8

1.3K 240 75
                                    


Seperti biasa, hari ini jeongwoo akan pergi ke sekolah. Jika ada ayahnya jeongwoo akan pergi untuk sarapan dulu, tapi jika tidak ada jeongwoo bahkan tidak diizinkan untuk melihat meja makan oleh ibunya.

Sekarang di meja makan sudah ada keluarganya. Jeongwoo mengambil kursi di sebelah ayahnya, memang selalu seperti itu.

Di tengah sarapan, ayahnya berbicara.

"Bu, kemarin jeongwoo ulang tahun. Ga bakal ngucapin apa apa gitu?" Tanya ayahnya.

"Saat ulang tahunnya datang, aku hanya mendoakan semoga jeonhoo kembali"

Jleb. Lagi lagi ibunya membuat rasa bersalah itu datang lagi. Bisakah ibunya tidak mengungkit masalah itu sehari saja?. Rasanya mustahil.

"Hyeonwoo. Kenapa kamu masih belum bisa menerima kehilangan jeonhoo? Bahkan itu sudah 9 tahun yang lalu"

"Lalu, kenapa kamu bisa menerima anak bodoh sepet dia?" Tanyanya sambil menunjuk jeongwoo.

"HYEONWOO! Jaga perkataanmu! Dia anak kita, bisakah kau bertindak sedikit waras?"

"Tidak dia bukan anakku"

"Ibuuu, kasian kakak." Rengek junghwan pada ibunya.

"Dia bahkan tidak pernah merasa kasian pada kembarannya yang entah sedang dimana sekarang. Mungkin dia senang jeonhoo hilang, agar mendapat kasih sayang yang hanya tertuju padanya!, bahkan aku berharap jeongwoo hilang juga!"

"HYEONWOO! Akan ku antar kamu ke rumah sakit jiwa nanti sore"

Ibu jeongwoo berdiri dan menarik junghwan, lalu pergi dari meja makan. Ayah jeongwoo memijit pelan keningnya yang terasa pening.

"Ayah, maafkan jeongwoo. Jeongwoo membuat ibu dan ayah menjadi tidak akur. Tolong ayah jangan membela aku teruss kasian ibu" Jeongwoo membuka suara.

"Hmmm woo, ayah tau kamu sangat menyayangi ibumu. Tapi tolong jangan terlalu diam saat kamu di injak injak. Bersabarlah, ayah yakin suatu saat ibu mu akan sadar. Yasudah kita berangkat sekarang."

Jeongwoo tersenyum lalu mengangguk.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah jeongwoo. Seperti biasa ayahnya selalu memberikan motivasi untuk jeongwoo, agar ada rasa semangat walaupun hanya sedikit.

"Jaga diri baik baik, dan semangat! Bukankah kamu terus menjadi peringkat satu jeongwoo? Lakukan yang terbaik dan jadilah juara umum di sekolah untuk semester ini" Ayah jeongwoo tersenyum lalu mengusap rambut jeongwoo.

"Baiklah ayah, aku akan berusaha" Jawab jeongwoo sambil tersenyum.

"Baiklah nanti tunggu ayah menjemputmu ya, jika akan pergi hubungin ayah dulu. Semoga harimu menyenangkan malaikat kecil!"

Jeongwoo tertawa

"Haha iya terimakasih ayah" Ucap jeongwoo sambil membuka pintu mobil.

Setelah dirasa ayahnya pergi, jeongwoo juga pergi masuk ke sekolah. Mmm rasanya hari ini menjadi lebih baik. Setiap ada rasa sakit yang menghantam hatinya,  pasti ada kesenangan juga yang datang. Dari siapa lagi kalo bukan dari sang ayah yang tulus menyayangi anaknya.

Ketika jeongwoo sampai Kelas. Yeongue dan inhong datang menghampiri jeongwoo.

"Jeongwoo! Happy birthday! Ciee makin tua nih, semoga makin pinter ya! Semoga apa yang kamu inginkan tercapai!" Yeongue memberi selamat dengan antusias.

"Iyaa woo happy birthday! Wish you all the best pokonya. Eh tapi kemarin kan kamu ultahnya? Jadi happy birthyesterday gitu?"

Gagitu Hong.

"Iih inhong ga gitu"

Jeongwoo tersenyum.

"Iyaa tidak apa apa. Terimakasih" Lalu jeongwoo pergi meninggalkan mereka.

Haruto yang merhatiin dati tadi jadi tau kalo kemarin jeongwoo ulang tahun.

"Woo"

"Hmmm?"

"Pokonya malem ini kita ke pasar malem titik!"

"Tapi- KRIINGGG" Bel masuk bunyi.













°Mi2910.

Klandestin' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang