13

1.3K 241 21
                                        


"Hah? Ummm apakah separah itu?"

"Tidak, saya hanya khawatir. Jangan memikirkan hal yang negatif dulu"

"Baiklah dok terimakasih"

Setelah itu dokter pergi untuk mengurus surat izin mereka.

Haruto segera menelpon supirnya untuk datang ke sekolah. Lalu haruto mengambil tas dia dan jeongwoo dulu ke kelas.

Tidak lama, supir haruto mengabari haruto bahwa ia sudah tiba di sekolah.
Segera haruto membawa jeongwoo ala bridal style ke depan sekolah.

Pintu mobil dibukakan supir dan sekarang jeongwoo terbaring lemah di paha haruto.

"Pak kita ke rumah sakit ya"

"Baik tuan"

Mereka pun pergi menuju rumah sakit.

"Woo, kamu pucet banget. Kamu gapapa kan?"

Haruto bertanya pada jeongwoo dan mengusap keringat di dahi jeongwoo.

Tidak lama, mereka sampai di rumah sakit. Para suster sudah siap dengan ranjang khusus untuk pasien.

Mereka hanya membawa jeongwoo ke ruang biasa saja, karena tadi mereka sudah bertanya alasan Jeongwoo dibawa ke rumah sakit. Suster rasa itu biasa saja.

"Tunggu di sini tuan. Dokter akan memeriksa lebih lanjut di dalam" Ucap suster pada haruto.

Haruto mengangguk lalu duduk di kursi tunggu.

Setelah beberapa lama dokter keluar.

"Bagaimana dok?"

"Ini ternyata jeongwoo ya? Dia beberapa hari lalu datang konsultasi kepada saya. Apakah dia memakan obat yang saya berikan?"

"Dari sekian banyak dokter disini, dokter juga dokter yang memeriksa jeongwoo saat jeongwoo sakit?" Tanya haruto heran.

"Iya, ini sebuah kebetulan. Keadaan Jeongwoo sudah melemah, apakah dia tidak meminum obat?"

"Obat apa dok? Setau saya jeongwoo ga sakit apa apa ko"

"Kamu tidak tau? Mari ikuti saya" Dokter mengajak haruto ke ruangannya dan membicarakan penyakit yang di derita jeongwoo.

Haruto sangat kaget saat mengetahui bahwa jeongwoo leukimia. Tidak pernah terbayang dalam benaknya sedikit pun. Entah harus bagaimana tetapi haruto merasakan sesak di dadanya.

"Ummm dok, apakah itu bisa sembuh?"

"Bisa, tetapi tergantung kehendak yang maha Kuasa juga. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa agar jeongwoo bisa sembuh sekali. Tolong kuatkan dia, karena kebanyakan pasien leukimia tidak lama bertahan hidup"

"Hah?! Jeongwoo bisa sembuh ko dok pasti bisa saya yakin" Apa ini? Haruto berkaca kaca saat berbicara seperti ini.

"Jika jeongwoo sudah sadar dia bisa pulang, dan ini nanti ambil di resepsionis obat. Tolong ingatkan dia untuk makan obat dan jangan sampai kelelahan, karena tubuhnya sudah lelah walaupun hanya tertidur"

"Baik dok, terimakasih" Haruto membungkuk lalu pergi ke ruangan jeongwoo.

Disana jeongwoo belum terbangun. Terlihat seperti sedang tidur tetapi pingsan, dan ini sangat pucat.

"Woo" Haruto memegang pelipis jeongwoo lalu mengusapnya sampai pipi.

"Aku tau kamu kuat, ayo sembuh. Nanti kita hidup dengan penuh kebahagiaan bersama sama"

"Mmm" Jeongwoo terbangun dan membuka matanya.

Melihat sekitar dahulu dan bertanya.

"Kita dimana haru?"

"Rumah sakit, ayo kita pulang. Eh kita ke sungai Han dulu kan"

"Tapi-"

"Ayo" Haruto ngebantu Jeongwoo buat bangun" Terus narik jeongwoo ke resepsionis dulu terus ke mobilnya deh.

Setelah sampai di sungai Han, haruto nyuruh supirnya nunggu aja biar gampang , takutnya hujan. Mereka sekarang lagi duduk di bangku yang menghadap sungai.

"Woo"

"Hmmm?"

"Kamu kenapa ga cerita?"

"Cerita tentang seluk beluk kehidupan berat kamu. Tentang penyakit kamu contohnya"

"Maksud kamu apa haru?"

"Kamu leukimia kan?"

Jeongwoo terdiam.

"Aku bakal dengerin semua keluh kesah kamu woo, sekarang juga"

"Mmmm-"






Mau ngebut tim cerita ini dulu yaa biar udah sedih nanti kita seneng Seneng:v

°Mi0311.

Klandestin' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang