15

1.2K 216 16
                                    


Hari tadi sungguh menyenangkan. Sekarang Jeongwoo sedang menulis diary nya, menceritakan semua kesenangan tentang hari ini. Jeongwoo merasakan hal aneh ketika ia bercerita kepada haruto, seperti rasa tenang? Ah jeongwoo tidak tau itu.

'Tok tok tok'

Jeongwoo segera menutup buku diary nya dan pergi menuju pintu.

'Klek'

"Ayah, ada apa?" Tanya jeongwoo heran.

"Boleh masuk ga?"

"Eh boleh dong" Jeongwoo nyengir.

Mereka masuk dan duduk di kasur jeongwoo.

"Anak ayah kenapa terlihat sangat gembira? Ayah juga senang melihatnya"

"Benarkah? Sama saja ko"

"Hmmm tidak sama. Jeongwoo itu obat baru?" Tanya ayah jeongwoo saat melihat obat di meja belajar jeongwoo.

"Ummm iya ayah itu vitamin tambahan"

"Benarkah?"

Jeongwoo mengangguk.

Jeongwoo terlihat kaku karena jeongwoo tidak pernah berbohong kepada ayahnya, saat berbohong rasanya tidak terbiasa.

"Jeongwoo, aku ini ayahmu. Kenapa kamu menutupi hal itu?"

"Hal apa ayah?"

"Banyak. Ayah tau semuanya, termasuk penyakit kamu"

'Deg' jantung jeongwoo langsung berdetak dengan cepat. Kenapa ayah bisa tau?.

"Apa kamu lupa? Ayah punya banyak teman dokter. Ayah menanyakan obat itu kepada salah satu teman ayah"

Jeongwoo menunduk.

"Jeongwoo-yaa, ayah sangat menyangimu. Tolong jangan menutupi hal menyakitkan lagi" Ayah jeongwoo menangis lalu memeluk jeongwoo.

"Sekarang kamu mengidap leukimia bukan? Jeongwoo. Maafkan ayah, ayah tidak bisa menjadi ayah yang kamu harapkan. Tapi tolong, jangan menutupi hal berat lagi. Apa kau tau? Bagaimana jika aku kehilanganmu?. Aku bahkan akan ikut menyusulmu"

"Hiks tidak ayah. Maafkan aku, aku tidak bisa melihatmu khawatir apalagi jika itu karenaku. Aku akan baik baik saja, tenanglah"

"Bagaimana ayah bisa tenang? Itu bukan hal kecil jeongwoo. Besok kita akan pergi ke Amerika Serikat untuk pengobatanmu."

"Tidak ayah, aku mohon. Kita berobat disini saja. Jika aku mati mungkin memang sudah takdir, tapi percayalah ayah aku tidak bisa jauh dari ibu dan orang orang di sekitarku"

"Ibumu kau bilang? Bahkan setelah dia menamparmu ratusan kali dan bersikap tidak wajar padamu?"

"Kenapa ayah berpikir seperti itu. Ibu itu baik"

"Aku tau semuanya park jeongwoo. Aku melihatnya di CCTV"

"Tidak ayah. Ibu Baik, hanya saja dia belum bisa menerima kehilangan jeonhoo"

"Tapi dia sudah keterlaluan. Mungkin jiwanya sudah terganggu"

"Ayah tolong jangan benci kepada ibu. Aku akan baik baik saja"

"Besok kita datang ke rumah sakit terbaik disini dan menjalani terapi untuk kesembuhanmu. Bagaimana pun caranya kamu harus sembuh jeongwoo"

"Walaupun aku mati nanti. Aku yakin Jeonhoo akan kembali nanti"

"Yaaa! Kenapa kau berbicara seperti itu apek jeongwoo?"

Jeongwoo tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Malaikat kecilku bisa sembuh. Percayalah"

"Jangan terlalu berharap ayah. Itu menyakitkan, kita ikuti saja alur hidupnya. Jangan lupa, aku juga menyayangimu dan Terimakasih untuk semuanya."

Ayah jeongwoo tersenyum sambil mengusak kepala jeongwoo.

"Kenapa kau selalu membuatku khawatir"













°Mi0511.

Klandestin' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang