🌼 TIGA

744 63 12
                                    

Hari ini Karin dan Elfan berangkat kesekolah bersama menggunakan mobil Karin dari rumah Karin tentunya. Setelah 4 hari menginap dirumah Elfan, mulai hari ini Elfan yang harus menginap dirumah Karin hingga acara berlangsung.

Mereka berhenti diparkiran dan ternyata sudah ramai siswa-siswi yang datang karena Elfan dan Karin sedikit terlambat dari jam berangkat biasanya.

Saat Karin dan Elfan sama-sama membuka pintu mobil, mendadak semua mata tertuju kearah mereka seakan menghakimi. Bahkan banyak yang mulai memotret mereka atau bahkan malah mulai menyebarkan berita ini keseluruh sekolah.

Mereka berjalan bersama melewati koridor yang ramai, sesekali mereka tertawa karena candaan yang mereka buat. Bahkan mereka tertawa saat tak ada bahasan yang lucu sama sekali.

“Elfan!”

Elfan berhenti berjalan, begitupun Karin. Mereka berdua sama-sama menoleh kebelakang ketika mendengar panggilan tersebut. Tampak seorang gadis cantik berambut panjang yang tengah menatap Elfan dengan tatapan berbinar.

Gadis tersebut berlari dan langsung memeluk Elfan erat, “Maaf, Fan. Gue gabisa tanpa lo. Gue sayang banget sama lo.”

Karin memalingkan wajahnya kearah lain. Tiba-tiba ia merasa kesal dan sedikit cemburu dengan kedekatan Elfan dan gadis didepannya. Elfan membalas pelukan gadis tersebut yang membuat Karin tercengang, “Kenapa lo balik?”

Gadis tersebut mengurai pelukannya, “Gatau, Fan. Gue gak betah disana, gue terlalu bergantung sama lo. Gue terlalu sayang sama lo, terlalu cinta sama lo sampe-sampe gue gabisa ninggalin lo.”

Elfan terdiam, matanya melirik Karin yang sudah memalingkan wajahnya, “Gue pergi,” Ucap Karin sebelum benar-benar pergi meninggalkan dua orang yang tengah membicarakan masa lalu tersebut.

Elfan hendak mengejar Karin namun lengannya ditahan oleh gadis tersebut, “Lo mau kemana, Fan?”

Elfan melepaskan cekalan gadis tersebut, “Lepasin, Sal. Gue udah tau semua, kok. Elo gausah pake bohong segala bilang nggak bisa ninggalin gue. Bahkan gue lihat beberapa hari lalu postingan elo masih sama Ivan, kan?”

Salsa menggeleng, “Gue gak ada apa-apa sama dia, Fan. Di-dia sepupu gue.”

Elfan menggeleng, “Gue gak percaya. Lo udah gak bisa bohong lagi, Sal. Gue udah tau semua.”

Salsa memeluk Elfan, “Ini semua salah faham, Fan. Elo jangan egois gini, dong. Dengerin penjelasan gue.”

Elfan menggeram saat mendengar gadis tersebut menyebutnya egois, “Apa kata lo!? Gue? Egois? Bukannya elo yang dengan seenaknya pergi dari gue dan elo yang pergi sama selingkuhan lo itu dan sekarang elo mau bilang kalau gue egois? Sadar gak sih, lo!!”

Salsa mundur beberapa langkah dari Elfan. Matanya memburam, seakan tak percaya bahwa pemuda dihadapannya adalah Elfan.

Elfan berlari meninggalkan Salsa sendiri yang tengah menatap Elfan dengan seringaian jahatnya, “Liat aja, gue bakal pastiin elo balik lagi ke gue.”

***

Karin menghela nafasnya berat. Mengapa ia cemburu? Mengapa ia merasakan sesak saat Salsa memeluk Elfan? Ah, apa mungkin ia sudah jatuh kedalam pesona pemuda tersebut? Bahkan ia sangat kesal ketika melihat Elfan membalas pelukan Salsa tadi. Rasanya ingin sekali mencubit pinggang Elfan dan memeluk bekas pelukan Salsa ditubuh Elfan agar tak meninggalkan bekas.

Sejauh itu ia berfikir sampai tak sadar bahwa Elfan sudah berada dibelakangnya. Bahkan pemuda tersebut tak segan memeluk Karin dari belakang dan meletakkan dagunya dibahu Karin, “Kenapa?”

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang