Di tengah perjalanan, hyeonwoo baru teringat bahwa hari ini ia akan memasak masakan kesukaan jeongwoo. Jadi dia akan berhenti setelah menemukan toko jamur, ya jeongwoo suka jamur.Saat mereka melewati toko khusus sayuran, hyeonwoo memberhentikan mobilnya.
"Aku akan membeli jamur dulu ke sebrang sana. Kalian tunggu di sini oke?" Hyeonwoo berbicara sambil memarkirkan mobilnya.
"Aku ikut denganmu bu" Jeongwoo membuka suara.
"Tidak, kamu tunggu disini. Ibu tidak akan lama"
Tapi jeongwoo tetap ingin mengikuti ibunya. Jeongwoo ikut keluar saat hyeonwoo keluar dari mobilnya. Jeongwoo mengikuti tanpa sepengetahuan hyeonwoo jadi hyeonwoo pergi dengan cepat.
Tapi sebentar. Jeongwoo melihat mobil melaju kencang ke arah ibunya yang sedang menyebrang, entah apa yang terjadi tapi ibunya tidak menyadari itu. Dengan sigap jeongwoo mendorong ibunya agar terdorong ke depan dan
'TIITT BRUGH BRUGH BUG BUG'
Jeongwoo tertabrak mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu. Tubuhnya terpental sekitar 2 meter dari tempat asalnya."JEONGWOO??!!" Hyeonwoo segera lari mendekati jeongwoo. Haruto dan junghwan segera keluar dari mobilnya dan mendekati jeongwoo juga.
Darah bercucuran dari belakang kepala jeongwoo, mengalir seperti jus yang tumpah begitu saja. Tetapi matanya masih terbuka dan bernafas dengan tenang.
Hyeonwoo mengangkat kepala jeongwoo ke paha nya, saat memegang bagian kepalanya darah meleburi telapak tangan hyeonwoo, tidak butuh waktu lama air mata hyeonwoo mengalir dengan cepat.
"Jeongwoooo" Hyeonwoo memanggil nama jeongwoo dengan lemas.
Tangan jeongwoo terulur untuk memegang tangan hyeonwoo.
"Ii-ibuu, Terima-kasih untuk selama ini. Aa-au tau ibu juga menyayangiku bukan?, maafkan aku ibu. Tapi sepertinya Tuhan sudah merindukanku. Terimakasih bu, dan tolong maafkan aku" Jeongwoo berbicara dengan susah payah dan beberapa detik setelah itu jeongwoo tidak sadarkan diri.
"Tidak jeongwoo"
'Puk puk' hyeonwoo menepuk pipi jeongwoo.
"Jeongwoo?"
"TIDAAKKKK hiks, Jeongwoo sayang bangun naa. Sayang hiks YAAAAK PARK JEONGWOO" Hyeonwoo menangis sejadi jadinya.
"Maaf, tapi dia sudah tidak ada. Sebaiknya kita segera bawa ke rumah sakit untuk mengemas jasadnyajasadnya" Tiba tiba seorang laki laki paruh baya menghampiri hyeonwoo.
"YAKKK! APA MAKSUDMU? KAU BILANGAN ANAKKU MATI? DIA MASIH HIDUP! LIHAT DIA MASIH MEMEGANG TANGANKU, DIA MASIH TERSENYUM MELIHATKU! KAU GILA, PERGI! jeongwoo bangun sayang, ayo kita ke rumah sakit sayang."
"Haruto bantu aku" Hyeonwoo meminta bantuan pada haruto yang mematung dengan wajah yang sudah basah dengan air mata dan keringat. Begitu juga dengan junghwan yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi tapi tetap menangis.
Haruto segera mengangkat tubuh jeongwoo yang terlihat memutih. Dengan berusaha setegar mungkin untuk membawa jeongwoo ke rumah sakit. Tubuhnya bergetar merasakan sesak dan kaget yang luar biasa.
Hyeonwoo segera mengendarai mobilnya pergi menuju rumah sakit terdekat. Tidak lupa ia menelpon yunseo.
"Ibu jongu hyung tidak apa apa kan? Kenapa ibu terus menangis" Tanya junghwan yang bingung.
"Iya sayang, hyungmu baik baik saja. Tidak ibu tidak menangis" Hyeonwoo berusaha menenangkan junghwan.
"Jeongwoo akan baik baik saja" Hyeonwoo bergumam sendiri.
°Mi1411.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
FanfictionSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.