Berani menyayangi juga harus berani merasakan kehilangan
-tipeti-
--------------------------------------------------Malam semakin larut, disa dan ari masih mengobrol membicarakan kaki Ari yang harus menerima takdir bahwa sekarang ia lumpuh karna tragedi tawuran tadi, mereka juga membicarakan tentang pemakaman ayahnya Disa besok. namun tidak dengan ara dan Venus, mereka berdua memilih untuk melihat gadget mereka masing masing. Alfa? Ia tidak mengenal orang orang yang ada di ruangan tersebut kecuali Ara, HP nya juga tertinggal di mobil, jadi ia lebih memilih membaca majalah rumah sakit yang tergeletak di atas laci.
Tak lama kemudian akhirnya jasson yang terbaring di atas ranjang kini bangun dari pingsannya yang memakan waktu agak lama.
"Eh udah sadar lo bro," Ari menoleh ke arah kiri tempat dimana sang wakil pemimpin Orbit berbaring, "tadi gw udah ngabarin ortu lo buat jemput di rumah sakit, mereka lagi otw katanya" Seru ari
"Kaki lo kenapa di perban kaya gitu?," Jasson menatap kaki ari yang di lilit perban putih.
"Oh iya, btw sekarang gw lumpuh son, ga tau sampe kapan. gw minta tolong ke lo, tolong gantiin gw jadi ketua ya, mereka butuh lo son, gw ga bisa" Jasson bingung dengan apa yang di katakan ari barusan, "m.. Maksud lo.. Lo keluar dari Orbit?" Tanya jasson, ari menggeleng dan tersenyum
"Gw ga keluar dari orbit, anggep aja gw hiatus wkwkwk, tapi gw ga tau hiatus sampe kapan" Ari menepuk pundak jasson, jasson mengangguk tanda mengerti "get well soon bos,"
🍄
Hari telah berganti, kini telah hadir waktunya pemakaman ayahnya Disa. keluarga Ara ikut datang melayat karna yang meninggal adalah kakak dari suami bi yuyun yang merupakan adiknya bunda. Ara yang mendorong kursi roda abangnya, kini ia melihat ke arah Venus yang menggunakan kemeja hitam sedang menenangkan seorang gadis yang merupakan anak dari sang mendiang.Jujur ara sedikit jealous dengan pemandangan itu, tapi ia juga harus tau diri, ia sudah menolak Venus kemarin.
Saat acara pemakaman selesai, keluarga Ara pamit pulang ke rumah sedangkan Venus memilih untuk menemani Disa yang masih menatap batu nisan bertuliskan nama ayahnya itu.
"Sa, pesawat lo berangkat kapan? Jangan sampe ketinggalan,"
"4 jam lagi kak,"
"Yaudah siap siap gih,"
"Tapi disa masih mau sama ayah,"
"Sa, ayah lo udah ketemu papa gw di surga, sekarang ayo pergi entar lo ketinggalan pesawat!"
Disa mengangguk dan bangkit dari posisi jongkok nya, menatap kuburan ayahnya sebentar sebelum kemudian pergi bersama Venus menuju Bandara.
🍄
Kini mereka telah sampai di bandara yang akan menjadi saksi perpisahan 2 kakak beradik no kandung ini, huft! Berat sebenarnya melepas orang yang sudah di anggap sebagai keluarga sendiri. tapi apa boleh buat, mau ga mau Venus ataupun Disa harus siap melewati takdir yang sulit untuk ditebak.
"Baik baik ya disana,"
Venus mengacak rambut Disa, mungkin ini yang terakhir kali untuknya menyentuh rambut gadis itu"Jangan lupain Disa! kalo Disa ada kesempatan ke sini, disa bakal langsung nemuin kaka!"
Disa yang sudah tidak kuat menahan air matanya kini ia membiarkan air mata itu jatuh begitu saja sambil memeluk tubuh pria yang ada di hadapannya itu, manusia di ciptakan bukan semata mata hanya untuk hidup dan bahagia tapi juga untuk merasakan perpisahan dan kehilangan yang rasanya begitu sakit untuk dilalui, tapi rasa sakit harus ada! Mengapa rasa sakit harus hadir? Karna tanpa adanya rasa sakit tidak akan muncul orang orang yang kuat. Disa yakin ia bisa melalui masa masa kehilangan ini, karna ia tau ia adalah gadis yang kuat, buktinya rasa sakit tidak jarang muncul di hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VENUS & ARA [Proses Revisi]
RomanceApakah kamu pernah memiliki teman masa kecil? Nathan Venusandreas dulunya adalah sahabat dari seorang perempuan bernama Ara Tesalonica. Hal yang perlu di tanyakan adalah, Salah ga si suka sama sahabat sendiri? salah ga si nyimpen perasaan ke dia...