5

1.5K 255 62
                                    


Mereka pulang pukul 7 malam karena tadi haruto mengajak makan dulu di luar. Jeongwoo sudah menolak secara halus tetapi haruto tetap maksa. Yaudahlah sekali kali jeongwoo menuruti apa mau temannya. Teman~

Waktu jeongwoo sampe rumah ibunya sudah ada di ruang tamu.

"Darimana aja?"

"Ummm nganter temen beli buku mah"

"Harus ya sampe malem?"

"Maaf mah"

"Maaf maaf, jangan mentang mentang kamu udah gede. Kamu jadi seenaknya pulang ke rumah! Kasian tuh bibi gaada yang bantuin masak sama nyuci piring tadi!. Pokonya nanti kalo mau berkeliaran harus beres dulu diri rumah. Enak aja seenak jidat keluar masuk rumah"

"Iya mah maaffin jeongwoo" Jeongwoo menunduk

Ibu jeongwoo mendekati jeongwoo.

'PLAAKKK'!
Satu tamparan mendarat di pipi kanan jeongwoo.

"Itu hadiah buat anak gatau diri kaya kamu!" Lalu ibu jeongwoo pergi.

Jeongwoo sedang menahan tangisnya. Bagaimanapun juga dia tidak bisa melawan ibunya, karena jeongwoo saangaattt menyayangi ibunya. Bahkan jeongwoo rela mati untuk ibunya.

Tidak peduli seberapa rasa sakit yang ibunya berikan pada jeongwoo, yang ada dalam pikiran jeongwoo hanyalah jeongwoo yang sangat menyayangi ibunya. Setiap hari jeongwoo selalu berharap kembalinya sikap ibu yang dulu.

Jeongwoo rindu hangatnya pelukan sang ibu. Rindu tawa yang bersama sama di buat saat bersama, perhatian yang di berikan. Jeongwoo rindu tangan ibu yang mengusap air matanya saat jeongwoo menangis. Menangis karena terjatuh saat masih kecil.

Semenjak kehilangan jeonhoo ibunya tidak pernah mau mengusap air mata jeongwoo saat sedang terjatuh. Padahal sewaktu kecil jeongwoo suka memaksakan diri agar terjatuh dan mendapat luka di lututnya. Tapi yang di berikan hanyalah sebuah tamparan yang sudah terasa biasa di pipi jeongwoo. Bahkan terkadang jeongwoo bersyukur wajahnya masih bisa di sentuh oleh tangan sang ibu yang jeongwoo harapkan.

Jeongwoo menahan air matanya sebelum ia memasuki kamar. Jeongwoo pergi ke meja belajar lalu mengeluarkan diary baru yang telah ia beli. Menulis beberapa isi hati yang ingin dikeluarkan, mengeluarkan air yang selalu terjatuh tanpa izin. Tuhan, bolehkan jeongwoo berkata dia ingin mati?.

"Tuhan, tolong rindukan aku agar aku bisa kembali padamu. Setidaknya aku ingin melihat ibu hidup tenang tanpa adanya diriku. Jika aku membunuh diriku sendiri rasanya aku tidak sanggup. Karena aku masih ingin melihat senyum dan tawa ibu, ingin melihat perhatian ayah dan ingin bercerita banyak kepada junghwan. Jeonhoo, tolong kembalilah aku mohon. Buat ibu bahagia, rasanya sakit saat melihat ibu terpukul karena kesalahanku yang fatal." Berbicara di dalam gelapnya kamar yang paling ia sukai.








°Mi2810.

Klandestin' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang