Hari ini Elfan dan Karin tengah bersantai didepan televisi dikarenakan libur sekolah. Karin yang duduk dikarpet menyandarkan kepalanya disofa dan kakinya naik keatas meja. Sedangkan Elfan duduk diatas sofa sembari bersila dengan toples jajanan berada dipelukannya.
Bunda dan Ayah tengah pergi ke undangan khitanan anak dari teman SMA mereka. Dan kini Karin dan Elfan hanya berdua dirumah. Mereka masih fokus menonton televisi sampai akhirnya suara dering telfon Karin mengagetkan keduanya.
Karin segera mengangkatnya saat melihat nama Bunda,
“Assalamualaikum, Rin?”
“Waalaikumsalam, Tan.”
“Rin?”
“Iya, Tan?”
“Karin, Bunda sama Ayah mendadak harus keluar kota karena bisnis Ayah di Kalimantan lagi down. Nanti malam kamu sama Elfan berdua aja ya dirumah? Tapi kalau kalian mau kerumah Mamah kamu juga gak papa, kok.”
“Oh, iya, Tan.”
“Kok Tante terus, sih? Bunda aja, Rin.”
“Iya, Bu-bunda.”
“Nah, gitu, dong. Yaudah Bunda tutup, ya? Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam,”
Karin meletakkan handphone-nya kembali diatas meja. Ia menatap Elfan yang tengah menatapnya dengan wajah penuh tanya, “Bunda lo bilang mereka harus keluar kota mendadak karena bisnis Ayah lo di Kalimantan mendadak down. Kata Bunda, terserah kita mau disini malam ini atau kerumah gue.”
Elfan mengangguk-angguk, “Lo mau pulang?”
Karin terdiam sejenak, ia ingin pulang dan tidur di kasurnya, namun rasa malas beberes membuatnya berfikir dua kali dan akhirnya ia pun memilih menggeleng, “Gausah lah, Fan. Mager gue kalo harus beberes dulu. Mending disini aja.”
Elfan mengangguk lalu menunduk, “Oh, Oke.”
Tanpa Karin ketahui, wajah Elfan memerah padam saat tahu bahwa malam ini ia hanya akan berdua saja dirumah dengan Karin tanpa ada Bunda dan Ayahnya. Bahkan Elfan sampai beberapa kali mengusap pipinya yang terasa sangat panas.
***
Seharian Karin merasa lelah karena sejak pagi tadi ia harus fitting baju pernikahannya bersama Elfan. Sang pemilik butik memintanya mencoba seluruh gaun pernikahan terutama desain terbaru yang belum dipakai oleh siapapun.
Dan pada akhirnya, Karin dan Elfan memilih 4 pakaian yang akan mereka kenakan selama dua hari acara pernikahan mereka. Karin kini tengah merebahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya. Ia menghela nafas,
Duarr!!!
“Aaaaaaaaaa!!”
Karin berteriak ketakutan saat mendengar bunyi petir yang amat menggelegar. Kini bahkan ia tengah meringkuk meremas selimut. Suara pintu terbuka mengintrupsi Karin, ia yang melihat Elfan tengah berdiri didepan pintu pun langsung berlari dan memeluk pemuda tersebut.
“Fan….. gue….takut…. hiks hiks….”
Elfan tersentak saat mendengar isakan Karin, bahkan kini kaos yang ia kenakan sudah sedikit basah karena air mata gadis tersebut, “Tenang, Rin… disini ada gue, lo gausah takut.”
Karin memeluk erat Elfan lalu mendongak menatap wajah Elfan yang tampak sangat khawatir padanya, “Jangan kemana-mana, Fan. Disini aja, ya?”
Elfan menggiring Karin untuk duduk diatas ranjangnya lalu melepaskan pelukkan gadis tersebut pelan-pelan, “Jangan nangis, gue gasuka lihat elo nangis,” Elfan mengusap air mata Karin yang mengalir deras dipipi gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️
RomanceDijodohkan? Pas SMA? Bukan cuma tunangan tapi langsung nikah? Rasanya..... Seperti anda menjadi Ironman, hehe 😂😂 Penasaran gimana kisah mereka? Kuy pantengin terus!! A romance story written by @Kenzalert12 2020