"Mmmm- aku gabisa haru""Kenapa, kamu ragu?"
"Aku gatau apa yang mau diceritain dan mulai darimana"
"Oke kalo gitu aku yang nanya"
"Tapi kenapa kamu harus tau?"
"Aku temen kamu, seengganya aku tau sedikit tentang kehidupan kamu woo."
"Hmmm"
"Kamu anak ke berapa?"
"Satu"
"Punya adik berapa?"
"Dua, tapi sekarang tinggal satu. Tapi aku yakin adik aku yang satu lagi masih ada" Jawab jeongwoo sambil menatap lurus ke arah depannya.
"Hah? Maksudnya gimana? Cerita. Mau?"
"Aku punya kembaran"
"HAH?! sErIuS wOo?"
Jeongwoo mengangguk.
"Terus sekarang dia kemana?"
"Ilang"
"Ko bisa?"
"Dulu waktu kelas 2 SD jeonhoo ilang. Gara gara aku yang gabisa jagain dia dengan baik" Jeongwoo masih menatap lurus ke depan.
"Sampe sekarang belum ketemu?"
Jeongwoo mengangguk.
"Udah di cari kemana kemana?"
"Udah, di cari sampe ke got pun gaada"
"Buset, sampe ke got? Sampe ke TPS juga ga?"
"Ngga"
"Lah kenapa"
"Gatau"
"Kali aja mati terus di buang ke TPS"
'Plak' jeongwoo mukul tangan haruto.
"Eh maaf maaf"
"Terus adik kamu yang satunya gimana?"
"Ada ko"
"Udah gede?"
"Bentar lagi 9 tahun"
"Hmmmm tapi gue yakin, naluri kami sama saudara kamu nyatu. Kalo kamu yakin dia masih hidup pasti bener dia masih hidup"
"Iya, aku juga sering mimpiin dia. Katanya 'jangan khawatir kak, aku baik baik saja. Aku akan pulang setelah menemukan waktu yang tepat'. Mimpi itu ga sekali, beda tempat tapi dia suka bilang kaya gitu"
"Kayanya kalian saling sayang deh"
"Iya, kita saling sayang. Jeonhoo adik yang baik dan juga pintar, hanya saja dia sedikit nakal, tidak mau menuruti apa kata kakanya. Jika aku tau dia akan hilang, sungguh aku tidak akan membiarkan dia lepas dari genggamanku. Bahkan jika bisa, aku lebih memilih Hilang daripada harus kehilangannya"
"Mmmm sabar woo pasti di balik semua ini ada hikmahnya. Kamu itu orang yang kuat, aku tau itu. Terus orangtua kamu gimana waktu tau jeonhoo hilang?"
Jeongwoo berusaha menahan air matanya. Untung saja Jeongwoo sudah terbiasa menahan air mata, jadi ini sudah biasa.
"Ibuku tidak pernah menerima keberadaanku lagi setelah jeonhoo dinyatakan hilang dua minggu. Sedangkan ayah, kau tau sendiri kan. Bahkan aku merasa tidak pantas saat di perlakukan seperti pangeran oleh ayahku sendiri"
"Sekarang aku tau. Kamu emang bener bener beda sama orang lain. Pasti berat banget, woo tolong bertahan seengganya demi aku dan ayah kamu. Kamu bisa ngelawan penyakit kamu kan? Atau perlu aku bantu lawan dia biar cepet ilang?"
"Ga lucu"
"Siapa yang ngelucu"
"Gaada"
"Nah kan. Ohiya kata dokter obat kamu diminum ga?"
"Diminum. Tapi 2 hari aku lupa minum"
"Ck woo, jangan lupa bahaya tau. Nanti aku ingetin deh."
Jeongwoo tersenyum.
Tapi sebentar. Ini hujan? Hujan perlahan datang dari arah selatan, jeongwoo sangat suka hujan."Woo ayo cepet pulang, hujan"
"Ga haru. Aku mau hujan hujanan, kamu duluan aja"
"Ga woo. Kamu lagi sakit"
"Lepas haru. Aku mohon" Jeongwoo menatap harap haruto.
Haruto tidak bisa melarangnya.
"Baiklah mari kita mengukir memori dengan hujan"
Jeongwoo tersenyum senang. Saat itu jeongwoo sadar, bahwa haruto benar benar tulus berteman dengannya. Hari itu mereka mengukir memori dengan bermain hujan bersama, tertawa di bawah rintikan hujan. Berlari diatas genangan air dan sesekali memejamkan mata untuk menikmati indahnya hujan, juga suara rintikan hujan yang terdengar seperti musik di telinga jeongwoo.
°Mi0411.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin' || Hajeongwoo (End)
FanfictionSelamat datang dalam cerita kehidupanku yang menarik. Aku akan menceritakannya setitik saja, jika kau ingin mendengarnya lebih banyak maka kau harus mati dan menjadi temanku. °251020.