'Ddrrrttttt'
Handphone jeongwoo bergetar. Jeongwoo segera mengangkatnya."Hallo?"
"Hallo woo?"
"Oh haru, ada apa?"
"Hey kenapa kamu tau ini aku? Padahal aku belum pernah menelponmu menggunakan nomor ini"
"Aku mengenal suaramu Haruto"
"Hmmmm~"
"Terus?"
"Apa kau lupa?! Besok libur jeongwoo. Aku akan mengajakmu menonton bioskop!"
"Jam berapa?"
"Jam 9 pagi, agar tidak mengantri saat membeli tiket"
"Baiklah"
"Yaaaa! Kenapa kau seperti tidak mau"
"Jika tidak mau aku akan menolak haruto"
"Yasudah. Sampai bertemu besok park jeongwoo!"
"Heem"
Setelah telponnya mati. Jeongwoo tersenyum dan kembali menulis di buku diary nya.
Jeongwoo rasa dia ingin minum teh manis sekarang. Badannya terasa sangat lemas, mungkin saat minum teh manis badannya akan membaik.
Tapi saat jeongwoo menuju dapur, disana ada ibunya sedang berusaha membuka kaleng susu untuk junghwan.
"Ibu, apa perlu aku bantu?" Tanya Jeongwoo.
Ibunya mendongak dan melihat wajah jeongwoo.
'Kenapa jeongwoo sangat pucat?' tanyanya dalam hati.
"Tidak usah"
Jeongwoo terdiam. Memperhatikan tangan ibunya yang tetap tidak bisa membuka kalengnya. Akhirnya jeongwoo merebut kaleng paksa.
"Yaakk! Jeongwoo apa yang kamu lakukan?!"
"Membuka ini bu" Jeongwoo memberikan kaleng yang sudah terbuka.
"Aku sudah bilang aku tidak butuh bantuanmu!"
"Aku tidak bisa melihat ibu kesusahan. Jika aku bisa membantu kenapa tidak? Semakin ibu membenciku makan semakin aku menyayangimu bu. Tolong dengarkan kata hatiku yang kuucapkan tadi." Jeongwoo pergi membuat teh manis ke belakang ibunya.
Sedangkan ibunya berusaha mencerna perkataan jeongwoo tadi.
Memang. Belakangan ini ibunya terus memikirkan jeongwoo. Perasaan ibunya tidak enak dan gelisah. Ibunya berusaha untuk tidak peduli akan hal itu, tapi ikatan batin antara anak dan ibu tetap menyatu pada mereka.
"Ibu aku duluan" Ucap jeongwoo sambil pergi ke kamarnya.
Ibu jeongwoo malah melamun, sampai lupa bahwa niat utamanya ke dapur akan membuat susu hangat untuk junghwan.
Semalaman ibu jeongwoo terus memikirkan perlakuannya selama ini pada jeongwoo.
"Apa aku berlebihan?"
"Jelas aku sangat berlebihan"
"Kenapa aku bodoh sekali"
"Sepertinya aku gila"
Ibu jeongwoo terus berbicara sendiri. Tanpa sadar air matanya mengalir tanpa izin.
"Jeongwoo" Menyebut nama jeongwoo pelan.
"Mulai besok. Kamu akan mendapatkan ibumu yang dulu" Ucap ibumu terisak.
°°°
Keesokan harinya haruto datang pukul 9 ke rumah jeongwoo.Haruto menekan bel dan ibu jeongwoo membukanya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya teman jeongwoo bu, kemarin saya ada janji akan menonton bioskop bersama jeongwoo. Tapi sedari pagi jeongwoo tidak membalas pesan saya"
"Ah benarkah? Apa dia belum bangun? Ayo masuk tunggu di dalam. Ibu akan memanggil jeongwoo"
'Tapi ibunya terlihat baik' ucap haruto dalm hati.
'Tok tok tok'
"Jeongwoo?!" Panggil ibunya.
Tidak ada jawaban.
"Jeongwoo?" Panggil ibunya lagi.
Tidak ada jawaban.
"Park jeongwoo?!" Teriak ibunya.
Masih tidak ada jawaban.
'Klek' ibunya menekan knop pintu kamar jeongwoo.
"Tidak dikunci?"
Yang pertama ibunya lihat adalah jeongwoo yang sedang tertidur dengan nyenyak di kasurnya.
"Hey park jeongwoo! Apa kau lupa kau punya janji dengan temanmu? Temanmu sudah ada di bawah" Ibu jeongwoo berbicara dengan sedikit keras di dekat jeongwoo.
"Jeongwoo?" Ibu jeongwoo lebih mendekati jeongwoo.
'Kenapa tidak ada jawaban?'
'Pucat sekali'
"Jeongwoo?!" Ibunya menepuk nepuk pipi jeongwoo, tetapi tidak ada pergerakan sama sekali.
"PARK JEONGWOO?!"
°Mi0511.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
FanfictionSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.