Prolog

213 20 6
                                    

Hai Guys ! Pemanasan dulu ya..he..he..he... Eh, jangan lupa vomentnya ya, biar kita tetap semangat gitu nulisnya...hii..hi..hi....semoga kalian betah ya bacanya. 

***

"Kamu itu harus bisa jadi pengayom buat adikmu, Le!" Faris mati kutu mendengar titah dari ibundanya. Hati Faris campur aduk nano-nano tak keruan. Sungguh pilihan yang sangat sulit baginya. Pergi ke Bandung artinya harus berpisah dengan ibunya dan merelakan posisi yang sangat ia impikan selama ini, guru taekowondo. Tapi di sisi lain, ada Aida, adik satu-satunya yang harus ia jaga. Faris sama sekali tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti ini.

"Tapi Bun, Faris nggak yakin bisa melakukannya." Matanya berusaha mencari mata ibunya, berharap akan ada revisi keputusan. Namun, krik..krik..krik...sepi. itu artinya keputusan ibu sudah bulat seperti bola pingpong. Harga mati. Kalau sudah begini, Faris hanya bisa pasrah. "Hallo-hallo Bandung, i'am coming !!!" pekik Faris, walau hanya dalam hati.

***

Entah sudah berapa abad Faris tak menginjakkan kaki di Kota Kembang. Terakhir ia ke Bandung ketika ayahnya belum punya mama Sari, ibu tirinya. Itu artinya sudah hampir tiga tahunan ia nggak ketemu sama Ayah dan Aida, adiknya. Busyeett...lama amat ya. Jangan ditanya seperti apa rasa kangennya. Berat, Sob ! Nggak sembarang orang bisa ngejalaninnya. Tapi mau gimana lagi, Faris nggak punya pilihan, selain nurut apa kata ibunya.

"Ndak usah datang ke sana, nanti dikira kita minta jatah sama ayahmu!" Faris hanya mengangguk saja kala ibunya berujar, walau dalam hatinya berontak. Bukankah selama ini tanpa diminta pun ayah selalu ngasih jatah ya? Faris bukan anak kecil lagi, ia sangat bisa merasakan kalau sebenarnya ayah dan ibunya masih sangat mencintai dan saling mengkhawatirkan. Ah, entahlah, Dunia orang dewasa terkadang sulit dimengerti. Dan ia pun ndak berminat untuk menjadi detektif layaknya Conan, menyelidiki penyebab keduanya bercerai. Untuk apa? Tidak ada gunanya, toh sekarang ayahnya sudah punya mama Sari. 

Fokus Faris saat ini hanya Aida. Sebenarnya terselip sedikit rasa jengkel pada adiknya. Kenapa seh Aida harus jadi anak bandel sekarang? Kenapa nggak jadi anak yang manis, lucu, imut dan menggemaskan kayak dulu? Karena ulah Aida kini Ia harus ikut menanggung akibatnya. Musti cabut dari lereng bukit Sindoro Sumbing hijrah ke Bandung Lautan Api. Meninggalkan ibunya seorang diri, merelakan hobi dan pekerjaan yang sangat ia gandrungi. Segalanya ia lakukan untuk Aida.

RESILIENCE "Segalanya Untuk Aida"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang