kacau

145 15 19
                                    

Ternyata hati membuatku salah paham selama ini, baguslah, setidaknya aku jadi tidak terlalu berharap lebih terhadapnya.
-Venus-
--------------------------------------------------

Setelah tragedi tadi sore berakhir, kini mereka pulang kerumah masing masing, jam sudah menunjukan pukul 18:00 Venus membuka pintu rumahnya dan seperti biasa eomma nya sedang duduk di sofa dengan gadget di tangannya, tidak lupa Venus mengucap salah dan mencium tangan eomma nya terlebih dahulu sebelum berlalu menuju kamar, jangan salah badboy badboy gini masih jagoannya eomma!

Usai sholat maghrib Venus langsung membuka handphone nya, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
'Tumben bat kucing oren kaga ada' ia tidak peduli dan lanjut fokus ke handphone nya.

Ia membuka instagram milik Ara, rupanya gadis itu tadi berfoto di taman SMA Dandelion bersama 3 temannya dan mengepost foto tersebut di instagram miliknya, saat Venus memandangi wajah Ara... kini fikiran nya memikirkan tragedi tadi sore saat ia mencium gadis itu, seketika pipinya memerah akan hal itu ia langsung menyentuh bibirnya sendiri karna tidak percaya ia melakukan hal itu terhadap sahabatnya.

"Bego, ngapain gw cium?!!" Venus mengusap rambutnya kasar, entahlah ia kini merasa jadi pencuri karna telah mencuri first kiss sahabatnya sendiri, memalukan.
Ia membuka mencari kontak Ara di whattsapnya, setelah ia mendapatkan apa yang ia cari, ia memandangi foto profile Ara yang menampilkan foto gadis itu sedang memanyunkan bibirnya.
Sebenarnya Venus ingin mengechat Ara tapi ia tidak biasa memulai obrolan, biasanya Ara yang mengechatnya duluan,
"Cuek cuek gini kalo ga di kasih kabar juga bisa khawatir ra" Batin Venus, ia berhenti menatap foto gadis itu dan menatap benda yang ada di atas laci,
Tiba tiba ia teringat sesuatu saat ia melihat ke arah 2 kalung yang tergeletak di atas laci ranjangnya,  ia meraih kedua kalung itu sambil menatapnya dengan tatapan kosong.

"Oiya, kok tadi siang gw ga ketemu Disa ya? Bukanya dia PMR? harusnya dia ikut ke SMA Dandelion dong?," Tanya Venus dalam hati, ia penasaran dengan keadaan Disa, entahlah rasanya hari ini beda karna Disa ga ada di sisi Venus, ia merasa harinya kali ini jadi sangat sepi.

Look so good yeah look so sweet,
Lookin good enough to eat.
Coldest with the kiss, so he call me ice cream.
Catch me in the fridge, right where the ice be.

Ponsel Venus berdering menandakan ada panggilan, ia melihat nama orang yang menelfonnya "ngapain ari nelpon gw? Minta di ketemuin ama malaikat Izrail?," Venus mengangkat telfon itu dengan setengah niat

"Hm?"

"Ayahnya Disa meninggal, tadi bi yuyun nelfon gw, gw ga bisa langsung dateng karna gw sama geng Orbit lagi dalam keadaan genting sekarang, Disa butuh lo nus! Sekarang lo kesana! Gw minta tolong sama lo"

"Hah? Srius? Iya Iya gw langsung otw!"

Venus mengganti baju kokonya yang tadi ia gunakan untuk sholat maghrib, kini ia mengenakan kaos hitam polos, celana jeans panjang, dan jaket berlambang yupiterius, ia langsung mengambil kunci motor dan helm lalu keluar dari kamarnya.

"Mau kemana chagi?,"

"Venus izin ke rumah sakit ya ma, bokapnya temen Venus ada yang meninggal" Venus mencium tangan eomma nya dan langsung keluar tanpa berkata apa apa lagi
     

                            🍄

Di sisi lain geng Orbit masih melanjutkan pertempuran dengan geng Arthopus, mereka kini menghentikan perkelahian karna sudah banyak korban yang berjatuhan di jalan.
Geng Arthopus terutama Raka dan Dewo memasang senyum smirk sambil menyaksikan kekalahan musuhnya di depan mata.

"Urusan kita kelar, gw cabut bye" Raka dan geng Arthopus yang lain kemudian pergi menggunakan motornya meninggalkan anak anak Orbit yang bergelatakan di aspal.

Ari berusaha meraih handphone nya yang terjatuh di tanah usai menelfon Venus tadi, ia kemudian berhasil menggapai handphone yang berjarak sekitar 1 meter dari tubuhnya, ari membuka aplikasi whatsapp miliknya dan mulai mencari kontak bernama 'Ara si Babi glowing' kemudian ia Memencet tombol telfon.

"Hallo? Kenapa bang?," Tanya Ara dari sebrang telfon

"Ra.. Tolongin gw.. Gw ada di jalan manggis 2, Ara minta bantuan ke siapa pun terserah, temen temen gw sisanya udah pada kabur gw yg suruh, di sini gw lagi sama jasson dia pingsan, gw dah ga kuat lagi.. Cepetan lu kesini!"

Ara langsung mematikan telfonnya dan pergi ke ruang keluarga, tapi sayang papa dan bunda sedang pengajian di rumah keluarga jauh mereka, tadi sore papa dan bunda berangkat ke Bogor dan mereka bilang katanya pulang jam 1 atau 2 malam.

Ara bingung mau menghubungi siapa, Venus? Dia off, Fegan?

"Hallo, Fegan, gw boleh minta tolong ga?" Ara menelfon Fegan

"Apa ra?,"

"Temenin gw ke jalan manggis 2 boleh? Abang gw lagi luka di sana, gw harus bawa dia ke rumah sakit gan!"

"Aduh ra, gw ga bisa, lo kan tau sendiri bokap gw ga ngebolehin gw keluar malem malem"

"Ck! Tapi gan--"

"Maaf ra gw ga bisa, sorry banget nih ra"

Fegan mematikan telfonnya secara sepihak, demi Tuhan Ara kini merasakan panik yang luar biasa ia bingung harus apa, tiba tiba ada pesan masuk di whatsapp milik Ara

Whatsapp

Alfa:"Hai ra, ini Alfa saveback ya!  Gw dapet no WA lo dari dea alumni SMP"

Ara:"ALFA!! LO DI BOLEHIN KELUAR MALEM GA?"

Alfa:"kebetulan gw lagi di Starbucks deket rumah lo nih lagi ngeggabut sendiri, ada apa emangnya?"

Ara:"temenin gw ke jalan manggis 2 ya?!! Bisa ga? Please"

Alfa:"bisa bisa, emang mau ngapain?"

Ara:"entar gw jelasin, lo kesino dulu aja, cepetan ya al"

Alfa:"oke oke otw nih"

Whatsapp off

Ara kini merasa lega, untung saja Alfa menghubunginya tepat waktu, tanpa Alfa ia tidak tau lagi harus minta tolong ke siapa

Tak lama kemudian, alfa datang dengan mobil hitamnya, tidak perlu menghabiskan banyak waktu perjalanan, karna jarak antara Starbucks dengan rumah Ara sangatlah dekat, alfa membunyikan klakson mobilnya

Ara langsung menutup pintu rumahnya tidak lupa ia juga menguncinya, ia berlari menuju mobil Alfa dan langsung masuk ke dalam.

"Ada apa si?" Tanya Alfa yang kini kebingungan dengan mimik wajah Ara yang panik

Ara menjelaskan semuanya ke Alfa, alfa yang sudah mengerti kemudian mengangguk dan langsung menancapkan gasnya dengan kecepatan cepat, karna ini sedang keadaan darurat.

                            🍄

Disisi lain, Venus masuk ke dalam ruangan ayahnya Disa, dan benar saja ia mendapati Disa yang sedang menangis di samping Zenazah sang Ayah, tanpa fikir panjang Venus langsung menghampiri gadis itu dan memeluknya, tangisan gadis itu semakin mendalam di pelukan Venus sedangkan Venus hanya mampu mengusap punggung sang gadis tanpa mengucapkan satu pun kalimat, ia bingung harus berkata apa, ia bukanlah orang yang ahli dalam hal menyemangati orang lain. jangankan memberi semangat terhadap orang lain, dia saja tidak bisa memberi semngat pada diri sendiri.

--------------------------------------------------

Gimana episode kali ini? Jangan lupa vote, follow, dan komen ya! Biar aku tambah semangat nulisnya, thankyou guys!!!

VENUS & ARA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang