Hari ini hari libur. Seperti biasa Jeongwoo akan meringankan pekerjaan pembantu saat hari libur. Tetapi hari ini rasanya berbeda, jeongwoo merasakan tubuhnya lelah dan lemas untuk bangun. Tapi bagaimana lagi, jika jeongwoo tetap berbaring maka ibunya bisa saja membakar kamarnya.
Saat jeongwoo sedang mencuci baju, ibunya datang.
"Cucilah baju ini juga, jangan sampai kotor ini baju mahal." Ibunya melemparkan baju elegan berwarna putih bersih.
Jeongwoo mencuci baju dengan manual, tidak menggunakan mesin cuci karena ibunya yang meminta setiap jeongwoo mencuci baju tidak boleh menggunakan mesin cuci. Karena jeongwoo hanya mencuci satu kali seminggu jadi wajar saja jika kelelahan untuk sehari, begitu pikir ibunya.
Ibunya tidak memikirkan bagaimana lelahnya ketika bersekolah, menahan rasa sakit yang setiap hari ia Terima dan berpura pura terlihat baik di depan ayahnya bahkan semua orang.
Jeongwoo selesai menyucikan semua cuciannya. Sekarang tinggal mencuci baju yang dititipkan ibunya agar tidak kotor tadi.
Tapi di tengah kegiatannya mencuci baju terakhir, jeongwoo merasakan sakit di bagian kepalanya. Hingga darah mengalir dari hidungnya, tanpa di sadari tetesan darah dari hidungnya menetes pada baju putih ibunya.
Tidak lama setelah itu ibunya datang berniat mengontrol pekerjaan jeongwoo.
Setelah ibunya melihat darah di baju mahalnya sontak ibunya marah dan kaget."JEONGWOO! Apa yang kamu lakukan pada bajuku? Sudah ku bilang untuk menjaganya agar tidak kotor bukan? Dasar bodoh, aku lupa bahwa kau tidak bisa menjaga sesuatu. Menjaga kebersihan baju saja tidak bisa, apalagi menjaga adik!"
Lagi lagi tamparan kencang pada mentalnya di terima lagi.
"Maa-maaf Buu, jeongwoo ga sengaja"
"Maaf? Bahkan kau terus meminta maaf saat adikmu hilang. Apa kata maaf bisa membuatnya kembali? Apa kata maaf bisa membuat noda ini hilang dari bajuku jeongwoo?!"
Jeongwoo menunduk.
'PLAAKKK!, Brugh!'
Tamparan besar dan dorongan dari kaki ibunya mampu membuat jeongwoo tersungkur ke belakang."Teruslah membuat kesalahan sampai kamu mati kelelahan park jeongwoo!" Ibunya pergi dengan kesal.
"Sialan bajuku menjadi kotor. Tunggu, ini darah? Apa dia mimisan? Mungkin karena dia kelelahan. Sudahlah untung aku tidak peduli" Ucap ibunya saat melihat bercak darah di bajunya.
Sedangkan Jeongwoo sedang berusaha untuk tidak menangis. Tetapi ia tidak bisa menahannya. Ugh ini terasa pusing dan jeongwoo sangat kemas untuk berdiri. Pembantu di rumahnya datang menghampiri jeongwoo untuk membantunya.
"Tuan, tuan tidak apa apa? Mari saya antar ke kamar"
"Tidak apa apa bi, ahiyaa bi terimakasih saya sangat lemas" Ucap jeongwoo setengah sadar, matanya terpejam.
Setelah Jeongwoo di antar ke kamarnya. Jeongwoo langsung menidurkan diri dan tertidur sampai esok hari. Tunggu, bukan tidur. Jeongwoo sempat pingsan di tengah tidurnya. Pingsan dan tidak ada yang tahu, sampai dia terbangun dengan sendirinya.
Ini masih Haru libur, Jeongwoo tidak merasa badannya menjadi lebih baik dari kemarin. Bahkan ini lebih lemas, jeongwoo memutuskan untuk pergi ke rumah sakit hari ini.
°°°
Saat di rumah sakit jeongwoo menceritakan apa yang di rasakan. Dokter pun langsung memeriksa keadaan jeongwoo dan mengambil sedikit darah jeongwoo untuk di periksa. Karena dokter merasakan hal ganjal saat jeongwoo sedang menjelaskan keluhannya.
"Tolong tunggu sebentar jeongwoo, saya akan memeriksa darah anda" Ucap dokter.
"Iya dok"
Tidak lama dokter datang dan mengatakan penyakit yang di derita jeongwoo.
"Jeongwoo saya sangat menyesal mengatakannya, tapi sayang harus mengatakannya. Kamu mengalami kanker Leukemia Myelogenous akut. Ini bisa saja sembuh jika kamu menjadi terapi. Tapi terkadang Tuhan berkendak lain, kita hanya bisa berusaha. Jangan terlalu khawatir" Ucap dokter.
"Apakah ini berbahaya dok?" Tanya jeongwoo.
"Jika ditanya ini berbahaya atau tidak, jelas ini berbahaya. Bahkan waktu kematian penderita ini bisa dihitung"
"Kalau begitu tolong lakukan yang terbaik untuk saya dok, saya akan menerima apapun hasilnya"
"Baiklah, datang kesini satu minggu sekali jeongwoo. " Kata dokter sambil memberikan obat.
"Baiklah dok terimakasih
"Jangan lupa. Kamu jangan sampai kelelahan, atau pengobatan ini hanya akan sia sia" Kata dokter serius.
Jeongwoo mengangguk dan tersenyum.
Lebih tepatnya senyuman yang menyamarkan rasa sakitnya yang kesekian kali ia Terima."Tuhan, aku tau ini jawaban dari doa ku semalam. Tolong berikan yang terbaik, aku akan menerimanya dengan senang hati jika itu sudah takdirku darimu" Ucap jeongwoo pada diri sendiri dan Jeongwoo memutuskan untuk pergi ke sungai Han dulu untuk menenangkan pikirannya.
°Mi2810.

KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
FanficSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.