🌼 TIGA PULUH ENAM

361 26 0
                                    

Maaf karena gue sempat gak percaya sama lo, gue harap ini jadi yang terakhir gue nyakitin elo. Maaf,

A.n Elfan Fernanda

***

Karin sedang menahan desahannya saat Elfan menelusupkan kepalanya di lekukan lehernya. Wajahnya sudah tampak sangat menahan perasaan aneh yang hendak meledak, namun ia tak bisa mengungkapkannya.

Bukannya berhenti, Elfan malah menggoda Karin dengan menggigit-gigit pelan leher Karin seakan-akan leher Karin adalah buah apel yang begitu manis dan enak untuk di makan. Karin makin menahan desahannya yang kini ia tutupi dengan menggigit bibir bawahnya.

Astagfirullahaladzim…”

Seruan tersebut membuat Karin dan Elfan langsung menghentikan aksi mereka dan menoleh kearah Nessa dan Cica yang menatap mereka dengan tatapan tak percayanya, “Jangan mentang-mentang UGD di pinggir dan jarang yang lewat sini kalian bisa melakukan hal mesum kayak gitu, ya!” kesal Cica.

Karin tak memperdulikan perkataan Cica, ia hanya melihat wajah datar Nessa, ia masih merasa sangat bersalah pada Nessa. Dengan cepat Karin maju beberapa langkah mendekati Nessa, namun tanpa Karin sangka Nessa langsung memeluknya erat. Karin sempat terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia sadar dan memeluk Nessa.

“Maaf…”

Ucapan maaf dari Nessa yang terdengar sangat lirih membuat Karin mengusap-usap punggung sahabatnya. Ia tak suka melihat sahabatnya menangis, ia tak suka melihat sahabatnya kecewa, ia tak suka melihat sahabatnya terluka, ia akan melakukan apapun sekalipun ia harus kehilangan orang yang ia cintai asalkan sahabatnya tak merasa kecewa dan sakit.

Sudah cukup Karin menyakiti Nessa, “Nes, maafin gue kalo selama ini gue nyakitin lo. Gue gak tau kalo semua itu nyakitin lo, harusnya elo bilang kalo elo sakit, Nes. Gue gak bakal lanjutin hubungan gue sama Amar kalo waktu itu gue tau elo suka sama dia. Maaf…”

Nessa langsung melepas pelukkan dan memegang pundak Karin, “Jangan pernah elo anggap itu semua salah lo, maaf kalo gue ungkit-ungkit masa lalu kita yang gak penting itu. Jangan elo fikir kalo itu semua salah lo, itu semua salah gue, karena gue yang gak mau berjuang untuk dapetin Amar. Jangan pernah elo salahin diri lo sendiri atas masalah itu, waktu itu gue cuma lagi emosi aja, jadi jangan elo ambil hati, gue mohon..”

Karin mengangguk dan langsung memeluk Nessa lagi, ia sangat Rindu dengan sahabatnya yang satu ini.

Saat asyik berpelukkan, Caca berkata, “Seneng cuma berdua? Kok gue sama Cica gak di ajak! Ngambek gue ah..”

Melihat ekspresi marah Caca yang lucu membuat Karin dan Nessa terkekeh, dengan segera Nessa menjawab, “Sini deh! Ayo kita berpelukkan!”

Caca dan Cica langsung maju dan memeluk Karin dan Nessa. Tika dan Daniel yang baru datang langsung tertegun melihat adegan berpelukkan keempat sahabat tersebut. Sudah cukup lama mereka bertengkar, dan itu pasti membuat mereka sama-sama menutup diri satu sama lain. Daniel tersenyum, sedangkan Tika memasang wajah menyesalnya.

***

Andra mendongakkan kepalanya dan menemukan Salsa yang tengah melamun sambil menangis, dan tangisan Salsa cukup membuat hati Andra terasa sakit. Dengan segera jari telunjuk Andra menghapus air mata yang jatuh dari mata indah Salsa, “Kenapa lo nangis? Apa yang bikin lo nangis?”

Salsa tertegun merasakan perhatian dari Andra, dengan cepat ia menggeleng lalu tersenyum, “Gue gak papa, Ndra. Maaf elo kebangun gara-gara gue nangis, maaf.”

Dengan cepat Andra menggeleng, “Nggak, ini bukan salah lo. Gue kebangun karena leher gue udah pegel aja, kok. Jadi jangan anggap gue kebangun karena elo nangis, nggak sama sekali.”

Salsa tersenyum saat melihat senyuman manis terbit di wajah Andra, ia mulai terbiasa dan mulai menyukai senyuman Andra, atau mungkin saja ia sudah mulai menyukai Andra.

“Jangan ngelamun, tambah cantik, entar gue gak kuat liatnya.” Seru Andra.

Salsa agak tersipu mendengar godaan dari Andra, “Apaan, sih, Ndra. Gak usah ngegodain gue gitu, deh. Malu nih, ntar muka gue merah gimana?”

“Kalo merah ya tinggal gue cium, biar tambah merah.”

Jawaban spontan Andra membuat Salsa merona, “Andra mahhh!”

***

Andra mahhh!”

Suara manja Salsa yang cukup terdengar keras mengundang perhatian Karin dan teman-temannya yang sedang menunggu di luar ruangan, dengan segera mereka membuka pintu dan menemukan Andra dan Salsa yang tengah tersenyum satu sama lain.

Hal tersebut membuat yang lain bahagia, termasuk Nessa. Ya, Gadis itu memang mencintai Andra, namun ia tak bisa mengubah takdir yang sudah di atur oleh Tuhan. Dan Nessa memilih untuk menyerahkan masalah jodohnya pada Tuhan saja.

Tampak Andra yang mencubit pipi Salsa, dan Salsa yang menarik rambut Andra karena kesal. Hal tersebut mampu membuat Tika terharu, ia belum pernah melihat lagi senyuman dan tawa ikhlas dari Salsa setelah Salsa suka dengan Elfan, jarang sekali ia melihatnya, namun dengan Andra, senyuman dan tawa tersebut bisa muncul tanpa harus di paksa.

“Ehem..” deheman dari Daniel mengundang tolehan serempak dari Andra dan Juga Salsa. Dengan cepat mereka memaksakan wajah mereka untuk kembali kepada ekspresi biasa saja karena takut di goda oleh teman-temannya.

“Gimana keadaan lo, Sal?”

Pertanyaan bernada perhatian yang berasal dari Caca membuat Salsa tertegun, ternyata ia sudah sangat salah menilai orang di sekitarnya, terutama pada Karin. Salsa merasa bahwa dirinya sudah sangat salah karena memiliki niat untuk menghancurkan hubungan Elfan dan Karin.

Dengan senyuman mengembang Salsa menjawab, “Udah mendingan. Tapi, pertama-tama gue mau minta maaf sama Elfan, Karin, Nessa dan Andra terutama, karena udah bikin kalian saling bertengkar satu sama lain, itu gue lakuin karena obsesi gue yang masih mau ngedapetin Elfan.

--Tapi gue minta maaf atas semua yang udah gue lakuin, dan gue janji, gue gak bakal ngulangin itu lagi. Untuk Elfan sama Karin, gue harap kalian bahagia setelah ini dan seterusnya, untuk Nessa, maafin gue karena udah ngadu domba elo sama pacar lo juga sama Karin, dan untuk Andra, maafin gue karena udah jadiin elo kambing hitam, tapi untuk saat ini, Teach me to love you.”

Yang lain hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata terakhir Salsa. Dengan senyuman Andra menjawab, “Okay, I will teach you to love me. But you too, you must teach me to love you and let me love you and our baby.”

****

Hello..... Selanjutnya tinggal epilog ya... Thanks banget atas dukungan kalian ke cerita ini. Aku sayang sama semua pembaca cerita ini. Thanks juga yang udah nyempetin vote dan komen. Semoga kalian selalu diberi keberkahan karena mendukung author penulis cerita nya.

And last, thanks and sorry for everything what I do in this story.

Kenzalert12

Jum'at, 26 Februari 2021

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang