Yunseo datang ke rumah sakit dengan tergesa."Dimana jeongwoo?"
Semuanya terdiam.
Hyeonwoo memopang kepala dengan kedua tangannya dan tertunduk menangis.
Yunseo mengerti apa yang sedang terjadi. Badannya melemah, ia pun segera duduk di kursi tunggu. Air matanya keluar begitu saja.
"Ayah kenapa menangis?. Tadi kata dokter jongu hyung sedang di kemas di kamar jenazah. Junghwan ga ngerti, ko di kemas kaya makanan sih" Tanya junghwan.
"Jeongwoo sudah tidak ada hwan" Lirih haruto.
"Maksudnya meninggal?"
Tidak ada jawaban.
"Mah?! Jongu hyung meninggal mah?!"
Hyeonwoo tidak menjawab dan hanya melamun.
"Mah?, hueeeee mamah ko ga jawab junghwan sih. Ayah? Ayah kenapa diem juga? Hueeee hyunggg masa pergi nya cepet banget, padahal kan junghwan baru deket sama jongu hyung hiks"
Yunseo memeluk junghwan, berusaha menenangkan junghwan di pelukannya. Walaupun yunseo sendiri sangat terpukul dengan kejadian yang di luar nalar ini.
Semalam haruto bermimpi jeongwoo mengatakan hal aneh. Di mimpinya semalam jeongwoo menangis tetapi bibir nya terus tersenyum. Ternyata ini yang akan terjadi, haruto sudah mengiranya karena semalam perasaan haruto tidak karuan.
°°°
Keesokan harinya jasad jeongwoo di kuburkan di kuburan pribadi milik keluarga Park. Banyak yang datang ke pemakamannya, termasuk teman jeongwoo sejak SD. Semua orang bahkan tau bahwa anak dari seorang CEO terkenal itu meninggal dunia karena kecelakaan kemarin.
Hyeonwoo sangat terpukul karena kejadian ini. Dari kemarin hyeonwoo tidak mau bicara dan terus menangis. Bahkan junghwan pun di hiraukan.
Bagaimana dengan haruto? Tentu saja dia sangat sedih dan jika bisa dia tidak akan pernah bisa menerima kenyataan ini. Bahkan sekarang haruto sedang berdiri di sisi jembatan sambil menatap ke bawah, melihat air sungai yang terlihat dalam. Hingga ada seseorang menepuk pundaknya. Haruto pun menoleh.
Betapa kagetnya haruto saat melihat seseorang yang sangat dia kenal.
"Jeongwoo?"
Orang itu tersenyum.
"Jangan terlarut dalam kesedihan, bahkan aku lebih sakit darimu."
"Jeonhoo?" Haruto bertanya heran.
"Kamu bahkan tau, aku yakin jeongwoo hyung sudah dekat denganmu. Akan ku lakukan apa yang dia lakukan padamu. Anggap aku sebagai jeongwoomu, tolong jangan bersedih lagi karena itu juga akan membuatnya sedih"
"Apa aku benar benar jeonhoo?"
Jeonhoo mengangguk.
"Kau bersembunyi?"
"Tidak. Sangat berdosa jika aku benar benar bersembunyi."
"Lalu?"
"Ayo cari tempat duduk. Aku akan menceritakannya"
Mereka pergi menuju kursi di dekat sana.
Haruto menatap mata jeonhoo seolah olah meminta penjelasan.
"Saat aku dan jeongwoo pulang sekolah. Aku pergi mengikuti anak anjing yang masuk ke dalam bis, aku bermain dengan anjing itu di dalam bis. Hingga tak ku sadari, aku sudah berada sangat jauh dari rumahku. Karena itu adalah bis pariwisata. Hingga aku di temukan oleh satu orang perempuan yang sedang hamil. Dia bertanya padaku dimana rumahku, saat aku menjawabnya dia sangat kaget dan dia bahkan tau jika aku anak Park Yunseo. Aku tidak mengerti kalau itu, ayahku sangat terkenal. Tetapi keadaan ekonomi disana cukup rendah. sehingga aku tidak bisa pergi kesini karena akan memakan biaya yang besar. Aku di besarkan oleh ibu hamil itu dan disekolahkan di sana. Hingga saat ini aku bisa menginjakkan kaki lagi di kota ini, karena ini hasil menabung ku dengan ibu. Bahkan aku akan membalas kebaikan orang orang disana padaku"
"Sungguh itu di luar nalar" Lirih haruto.
"Tapi takdir berkata lain. Jeongwoo hyung meninggalkanku bahkan untuk selama lamanya, setiap hari aku selalu berharap agar cepat bertemu dengannya. Tetapi kemarin, aku melihat jasad jeongwoo hyung ibawa ke rumah dan aku mengurungkan niatku untuk pulang."
"Hey? Tentu saja kau harus pulang jeonhoo. Pulanglah, ibumu pasti akan senang"
"Pulanglah. Akan ku ceritakan jika kau sudah pulang"
°°°
Setelah itu Jeonhoo pergi ke rumahnya. Ya rumah park yunseo.
Yunseo, hyeonwoo dan junghwan sedang berada di ruang keluarga. Mereka menonton TV bersama tetapi sibuk dengan pikirannya masing masing. Hingga ada suara bel yang menyadarkan lamunan mereka.
Mereka pergi ke depan. Entah mengapa mereka pergi ke depan bersama.
'Klek' hyeonwoo membuka pintunya.
Seperti ada petir yang menghantam jiwanya saat ini. Hyeonwoo ternganga dengan apa yang dilihatnya sekarang.
"Jeongwoo? Yaakk jeongwoo hiks" Hyeonwoo memeluk jeonhoo dengan erat sambil menangis tersedu sedu.
Yunseo dan junghwan terlihat bingung.
"Jeongwoo? Apa kau baik baik saja sayang? Mana lukamu?" Hyeonwoo mencari luka jeongwoo di kepalanya tetapi tidak ada.
"Syukurlah itu hanya mimpi. Jeongwoo apa kau tau? Aku bermimpi kau meninggal karena melakukan hal bodoh telah menyelamatkanku dari kecelakaan. Tolong jangan tinggalkan ibu. Ibu mohon" Yunseo terus memeluk Jeongjo erat.
"Ibu" Jeonhoo membuka suara.
Bahkan suara mereka terlihat mirip.
"Jeongwoo suaramu sedikit berubah, tetapi masih sama. Kenapa? Ayo kita masuk sayang, kau belum makan kan? Ibu akan merasakan masakan kesukaanmu. Bibi sudah membeli jamurnya, ayo masuk"
"Aku jeonhoo ibu"
Seketika tubuh hyeonwoo melemah, apa yang sedang terjadi? Kenapa saat jeongwoo ada jeonhoo tiada. Dan saat jeongwoo tidak ada untuk selamanya jeonhoo kembali?.
"Jee-jeonhoo?" Tanya hyeonwoo.
"Jeonhoo apa ini benar kau?" Tanya ayahnya.
Jeonghoo tersenyum lalu mengangguk.
Junghwan terlihat bingung.
"Selama ini kau ada dimana?" Tanya hyeonwoo yang terkejut.
"Masuklah jeonhoo, kita akan berbicara di dalam" Kaya yunseo.
Jeonhoo pun menjelaskan semuanya. Tetapi hyeonwoo masih belum bisa menerima kepergian jeongwoo. Selama ini hyeonwoo bertindak kurang ajar pada jeongwoo. Sedang jeongwoo sudah melakukan semua yang hyeonwoo mau.
Hyeonwoo tidak tau apakah dia harus sedih atau senang.
END.
°Mi1411.

KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
FanfictionSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.