Saat jeongwoo membuka pintu, jeongwoo dikejutkan dengan ibunya yang sedang duduk di sofa ruang tamu."Dari mana kau?" Tanya ibunya yang sangat menyeramkan bagi jeongwoo.
"Da-dari pasar malam bu"
"Apa harus sampai pulang jam segini?"
"Maaf ibu tapi tadi disana mengantri"
"Maaf? APA KAU MASIH BELUM MENGERTI JIKA AKU SANGAT MEMBENCI KATA MAAFMU?!" Bentakan ibunya mampu membuat jeongwoo meneteskan air mata dengan sekejap.
"Lemah sekali, kenapa kau menangis? Apakah kau akan menjadi jalang jeongwoo?"
"Ti-tidak ibu"
"Lalu kenapa kau pulang malam seperti ini?!"
"Maa-maaf ibu"
'PLAK!'
Tamparan keras itu mendarat di pipi jeongwoo lagi."Hilangkan kata maaf dari mulutmu, seperti kau menghilangkan jeonhoo"
"Ii-bu aku tidak pernah ingin menghilangkan jeonhoo"
"Tapi jeonhoo hilang karena mu!"
"Maaf ibu aku tidak tau jika jeonhoo akan hilang"
'PLAK' Tamparan itu mendarat lagi di pipinya.
"Jika kau terus mengatakan maaf, maka akan ada satu tamparan di pipimu. Kenapa kau harus pulang? Kenapa kau tidak ikut hilang saja park jeongwoo? Pergilah, cari jeonhoo sampai ketemu dan aku akan kembali menyayangimu. Lakukan jika itu bisa!"
"HYEONWOO!"
Ayah Jeongwoo datang. Tadinya ayah jeongwoo akan keluar untuk mengambil berkas yang tertinggal di mobilnya. Tapi saat melihat hyeonwoo yang memaki jeongwoo akhirnya dia memutuskan untuk memperhatikannya dulu. Ternyata benar, hyeonwoo bersikap tidak waras saat di belakangnya. Bukan hanya menghantam mentalnya tapi hyeonwoo juga menghantam fisiknya.
"Apa kau lupa dia anakmu?!"
"Hey! Sejak kapan aku punya anak seperti dia? Anakku hanya junghwan, dan jeonhoo tetapi dia sudah hilang"
"Lalu kenapa kau menunggu jeongwoo disini? Dan memarahinya saat dia pulang malam? Dia sudah izin padaku untuk pergi ke pasar malam. Apa kau tau itu? Bahkan aku tidak pernah peduli padanya bukan? Tapi kenapa kau dimana disini"
"Aku hanya memastikan dia tidak pulang dengan om om yang butuh asupan malam!"
Ayah jeongwoo sudah mengangkat tangan untuk menampar istrinya, tapi tangan itu langsung di tahan jeongwoo.
"Tidak ayah, aku mohon jangan sakiti ibu" Tahan jeongwoo.
Ayahnya mau tidak mau menurunkan tangannya lagi. Karena jeongwoo seperti pengendali nya, ayahnya tidak mau membuat jeongwoo kecewa.
"Apa kau dengar hyeonwoo?"
"Itu hanya akting agar aku merasa tersentuh saja, aku tau itu" Jawab ibu jeongwoo.
"Hyeonwoo aku tidak tau kapan aku akan tersadar, tapi tolong sadarlah apa yang kau lakukan ini salah"
Hyeonwoo terdiam dan melihat wajah jeongwoo yang polos.
Kenapa hyeonwoo merasakan kesakitan juga?.
Hyeonwoo memilih pergi dari mereka. Sedangkan ayah jeongwoo yang berusaha menenangkan jeongwoo, sebenarnya tanpa di tenangkan pun jeongwoo bisa mengatasinya, karena ini sudah biasa.
"Ayah aku tidak apa apa, ini sudah malam. Ayo kita istirahat" Ucap jeongwoo pada ayahnya.
"Baiklah, istirahat dengan cukup. Besok kita pergi ke sekolah bersama lagi bukan? Dan satu lagi. Maafkan ayah" Ayah jeongwoo mengusap kepala jeongwoo dengan kasih sayang lalu mengajak jeongwoo untuk ke kamar jeongwoo.
Work sebelah nanti malem ya^^
°Mi3110.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
Fiksi PenggemarSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.