Seharusnya cukup mengaguminya saja, bukan malah meletakkan perasaan padanya.
Dikarenakan Kevin orangnya paling sensitif kalau ada yang berusaha menyembunyikan sesuatu darinya, maka dia akan langsung to the point meskipun akan menyakitkan bagi orang yang mendengarnya.
"Siapa lo sebenarnya ?"
Alicia yang ditatap tajam seperti itu membuatnya takut. Ia tidak mengerti apa yang dikatakan Kevin kepadanya.
"Maksud lo apa, Kev ? Gue gak ngerti." Tanyanya hati-hati.
"Gak usah berlagak sok polos. Gue tau lo nyembunyiin sesuatu dari gue dan yang lainnya."
"Nyembunyiin sesuatu ? Sesuatu apaan sih, gue aja nggak ngerti lo bicara apa."
"Masih gak mau ngaku juga lo ? Ok. Lo dengar baik-baik.. Gue paling gak suka dibohongi. Dan mungkin lo salah satunya yang udah bohongi gue. Jadi mulai sekarang, jangan pernah lo muncul lagi dihadapan gue. Karena gue muak ngeliat muka sok polos lo !"
Tatapan Kevin benar-benar dingin dan menakutkan. Membuat gadis yang ada di hadapaannya saat ini takut untuk menatapnya.
Tanpa memberikan kesempatan lagi untuk Alicia berbicara, Kevin pun segera pergi meninggalkannya.
Seharusnya cukup mengaguminya saja, bukan malah meletakkan perasaan padanya. Alicia masih memperhatikan kepergian Kevin, hingga bahunya yang lebar itu sudah tak nampak lagi dari pandangannya.
Sebagai seorang gadis yang tidak tahu apa-apa dan dituduh yang belum tentu kebenarannya, jelas membuat Alicia sangat sedih.
Baru saja memulai untuk lebih dekat dengan orang yang disukainya dari sejak lama, tapi orang itu malah menyakiti perasaannya.
Selalu saja yang mencintai disakiti oleh yang dicintai.
Cinta sepihak benar-benar menyakitkan.
Meski disakiti, malah dengan bodohnya juga tuk mudah memaafkannya.
Alicia menghapus air matanya, mengambil ponsel dari dalam tasnya.
Membuka kontak panggilan, lalu menghubungi seseorang di kejauhan sana dan pergi terburu-buru.
***
Sebuah mobil hitam meluncur dengan kecepatan maksimal meninggalkan parkiran menuju jalanan raya.
"Vin, Vin ! Arviiinn.. !" Panggil Azka yang sudah tertinggal jauh. "Aargghh !"
Azka yang mengejar mobil Arvin langsung kesal, karena gagal menghalanginya.
"Gimana ?" Tanya Kevin yang menyusul ke parkiran. "Aman ?"
"Aman apanya.. Telat gue."
"Maksud lo, Arvin kabur bawa mobil sendiri gitu ?"
"Menurut lo ?"
"Kok gak lo cegah sih ?" Kevin mulai panik.
"Lo kayak nggak tau sepupu lo aja kalo lagi marah gimana. Mana berani gue ngehadapinnya sendiri kalo gak ada lo."
"Astaga, Arviiin.. !" Sembari mengucek-mengucek rambutnya. "Gimana dia bisa nyetir kalo kondisinya aja masih belum stabil gitu."
"Ah, tau ah. Gue gak mau ikutan ngebayanginnya. Mending kita susulin aja dia sekarang, sebelum terjadi sesuatu sama dia. Ayo buruan !"
"Ya udah, ayo."
Dengan terburu-buru Azka dan Kevin juga segera mengejar mobil yang dikendarai oleh Arvin. Hingga terjadilah kejar-kejaran antara mobil mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...