Dua anak kembar baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Mereka baru menduduki kelas 2 SD, mereka adalah anak dari salah satu CEO di kotanya. Orang orang di sekitar tau mereka adalah anak yang paling dinantikan oleh orangtuanya."Jeonhoo! Tunggu ya, aku mau beli arumanis dulu!" Teriak sang kakak waktu melihat adiknya pergi menjauh.
Kakak? Ya itu jeongwoo. Kakak dari jeonhoo yang memiliki selisih umur 7 menit.Saat Jeongwoo selesai membeli arumanis, jeongwoo tidak melihat keberadaan jeonhoo.
"Dimana jeonhoo?" Jeongwoo terus mencari tetapi tidak ketemu, sampai seragamnya basah oleh keringat tetapi jeonhoo belum terlihat juga.
Setelah beberapa lama supir mereka datang untuk menjemput.
"Pak! Jeonhoo hilang hueee jeonhoo hilang pak, bantuin jeongwoo nyariin jeonhoo hueee" Jeongwoo menangis sambil membawa arumanis yang belum ia makan sedikit pun.
Mereka mencari sampai pukul 8 malam. Mereka mencari mengelilingi sekah dan lingkungan di sekitar sekolah, tetapi jeonhoo tidak di temukan juga.
"Tuan jeongwoo, kita pulang saja dulu. Nanti biar di laporkan ke polisi sama tuan junseo dan nona hyeonwoo"
Jeongwoo mengangguk sembari sesenggukan. Arumanisnya sudah terjatuh saat dia sibuk mencari jeonhoo.
°°°
Takdir berkata lain. Ini sudah memasuki hari ke-14, sudah dua minggu Jeonhoo hilang. Jeonhoo dinyatakan hilang, dan polisi sudah berhenti mencarinya.
"Jeongwoo-yaa! Kau kemanakan adikmu hah??!! Kembalikan dia!" Bentak ibunya yang masih belum menerima kehilangan jeonhoo.
"Maaf Buu, jeongwoo udah nyuruh jeonhoo buat nunggu jeongwoo bentar tapi-"
"Tapi apa?! Dasar kakak tidak berguna, dasar bodoh!"
"Seharusnya kamu menjaga adikmu, dasar bodoh! Teledor!, aku membencimu park jeongwoo aarrghhhh" Ibu jeongwoo terus mencaci maki jeongwoo.
Jeongwoo hanya menunduk sambil menangis. Air matanya terus mengalir, dimana ada seorang kakak yang mau kehilangan adiknya? Begitu pikir jeongwoo.
'PLAAKKK'
Sebuah tamparan besar yang membuat tubuh mungil jeongwoo tersungkur ke bawah membuatnya kaget setengah mati. Apa? Ibu yang dulu sangat menyanyinya kini telah tiada, apakah ibu hanya menyayangi jeonhoo? Tidak. Ibu dulu memperlakukan jeongwoo dengan sama."CUKUP HYEONWOO!" Ayah jeongwoo yang baru pulang dari kantornya kaget melihat hyeonwoo yang menampar jeongwoo seperti itu.
Dengan cepat yunseo mendekati jeongwoo.
"Jeongwoo sayang, kamu tidak apa apa?"
Jeongwoo menggeleng.
"Kamu ke kamar sekarang ya? Tidur dan jangan menangis lagi. Mamah sedang sedih, jangan terlalu di pikirkan oke?" Ayah jeongwoo mampu membuat jeongwoo tenang. Ayah jeongwoo mengusap kepala jeongwoo dan setelah itu jeongwoo pergi.
"Hyeonwoo apa yang kamu lakukan?" Tanya ayah jeongwoo heran.
"Aku membencinya! Karenanya jeonhoo hilang! Kamu tau kan aku sangat ingin anak kembar. Sekarang apa? Jeonhoo sudah hilang, tinggal jeongwoo seorang? Apakah tetap menjadi anak kembar?!"
"Hyeonwoo tenanglah ku mohon. Ini sudah takdir, kamu tidak bisa egois seperti ini. Jeongwoo juga anak kita, bahkan dulu kamu menyanyangi mereka dengan seimbang. Tapi kenapa sekarang kamu bisa menampar jeongwoo?!"
"Persetan dengan anak bodoh itu. Untung aku sedang mengandung lagi, tidak sudi jika aku hanya mempunyai anak seperti dia"
"Hyeonwoo aku tidak pernah mengajarimu untuk bersikap bodoh terhadap anak"
Ibu jeongwoo pergi dari hadapan yunseo. Yunseo hanya menggeleng, berharap bahwa ini hanya emosi sesaat.
Lanjut?
°Mi2510.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
Fiksi PenggemarSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.