa,
lagi terik banget tuh mataharinya. Nanti item loh kulitnya, hati-hati di jalan ya" ucap salah seorang satpam.

Aku hanya menunduk kaku, sama sekali tak menghiraukan dan mengangkat muka ku untuk melihat siapa yang berbicara. Karna bagiku itu bukan sapaan, melainkan godaan. Yang tak perlu untuk kuhiraukan, sudah satu tahun lebih aku tinggal di indekos dua tingkat di daerah belakang hotel. Hotel yang berada persis di gang indekos kami, semua satpam yang secara bergantian berjaga disana sudah sangat hapal dengan ku dan mungkin juga dengan anak kos yang lainnya.
Ya, hari ini panas matahari sungguh menyengat. Aku berbelok ke sebuah mini market, sebelum menaiki jembatan penyebrangan jalan. Untuk membeli sebotol air mineral dan beberapa permen serta coklat, yang seringkali membuat mood ku merasa lebih baik. Aku segera membayar belanjaan ku ke kasir, tiba-tiba saja ponsel ku bergetar. Ada panggilan masuk, dari teman sekelasku.

"Halo asalamualaikum, hanun, kamu masih di Kosan ya? Hanun kamu mah telat terus. Buruan sampe kampus, pak Mikail barusan aja bilang kita mau ada UTS." Ucap Yumna memberitahu dengan nada cemas.

"Ehhh, serius yum? Kok ga ada kabar sih, tiba-tiba aja gini. aku masih di mini market nih, bentar lagi lah nyampe. Aku nyebrang jalan dulu deh ya." Jawabku ikut panik.

"Yaudah buruan, masih dikasih waktu 10 menit lagi sambil nungguin yang belum hadir" lanjut Yumna.

"Oke oke, maksih ya yum info tak terduga nya" jawabku sambil segera mengambil kembalian dari karyawan kasir.

***

"Assalamualaikum" ucapku sambil mengetuk pintu.

"Maaa.." belum selesai mengucap kata maaf, perkataan ku sudah dipotong oleh pak Mikail.

"ya yaa, cepat langsung duduk saja."

Benar-benar tak terduga. Tadi malam kepala ku begitu sakit, efek hormon karna akan kedatangan tamu bulanan. Jangankan menyentuh buku, makan pun aku lupa. Hingga ketiduran tanpa sempat mencuci muka dan menggosok gigi, apakah hari ini aku harus mengarang indah lagi untuk esay ini, gumam ku dalam hati.


"Hanun, nunggu siapa? Yumna ya?"
Tanya Afif yang baru saja keluar kelas meyelesaikan ujiannya.

"Iya ni nunggu Yumna, lama bener si yumna ngerjain esay nya."

"Mau ke perpus, atau pulang dulu ke kos sambil nunggu mata kuliah yang satunya?" Tanya Afif kembali.

"Mau pulang dulu deh kayaknya"

HanunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang