🌼 DELAPAN BELAS

232 25 3
                                    

Aku tak perlu janji dan omongan belaka. Karena jika omongan tanpa pembuktian itu fake, tak ada artinya. Aku lebih suka pemuda yang jujur tanpa memberi janji-janji yang palsu dibandingkan pemuda penebar janji palsu.

A.n Karin Putri Hartanto

💞 💕 💕 💞

"Nggak, tadi tuh maksud gue Si Alan bukan Sialan."

Karin tertawa mendengar lelucon garing Kenan. Ia merasa bahwa Kenan sudah berusaha maka dari itu ia harus menghargai usaha Kenan.

Setelah tertawa cukup lama, Karin baru sadar, "Oh, iya. Kok omongan elo berubah, sih?"

"Maksud lo??"

"Maksud gue, kenapa elo yang biasanya 'aku kamu' jadi 'elo gue' ngomongnya?"

"Oh, itu. Gue sebenernya emang ngomongnya pake lo gue, karena waktu itu kita baru kenal jadi gue ngomong pakai aku kamu."

"Ada-ada aja, sih lo! Aneh-aneh aja,"

Kenan tertawa renyah saat mendengar tanggapan dari Karin yang mengatakan bahwa dirinya aneh. Karin dan Kenan tertawa bersama, namun tanpa mereka sadari ada seorang yang tersenyum sinis melihat kedekatan mereka berdua.

***

Elfan menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah. Ia merasakan sakit, perih dan pegal di sekujur tubuhnya. Ia tak memperdulikan rasa sakit itu, karena menurutnya rasa sakit di hatinya lebih perih di bandingkan rasa sakit di tubuhnya. Rasa yang pernah ia rasakan beberapa kali. Namun yang ini berbeda, yang ini sangat membuat Elfan tersiksa. Elfan berbohong jika ia tak cinta pada Karin, ia sangat cinta, namun tetap saja ia tak tahu berapa besar cinta Karin padanya.

Elfan melihat Karin sesaat sebelum ia dibawa oleh Kenan menuju UKS. Ia melihat tatapan kesakitan dari manik mata milik Karin. Ia telah menyakiti Karin, ia gagal menjaga Karin, ia tak pantas memiliki Karin. Namun, jika ia di perintah untuk meninggalkan Karin, ia takkan sanggup, karena hampir seluruh hatinya adalah milik Karin.

Elfan mencengkram setir keras-keras. Ia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia memutuskan untuk berdiam diri sendiri di tempat sepi seperti ini. Jalanan sedang sepi dan tak ada mobil ataupun kendaraan lain yang berlalu lalang.

Suasana hati Elfan sedang buruk, seburuk kelakuannya terhadap Karin. Dirinya yang kasar, dirinya yang posesif, dirinya yang tak mau mendengar penjelasan, dan dirinya yang sangat egois. Banyak hal yang membuat Elfan makin merasa bersalah. Kemarin ia tak izin pada Karin hendak pergi, hari ini membuat Karin terluka. Lalu besok apa? Apakah Elfan akan membunuh Karin? Elfan pusing memikirkan segala hal yang menyangkut kisah cintanya.

***

Baby shark, doo doo doo doo doo doo
Baby shark, doo doo doo doo doo doo
Baby shark, doo doo doo doo doo doo
Baby shark

Mommy shark, doo doo doo doo doo doo
Mommy shark, doo doo doo doo doo doo
Mommy shark, doo doo doo doo doo doo
Mommy shark

Daddy shark, doo doo doo doo doo doo
Daddy shark, doo doo doo doo doo doo
Daddy shark, doo doo doo doo doo doo
Daddy shark

Nyanyian dari anak-anak TK mampu membuat mood Elfan kembali baik. Ia merasa bahagia jika di dekat anak kecil. Mereka yang tak pernah berfikir tentang kerumitan hidup, mereka yang hanya bermain, belajar, dan kegiatan-kegiatan mengasyikan lainnya.

Elfan senang, nyanyian dari anak-anak TK tersebut mampu membuat Elfan makin semangat dan tak putus asa. Elfan menatap langit yang mendung. Hari ini ia membolos, tanpa izin ataupun bilang kepada orang lain. Karena ia tak mau ada orang yang akan tau dan mengikuti kemana ia pergi. Ia ingin sendiri, menikmati kesendirian dan ketenangan secara bebas tanpa ada gangguan.

***

"Hari ini Elfan gak masuk. Gue khawatir sama dia. Mau bagaimanapun gue kesel sama Elfan, tetep aja gue care sama dia karena dia itu sahabat gue juga. Gue takut dia kenapa-napa, Rin."

Karin menatap wajah panik Nessa. Sepertinya Nessa benar-benar khawatir. Karin menjadi ikut khawatir melihat wajah khawatir Nessa.

"Gimana kalo pulang sekolah kita cari Elfan aja?"

Saran dari Caca di sambut baik oleh Nessa, Karin dan Cica. Mereka sama-sama mengangguk.

"Eh, bentar, deh. Gue jadi ingat persoalan kemaren lagi. Gue masih bingung gimana bisa Elfan kenal sama Tika??" Seru Cica.

Ucapan Cica membuat Karin, Caca dan Nessa berfikir. Mereka juga bingung akan itu, mengapa bisa Elfan dan Tika yang katanya pindahan dari Kalimantan bisa kenal dengan Elfan.

"Gue kok ngerasa ada yang gak beres ya dari Tika? Gak tau kenapa gue ngerasa kalo dia tuh mau misahin elo sama Elfan, Rin. Kalo menurut gue sih mending elo maafin Elfan aja dulu. Tapi cuma sebagai strategi aja, jadi kita liat dulu kalo pas elo deket lagi sama Elfan dia bakal gangguin hubungan lo sama Elfan atau nggak," Seru Caca.

Ucapan Caca di jawab anggukan oleh ketiga temannya. Mereka mempunyai strategi untuk mengatasi hal ini. Dan mereka rasa, semua ini akan sangat melelahkan dan menghabiskan waktu mereka.

***

Nessa berjalan cepat menuju toilet. Ia segera masuk ke salah satu bilik kamar mandi. Baru saja ia masuk, ia mendengar sebuah percakapan.

"Sasa, elo tenang aja. Gue bakal bantu lo sampai Karin sama Elfan pisah. Gue gak bakal berhenti bantu lo pokoknya. Gue jauh-jauh kesini cuma buat bantu lo, gue bakal usahain apapun supaya Elfan sama Karin pisah."

"Thanks Ika. Gue sayang banget sama lo. Gue juga ngehubungin elo karena gue gak bisa ngatasi ini sendiri. Sebelumnya gue udah nyoba buat misahin mereka, tapi tetap aja gak bisa,"

"Tenang aja kalo ada gue, pasti bakal berhasil. Jadi jangan risau, kita bakal pisahin mereka sampai gak bisa kembali bersatu lagi. Kalo mau pisahin orang jangan setengah-setengah, tapi sekalian aja."

"Ah, pokoknya you are the best lah. Apapun yang lo butuh dan lo pengen bilang aja sama gue."

Setelah itu ia tak mendengar lagi suara orang mengobrol. Nessa yang awalnya ingin buang air kecil mendadak membatalkan aksinya. Saking fokus mendengarkan obrolan dua orang tak di kenal. Namun, dari salah satu suaranya, Nessa merasa familiar. Ia merasa sangat kenal dengan suara tersebut. Nessa buru-buru keluar dari toilet dan pergi menuju kelasnya.

***

Elfan meletakkan handphonenya di atas rerumputan hijau di tepi danau. Ia menatap danau besar yang bening di depannya. Elfan masih mengingat bagaimana ekspresi Karin saat ia dengan tak sengaja menyikut bibir Karin hingga berdarah.

Elfan mengacak rambutnya karena pening melanda. Ia pusing sekali karena Karin yang marah dan tak mau pulang ke apartemen. Ia merasa bersalah pada Karin. Sangat, sangat merasa bersalah.

"I love you but I hurt you,"

****

Wassup!! Hehe.... Gimana kabar kalian kawan-kawan. Aku harap kalian selalu sehat sentosa bahagia dan dilimpahkan banyak rezeki biar gak sedih hehe....

Okay, sampai jumpa lagi hari Kamis!!

Kenzalert12

Senin, 21 Desember 2020

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang