Third person's pov
*Flashback
Sekitar 10 tahun yang lalu, ada seorang anak laki laki yang berusia sekitar 5 tahun sedang berjalan jalan di ibukota Fiera. Anak laki laki tersebut adalah pangeran Fadli. Ketika dia sedang berjalan jalan, dia melihat ada seorang anak laki laki seumuran dengan dia sedang terkapar lemah dan bersimbah darah di dekat hutan. Fadli langsung berlari mendekati anak tersebut.
Fadli:"hei, hei, apa kamu masih sadar?"
Anak laki laki yang di bantu oleh Fadli itu kemudian membuka matanya.
???:"siapa kamu?"
Fadli:"itu tidak penting, yang lebih penting apa yang terjadi kepadamu?"
???:"aku tidak terlalu ingat, tapi sepertinya aku diserang oleh para monster yang ada di dalam hutan"Fadli:"sepertinya hutan ini sudah mulai tidak aman, aku akan melaporkan ini kepada para prajurit istana"
Fadli:"tapi, kali ini kita harus membawamu ke klinik terlebih dahulu"
Fadli lalu membantu anak tersebut untuk berdiri kemudian dia membopongnya ke klinik yang ada di dalam kota. Namun anak itu kembali pingsan saat di tengah perjalanan.
Fadli:"hei, hei kamu baik baik saja? Hei"
Fadli lalu dengan cepat membawa dia ke klinik terdekat.
Fadli:"dokter, perawat, siapapun, apakah ada orang disini"
Tak lama kemudian ada dokter yang keluar.
Dokter:"iya, ada apa...... Apa yang terjadi kepada dia?"Fadli:"saya akan jelaskan nanti, bisakah anda menyembuhkan dia?"
Dokter:"baik"
Dokter tersebut lalu menggendong anak laki laki itu dan membawanya ke ruang perawatan. Di saat yang bersama, Fadli melihat Austin berjalan di depan klinik itu.
Fadli:"Austin"
Austin:"ada apa pangeran?"
Fadli lalu menjelaskan apa yang terjadi kepada anak yang dia temukan tadi ke Austin.
Fadli:"jadi, bisakah kamu meminta tolong para prajurit untuk memeriksa hutan? Aku tidak ingin ada yang menjadi korban lagi"
Austin:"baik pangeran, akan saya laksanakan"
Fadli:"terima kasih"
Austin kemudian langsung bergegas kembali ke istana, sedangkan Fadli kembali masuk ke dalam klinik tadi.Dia melihat dokter keluar dari ruang perawatan.
Fadli:"bagaimana keadaan anak tadi?"
Dokter:"dia baik baik saja, luka yang ada di tubuhnya tidak terlalu parah, dia pingsan karena dia kehabisan cukup banyak darah"
Dokter:"tapi itu sudah kami atasi"
Fadli:"syukurlah"
Sekitar 10 menit kemudian, Fadli masuk kedalam ruang perawatan, dan anak laki laki tersebut sudah sadar.
Fadli:"hi, bagaimana keadaanmu?"
???:"aku masih lemas, terima kasih, dokter tadi bilang kalau kamu yang telah membawaku kesini"
Fadli:"sama sama, aku yakin orang lain juga akan melakukan hal yang sama"
???:"kamu benar"
Fadli:"boleh aku tau siapa namamu?"Ren:"panggil saja aku Ren"
Ren:"kalau kamu?"
Fadli:"aku Fadli"
Ren:"itu mirip seperti nama dari pangeran"
Fadli:"um, aku memang pangeran"
Ren langsung terkejut, dan mencoba untuk bangun, tapi dia merasa kesakitan.
Fadli:"jangan bangun secara tiba tiba, luka di tubuhmu masih belum menutup"
Ren:"tapi pangeran"
Fadli:"panggil saja aku Fadli"
Ren:"um, baik"
Fadli:"dimana rumahmu, aku bisa meminta seorang prajurit untuk memberitau orang tuamu"
Ren langsung terlihat murung setelah mendengar pertanyaan itu.
Ren:"aku tidak punya rumah, dan orang tuaku sudah meninggal sejak satu tahun yang lalu"
Fadli:"maaf, aku tidak tau tentang itu"
Ren:"tidak apa pangeran"Fadli:"jika kamu tidak memiliki rumah, bagaimana kalau kamu tinggal di istana dan menjadi pengawal pribadiku?"
Ren:"tapi pangeran"
Fadli:"ayolah, aku tidak punya teman seumuran denganku di istana"
Ren:"baiklah pangeran"
Seperti itulah persahabatan diantara mereka dimulai, namun tidak ada yang tau, kalau persahabatan tersebut akan berubah menjadi sebuah cerita yang sangat tragis dan menyedihkan.
Setelah mereka merasa kalau Ren sudah bisa untuk berdiri, mereka berdua pergi ke istana, dan Fadli menceritakan semuanya kepada ayah dan ibunya yaitu sang raja Edward dan ratu Merry. Mereka berdua tidak keberatan, dan memperbolehkan Ren untuk tinggal di istana, dan menjadi pengawal pribadinya pangeran Fadli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacred Heroes
FantasyCerita tentang 6 pahlawan yang terpilih oleh senjata pusaka dan ditakdirkan untuk melawan raja iblis.