Hari ini tepat 9 tahun jeonhoo telah hilang. Jika masih ada dia akan ada di kelas yang sama seperti jeongwoo sekarang. Jeongwoo sekarang menduduki kelas 11, apakah kalian tau? Ternyata emosi ibunya tidak hanya untuk sehari itu aja. Bahkan sampai sekarang jeongwoo masih di benci oleh ibunya.Jeongwoo menjalani hari harinya dengan tenang walaupun selalu ada dentuman keras yang menghantam jiwanya saat melihat sang ibu yang bahkan tidak pernah menganggapnya ada.
Ohiya, jeongwoo mempunyai adik baru sekarang. Namanya Junghwan, umurnya 8 tahun. 4 bulan lagi Junghwan akan berumur 9 tahun, karena kelahirannya dekat dengan kehilangan jeonhoo.
Junghwan tidak pernah diizinkan untuk bermain dengan jeongwoo, dengan alasan takut hal yang terjadi pada jeonhoo akan terulang lagi pada Junghwan. Padahal tidak seperti itu, ibunya terlalu mentitik beratkan kesalahan pada jeongwoo.
°°°
Jeongwoo turun dari kamarnya. Berniat untuk sarapan bersama dengan keluarganya.
"Selamat pagi jeongwoo, sini duduk di sebelah ayah" Ayahnya menepuk kursi di dekatnya yang mampu membuat jeo jeongwoo tersenyum.
Sedangkan ibunya sangat tidak suka saat suaminya bersikap manis kepada jeongwoo.
Ayah jeongwoo sering pergi ke luar kota untuk bekerja, walaupun ayahnya seorang CEO tapi ia selalu mendampingi para pekerjanya untuk menghadap klien dan mengurus kerja sama dengan perusahaan lain. CEO yang terkenal dengan keramahan dan tanggung jawab yang dapat di percaya.
Setiap ayah jeongwoo pergi ke luar kota, jeongwoo di perlakukan sangat tidak adil di rumahnya. Jeongwoo di setara kan dengan anak pembantu di rumahnya. Tetapi jika ayahnya sedang di rumah jeongwoo akan sangat di perhatikan oleh ayahnya, tidak jarang ayahnya juga menelpon jeongwoo saat ayahnya sedang di luar kota.
Sudah terbayang seperti apa sikap ibunya bukan?
"Woo, ayo berangkat ke sekolah" Ayah jeongwoo berbicara saat mereka sudah selesai sarapan.
Jeongwoo ngangguk. Iyaa jeongwoo jarang berbicara.
"Junghwan kamu sekolah jam 9 kan? Kamu di anter ibu ya. Ayah pergi dulu, jangan kangen. Nurut sama kakak, ibu Oke" Ayah jeongwoo ngusap kepala Junghwan, Junghwan ngangguk senang.
Ayah dan jeongwoo pergi ke sekolah jeongwoo.
"Woo, nanti sore ayah pergi ke luar kota lagi. Kamu baik baik diri umah ya, jangan nakal. Kalo ibu macem macem sama kamu bilang ke ayah. Jangan takut. Woo ayah sayang sama kamu, jangan menutupi hal yang berat Oke?" Ayahnya berbicara saat di tengah perjalanan.
"Iya ayah, ibu Baik ko. Jeongwoo ngerti, mungkin ibu masih belum bisa nerima kehilangan jeonhoo"
"Ayah bakal ngusahain biar ga terlalu pergi ke luar kota, biar ibu kamu bisa ayah pantau"
Jeongwoo diam.
Tidak lama mereka sampai di sekolah jeongwoo. Sebelum turun jeongwoo salim dulu ke ayahnya.
"Jeongwoo sekolah dulu ya, Ayah hati hati di jalan" Jeongwoo senyum.
"Jaga diri kamu baik baik ya woo, kamu harus inget satu hal. Ayah sayang sama kamu, jadi tolong jaga diri kamu baik baik" Ayah jeongwoo ngusap kepala jeongwoo. Ini moment favorit jeongwoo.
Joengwoo senyum terus ngangguk.
Waktu keluar mobil jeongwoo buru buru pergi karena ga tahan sama air mata yang dari tadi mau keluar. Setelah dirasa udah aman dari penglihatan orang orang, jeongwoo ngelepasin air matanya.'KRRIIINNGGGG'
Bel masuk bunyi. Jeongwoo segera bergegas ke kelasnya. Jeongwoo duduk di bangku ping belakang karena dia lebih suka duduk di tempat itu. Satu hal yang harus kalian tau, jeongwoo sangat pendiam tetapi dia sangat pintar."Woo, tumben kamu baru dateng?" Tanya yeongue teman yang selalu perhatian pada jeongwoo, tetapi jeongwoo masih sangat tertutup.
"Tidak apa apa" Jeongwoo tersenyum. Di bales senyuman lega dari yeongue.
"Pagi anak anak"
"Pagi buuu"
"Hari ini kalian akan kedatangan murid baru dari Jepang, sini masuk nak"
Murid baru itu masuk dan berdiri di depan kelas.
"Silahkan perkenalkan diri"
"Hallo nama saya Watanabe Haruto. Terimakasih" Perkenalan yang sangat singkat.
"Haiii harutooooooooooo!" Gemuruh teman sekelasnya yang excited.
Haruto tersenyum. Tunggu, haruto bukan tersenyum karena teman temannya yang membalas perkenalannya. Tapi haruto tersenyum saat melihat seorang laki laki yang hanya menatapnya lurus tanpa ekspresi daritadi.
"Haruto, kamu duduk di belakang ya sama jeongwoo. Karena tidak ada kursi kosong lagi"
"Baik bu Terimakasih"
Haruto berjalan menuju kursinya dan duduk.
"Hallo, Haruto" Jeongwoo mengulurkan tangannya ke jeongwoo.
"Jeongwoo" Jeongwoo membalas uluran tangan haruto dengan kaku.
Setelah itu mereka tersenyum.
Ini ada senyuman pertama untuk orang lain yang haruto berikan. Biasanya dia hanya memberikan senyumannya untuk keluarga, bahkan kepada temannya di Jepang pun tidak.
"Ummm haruu-to?" Jeongwoo membuka suara.
"Hmmm?"
"Jika ada yang ingin ditanyakan kamu tinggal menanyakannya padaku, semoga aku bisa membantu"
"Ahhiyaa thanks"
Jeongwoo tersenyum.
'Kenapa dia memiliki vibe yang berbeda dengan orang lain' ucap haruto di dalam hatinya.
°Mi2610.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
Fiksi PenggemarSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.