🌼 SEMBILAN BELAS

220 28 0
                                    

Walau di depan gue kelihatan cuek dan marah sama lo, tapi tetap aja gue gak bisa marah sama lo. Saking cinta nya gue sama lo, sampai-sampai gue gak perduliin rasa sakit di hati gue.

A.n Karin Putri Hartanto.

🔜 🔜 🔜

Karin mengetuk-ngetuk meja nya. Ia sudah tak sabar menunggu jam pulang. Ia merasa khawatir pada Elfan.

Saat asyik melamun, terasa getaran dari saku seragamnya. Karin segera mengeluarkan handphonenya yang bergetar dari sakunya. Disana terpampang jelas satu chat dari Nessa.

Nessa

Tadi pas gue ke toilet, gue gak sengaja denger obrolan dua cewek tapi gue gak tau siapa. Mereka ngomongin tentang elo dan Elfan. Dua orang itu ngerencanain mau bikin lo sama Elfan pisah selamanya. Karena salah satu di antara mereka suka sama Elfan.

Karin menutup mulut saking tak percayanya. Ternyata benar dugaannya kalau ada orang yang menginginkan hubungannya dengan Elfan putus. Karin langsung mengirim balasan pada Nessa.

Pokoknya kita harus seldikin! Kurang ajar tuh dua orang. Mau nya apa, sih?? Salah gue apa coba!

Karin kembali memasukkan handphonenya ke saku seragamnya agar tak terlihat jika ia main handphone di dalam kelas. Namun Karin tak sadar jika dari pojok kelas, ada yang menatapnya sinis dengan senyuman lebar.

***

"Buruan!! Kita ke danau buatan, ya! Yang deket sama TK itu!"

Ucapan Karin langsung dijawab anggukan oleh Caca yang menyetir mobil. Saat mendengar bunyi bel tanda pulang mereka langsung sama-sama berlari menuju parkiran dan tancap gas menuju tempat yang di beri tahu oleh Karin.

"Emang Elfan suka kesana, Rin? Lo yakin?" Tanya Nessa.

"Iya, gue tau banget. Sejak Elfan berubah jadi dingin gue sering lihat dia menyendiri di dekat danau itu. Waktu itu pernah gue gak sengaja lihat dia disana. Pas masih kelas sebelas."

Mereka sama-sama terdiam memerhatikan jalanan. Bulir-bulir hujan mulai jatuh menimpa bumi yang secara langsung menimbulkan suara musik dari hujan yang terdengar merdu.

Jalanan sedang sepi, sehingga membuat mereka lancar di perjalanan. Dalam waktu satu jam mereka sampai di tempat tujuan. Karin langsung mengenali sosok yang sedang duduk menatap danau dengan di guyur buliran air yang jatuh dari langit.

Karin langsung berlari menuju Elfan tanpa di temani siapa-siapa. Karena ia tak mau jika Elfan menjauh karena ia melihat teman-temannya. Karin sudah dekat dengan Elfan. Saat sudah di belakang Elfan, Karin langsung memeluk Elfan. Sedangkan yang di peluk langsung menegang. Tak lama terdengar isakkan halus keluar dari bibir mungil Karin, nyaris tak terdengar karena teredam suara hujan yang kian deras.

Elfan berusaha membalikkan tubuhnya. Ia langsung memeluk Karin saat mengetahui bahwa Karin lah yang memeluknya.

"Maafin gue, Fan. Maafin gue yang pergi tanpa izin lo,"

"Bukan lo yang salah, semua karena gue. Gue ngelarang elo jalan sama siapapun kalau belum izin sama gue, tapi gue sendiri malah seenak sendiri,"

"Gue sayang lo, Fan. Walaupun bibir gue bilang kalo gue gak sayang sama lo, itu semua kebohongan karena jauh dalam hati gue gak pernah bisa nge hapus elo dari hati gue. Lo berarti dalam hidup gue,"

"Gue minta maaf, Rin. Gue janji gak akan menjadi orang lain. Gue akan jadi Elfan yang lo kenal, Elfan yang jahil, Elfan yang tukang gombal., dan Elfan yang selalu perhatian dengan istrinya,"

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang