4

1.7K 260 53
                                    


Sesuai omongan haruto kemarin. Hari ini haruto udah nunggu jeongwoo di depan gerbang rumah jeongwoo. Haruto sempet tertegun liat rumah jeongwoo yang megah bak istana. Mungkin rumah ini rumah terbesar di perumahannya.

Tidak lama, jeongwoo datang membuka pintu gerbang kermerdekaan eh-

"Eh? Haru, udah lama?"

"Ngga ko, yu"

Mereka menuju halte bus bersama.

Saat di halte bus ternyata bus nya belum datang, jadi mereka ngobrol. Makin lama, jeongwoo makin berani buat ngobrol sama haruto.

"Woo, kamu punya kakak?" Tanya haruto.

Jeongwoo geleng.

"Adik?"

"Umm punya"

"Berapa?"

"Emang kenapa haru?"

"Gapapa, biar aku tau kamu lebih jauh aja" Haruto senyum. Jeongwoo percaya niat haruto baik buat bisa deket sama dia.

"Dua, kamu?"

"Ohh, aku punya satu."

"Hmmmm"

"Eh tapi adik kamu kelas berapa woo? Ko aku tadi ga liat dia"

Waktu jeongwoo mau jawab, bus nya udah dateng.

"Bus nya dateng" Jeongwoo ninggalin haruto.

Haruto menyusul jeongwoo dengan cepat. Di bus jeongwoo masang earphone di telinganya, tadinya haruto mau ngelanjutin obrolannya. Tapi- yaudahlah

Waktu sampe di sekolah, mereka turun. Iya lah turun masa diem terus:). Eh maaf-

Hari itu, haruto dan jeongwoo makin dekat, walaupun jeongwoo yang masih sangat tertutup. Tapi haruto sudah bisa di bilang beruntung bisa berbicara banyak dengan jeongwoo.

Haruto bukan anak yang suka terus berbicara atau bertanya pada temannya dulu. Tapi saat dengan jeongwoo semua itu tidak ada, sungguh aneh tapi nyata.

Contohnya Hari ini haruto yang terus bertanya apakah pulang sekolah jeongwoo bisa ikut dengannya mampir ke toko buku dulu?.

"Woo bisa kan?" Tanya haruto saat belum masuk kelas.

Jeongwoo mengangguk.

"Woo bisa kan?" Tanya haruto saat di tengah pelajaran.

"Woo bisa kan?" Tanya haruto saat istirahat.

Jeongwoo mengangguk.

"Woo bisa kan?" Tanya haruto saat jam pulang.

"Bisa Haru" Jawab jeongwoo dengan sedikit senyuman.

Mendengar jawaban itu, jelas haruto senang. Karena dia belum pernah ke toko buku saat pindah ke Korea.

Mereka pergi ke toko buku dengan supir haruto. Yaa tadi haruto dijemput supirnya, biasanya sih haruto bawa motor sendiri. Tapi kata jeongwoo itu ga baik, karena haruto masih di bawah umur. Hey? Udah sejauh itu mereka berteman?. Bahkan sepertinya jeongwoo sudah menunjukkan rasa pedulinya.

Waktu sampai di toko buku, haruto sibuk mencari novel yang akan menarik perhatiannya. Tetapi selama satu jam haruto masih belum menemukan novel yang menarik.

"Haru, masih lama?"

"Bentar lagi deh, Ohiya kamu mau beli apa woo?"

"Ummm aku mau beli buku diary aja Haru"

"Oh ya udah yu, aku pilih novel ini aja"

Mereka pun pergi menuju tempat buku diary.

Jeongwoo tampaknya senang, jeongwoo mendekati buku diary berwarna monokrom. Jeongwoo mengambil 5 buku diary berwarna monokrom tapi berbeda cover.

"Ko banyak banget woo, bakal kepake semua?" Tanya haruto heran.

"Buku diary aku udah mau abis Haru. Setiap hari aku nulis diary jadi pasti bakal kepake banget" Jawab jeongwoo.

Haruto bingung. Nulis diary tiap hari? Padahal haruto jarang liat jeongwoo punya cerita bagus di tiap detik hidupnya.

Haruto semakin ingin mengenal jeongwoo lebih dalam, mungkin besok haruto bisa-









°Mi2810.

Klandestin' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang