Aihh...Si Faris dah menapakkan kakinya di Bandung neh Guys..!!! Yuuk kita ikutin si Faris biar nggak tersesat. He..he..he...jangan lupa vomentnya ya.makasih
***
Kereta api Argo Wilis baru saja tiba dari arah timur. Kereta inilah yang akan mengantar Faris menuju kota tempat ayah dan Aida berada. Riuhnya suara penumpang turun bersautan dengan suara petugas operator tak mampu mengusir rasa sepi yang menghantui Faris sejak meninggalkan ibunya siang tadi.
Faris melirik jam tangan pemberian ibunya. Bukan jam tangan mahal memang, tetapi cukup membuat Faris bisa menghargai waktu, begitu pesan ibunya saat menghadiahkannya di hari ulang tahunnya. Lima menit lagi kereta berangkat, Faris segera masuk gerbong sesuai kursi yang tertulis di tiket miliknya. Ia berharap, kereta malam ini nggak padet, sehingga bisa mendapat kursi kosong. Agar ia bisa beristirahat tanpa ada rasa sungkan dengan penumpang lainnya.
Kali ini adalah pengalaman pertamanya naik kereta seorang diri. Ada sedikit rasa was-was menggelayuti hatinya, tapi segera ditepisnya. Dia bukan anak kecil lagi, sekarang ia adalah calon mahasiswa. Perlahan kereta meninggalkan stasiun. "Bismillah, Bandung..I'am coming." Faris menguatkan hatinya.
Entah sudah berapa abad Faris tak menginjakkan kaki di Kota Kembang. Terakhir ia ke Bandung ketika ayahnya belum punya mama Sari, ibu tirinya. Itu artinya sudah hampir tiga tahunan ia nggak ketemu sama ayah dan Aida, adiknya. Busyeett...lama amat ya. Jangan ditanya seperti apa rasa kangennya. Berat, Sob ! Nggak sembarang orang bisa ngejalaninnya. Tapi mau gimana lagi, Faris nggak punya pilihan, selain nurut apa kata ibunya.
"Ndak usah datang ke sana, nanti dikira kita minta jatah sama ayahmu!" Faris hanya mengangguk saja kala ibunya berujar, walau dalam hatinya berontak. Bukankah selama ini tanpa diminta pun ayah selalu ngasih jatah ya? Faris bukan anak kecil lagi, ia sangat bisa merasakan kalau sebenarnya ayah dan ibunya masih sangat mencintai dan saling mengkhawatirkan. Ah, entahlah, Dunia orang dewasa terkadang sulit dimengerti. Dan ia pun ndak berminat untuk menjadi detektif layaknya Conan, menyelidiki penyebab keduanya bercerai. Untuk apa? Tidak ada gunanya, toh sekarang ayahnya sudah punya mama Sari.
Dan, kali ini ibunya sendirilah yang meminta dirinya datang ke ayahnya, bukan sekadar datang sesaat, tapi untuk waktu yang sangat lama. Ia akan kuliah di sana, sekaligus mendapatkan tugas menjaga adiknya.
Fokus Faris saat ini hanya Aida. Sebenarnya terselip sedikit rasa jengkel pada adiknya. Kenapa seh Aida harus jadi anak bandel sekarang? Kenapa nggak jadi anak yang manis, lucu, imut dan menggemaskan kayak dulu? Karena ulah Aida kini Ia harus ikut menanggung akibatnya. Musti cabut dari lereng bukit Sindoro Sumbing hijrah ke Bandung Lautan Api. Meninggalkan ibunya seorang diri, merelakan hobi dan pekerjaan yang sangat ia gandrungi. Segalanya ia lakukan untuk Aida.
***
Faris memeriksa ponselnya saat kereta sudah sampai di Bandung. Mengecek barangkali ada wa masuk. Benar saja, ada banyak pesan dari ibu, ayah dan Edi. Semuanya menanyakan kondisinya saat ini. Diam-diam Faris tersenyum, ia bersukur masih mempunyai orang-orang yang mengkhawatirkannya.
Hari masih sangat pagi ketika mobil online pesanannya datang. Udara sejuk yang menyambutnya sedikit ngademin rasa kecewa Faris. Sebenarnya sesuai rencana awal, ayah akan menjemputnya di stasiun, tetapi mendadak kemarin Tn. Anton mendapat tugas ke luar kota dan baru datang nanti sore. Jadilah sekarang Faris harus naik moda transportasi online sendiri menuju kediaman ayahnya. Sengaja ia memilih mobil, karena barang bawaannya lumayan banyak dan akan sangat kerepotan jika harus naik motor.
Sepanjang perjalanan Faris tak hentinya mengagumi keindahan kota Bandung. Selain banyak taman-taman kota yang menyejukkan matanya, Faris juga takjub akan indahnya lukisan warna-warni yang menghiasi banyak dinding di sudut-sudut Kota. Bukan Bandung namanya kalau tidak kreatif. Mural dan grafitti yang ada di sepanjang jalan bikin Bandung makin manis untuk dinikmati.
![](https://img.wattpad.com/cover/244925187-288-k138135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RESILIENCE "Segalanya Untuk Aida"
Fiksi RemajaFaris terpaksa harus tinggal di rumah Ayah dan Ibu tirinya demi memenuhi tugas yang diberikan ibunya, menjaga Aida, adik kesayangannya. Perceraian kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu membuat Aida kehilangan arah dan terjerumus dalam pergaula...