🌼 TUJUH

390 36 5
                                    

Karin menjatuhkan bokongnya kesofa diruang tamu apartemennya. Hari ini ia sedang tidak mood untuk melakukan hal-hal. Karena ia sedang pusing memikirkan tentang hukuman Pak Parmo padanya.

Karin memejamkan matanya, namun ada pergerakan turun dari sofa disebelahnya yang membuat Karin kembali membuka matanya dan menatap Elfan dengan tatapan lesu.

"Ngapain sih lo merem?"

Pertanyaan bodoh Elfan membuat Karin mendengus. Ia kesal, ia kesal, dan ia kesal.

Elfan yang tak mendapat jawaban langsung menarik lengan seragam Karin, "lo kenapa?"

Elfan menatap Karin tepat dibola mata Karin. Yang ditatap hanya memasang wajah malasnya. Ia sedang malas bicara saat ini.

"Lo kenapa, Rin?!?"

Karin menutup telinganya. Ia bingung mengapa Elfan sekarang Toa. Elfan terkekeh saat melihat Karin menutup telinganya. Ada kebahagiaan tersendiri melihat wajah kesal Karin.

Karin berdiri dan meninggalkan Elfan sendirian diruang tamu. Ia memilih untuk berendam sejenak di bath up untuk menghilangkan rasa penatnya.

Karin memejamkan matanya dan mencoba merilekskan diri. Ia merasa tenang dengan seperti ini.

***

Elfan menatap pemandangan jalan raya didepannya. Banyak sekali kendaraan beroda empat maupun yang beroda dua. Sangat banyak yang sedang berlalu lalang memenuhi jalan raya.

Elfan senang menatap pemandangan seperti ini, ia sangat suka. Mungkin terkesan biasa saja, namun menurut Elfan, itu adalah hal yang luar biasa.

Elfan mendudukkan bokongnya disofa balkon. Ia merasa aneh dengan Karin. Apakah Karin menyembunyikan sesuatu??

Elfan membuka handphonenya. Ia mengecek aplikasi instagramnya. Tapi ternyata hanya ada beberapa postingan tak penting juga ada beberapa ribu like.

Elfan kembali menutup handphonenya. Ia penasaran sekali, kenapa Karin mendadak aneh??

Elfan memejamkan matanya, ia pusing, tak tahu kenapa sekarang otaknya bekerja lebih keras saat memikirkan Karin dibanding saat belajar.

"Fan?"

Panggilan tersebut membuatnya menoleh, dan ia menemukan Salsa sedang berdiri dipintu balkon.

"Ngapain lo kesini?"

Senyum Salsa seketika pudar saat mendapat jawaban datar dari Elfan. Niat awal yang sudah ia susun mendadak sirna, apa memang benar-benar Elfan sudah melupakannya? Dan semua itu karena Karin?

"Yaudah, kalau gitu gue pulang dulu."

Sangat tampak raut kekecewaan diwajah Salsa. Bagaikan seseorang kehilangan benda paling berharga dalam hidupnya.

Elfan kembali menjatuhkan dirinya keatas sofa balkon. Ia memijat kepalanya yang kembali terasa pening.

***

Karin menatap handphonenya. Ia melihat-lihat foto postingan Kenan. Tak tahu kenapa ia bisa perduli dengan perkataan Nessa yang bilang kalau Kenan lebih tampan dibandingkan Elfan.

Kini ia sedang berchat ria dengan Nessa, ia merasa bahagia hari ini.

Nessa

Nes, elo udah bahagia sama Andra?

ya udah, lah. Kalau gw gk bahagia ngpain gw pcran ama dy.

chat lu, Nes. Tau gak, kita kan diajarin gak boleh pake bahasa singkat2

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang