22

1.3K 208 44
                                        


Sudah satu bulan jeongwoo terbaring lemas di rumah sakit. Kata dokter semakin hari keadaan jeongwoo semakin membaik dan peluang untuk sembuh bisa di harapkan.

Ohiya, tentang buku diary jeongwoo. Hyeonwoo sudah membaca semuanya, butuh waktu 2 minggu untuk membaca semua itu, dan tentu saja matanya menjadi sangat bengkak seperti di sengat puluhan lebah liar. Hyeonwoo tidak pernah lelah untuk mengatakan maaf pada jeongwoo yang tidak sadarkan diri itu. Padahal hyeonwoo benci sekali kata maaf.

Bagaimana dengan haruto? Tentu saja hari harinya sangat hambar. Selama jeongwoo koma, haruto selalu di temani oleh Inhong dan yeongue. Walaupun di temani dua teman, rasanya jelas sangat berbeda jika sedang bersama jeongwoo.

Setiap hari haruto tidak bosan untuk mengunjungi jeongwoo, hanya sekedar bercekrama dengan diri sendiri dan tentunya di dengar oleh jeongwoo.

"Jeongwoo, apa kau masih lelah untuk membuka matamu? Ayo bangun sayang, ibu akan membuatmu bahagia jika kamu mau bangun" Ucap ibu jeongwoo sambil mengusap ngusap pucuk kepala jeongwoo.

"Tidakkah kau rindu setiap usapan kasih sayang dari tangan ibu ini?" Ibu jeongwoo tersenyum miris, kembali mengeluarkan air matanya. Tangannya menggenggam tangan jeongwoo yang lemas.

Tunggu. Apakah tadi hyeonwoo melihat jari telunjuk jeongwoo bergerak?. Hyeonwoo diam mematung. Sampai jeongwoo membuka suara.

"Ibu" Kata yang pertama kali jeongwoo lontarkan adalah kata ibu yang terdengar sangat lemah.

Dengan cepat hyeonwoo menekan tombol pemanggil dokter khusus.

"Jeongwoo hiks,  Ibu disini sayang" Hyeonwoo menangis sembari mengusap kepala jeongwoo dan juga mengenggam tangan anak yang dia harapkan sadar kembali.

Tidak lama dokter datang dan memeriksa keadaan jeongwoo.

"Syukurlah, keadaan jeongwoo semakin membaik. Selamat, jeongwoo berhasil melawan penyakitnya. Saat semua sel dalam tubuhnya sinkron, jeongwoo langsung tersadar dan itu sangat luar biasa. Perlahan jeongwoo akan sehat kembali, sekarang jeongwoo masih akan merasa lemas dan lelah. Tolong jaga kesehatannya bu karena ini termasuk keajaiban juga"

"Hah benarkah? Terimakasih banyak dok, tentu saja saya akan menjaganya baik baik"

"Baik jiga begitu saya permisi dulu, masih ada yang harus saya urus"

Hyeonwoo tersenyum lalu mengangguk.
Lalu hyeonwoo kembali menghadap pada jeongwoo.

"Jeongwoo, apa ada yang terasa sakit?" Tanya hyeonwoo khawatir.

Jeongwoo tersenyum.

"Tidak ibu, aku baik baik saja"

"Syukurlah, kamu mau apa hmmm? Apa kamu lapar?"

"Tidak ibu. Aku hanya ingin ibu tetap di sisiku"

Hyeonwoo merasakan sesak di dadanya.

"Tentu saja jeongwoo, ibu tidak akan pergi kemana mana" Hyeonwoo

"Terimakasih telah memaafkanku bu. Aku mendengar semuanya, tapi aku tidak bisa bangun kala ibu menangis. Aku menyesal telah membuat ibuku menangis. Tolong maafkan aku lagi bu"

"Tidak sayang, maafkan ibu. Kau tau? Ibumu yang dulu itu adalah ibu yang diselimuti dengan keegoisan iblis. Sekarang ibumu ini sudah sadar, dan apakah kau tau? Aku sangat menyangimu" Hyeonwoo mencium kening jeongwoo.

Jeongwoo tidak bisa menahan air matanya untuk keluar. Tolong beritahu jeongwoo bahwa ini bukan mimpi.

"Jangan menangis, ibu mohon. Itu sangat menyakitkan" Hyeonwoo juga ikut menangis.

"Ini tangis bahagia, bukankah ini pantas untuk keluar?"

Hyeonwoo mengangguk dan memeluk jeongwoo.

"Ibuu aku ingin pulang, aku ingin bertemu ayah dan junghwan. Bolehkah aku berbicara dengan junghwan?"

"Tentu saja boleh! Nanti ibu akan meminta izin kepada dokter dulu Oke"

Jeongwoo mengangguk senang.











°Mi1211.

Klandestin' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang